Hindari Gus Arshya!!!
Terpanggang jelas di cermin kamarnya, ketiga sahabat nya yang melihat bacaan itu terheran-heran. Ada apa dengan Gus Arshya?
Nafiya juga tak bisa menjelaskan kalo dia bertemu Gus Arshya saat peran utama protagonis sudah ada itu pertanda awal mulanya kematian Nafiya datang.
"Lo kenapa sih? Kenapa harus hindarin Gus Arshya?. " pertanyaan ini sudah ketiga puluh delapan kalinya keluar dari mulut Ella dan rara
Nafiya memijit pangkal hidungnya ia juga tak bisa menjelaskannya. "Ya karna gue gak mau di hukum lagi cukup yang nyikat toilet masjid aja jangan yang lainnya. Si agus ngeselin tuh kalo ngasih hukuman gak main-main. " jawab Nafiya seadanya
Memang benar itu juga salah satu alasan nya. Nafiya tak mau lagi di hukum oleh si agus ngeselin itu. Setelah menerima hukuman dari si agus Nafiya langsung sakit pinggang.
"Oh iya kalian udah ngerjain soal fisika? " tanya Nafiya heran pasalnya ketiga sahabat nya ini santai saja padahal hati ini harus mengumpulkan tugas.
Ella dan Rara langsung membulat kan matanya. Beda halnya dengan kia, Nafiya percaya kalo sudah mengerjakan terlihat ia tetap santai.
"Kia lo udah ngerjain? " tanya Ella penasaran
"Belum." jawab kia santai
Nafiya menganga sempurna, ia kira kia santai karna sudah mengerjakan ternyata belum. Nafiya langsung mengatupkan kembali mulutnya seraya menggeleng kecil. Ternyata kebiasaan ketiga sahabatnya sama saja dengan Vanila.
Nafiya mengeluarkan buku tugasnya dari dalam tas dan menyerahkan nya pada ketiga sahabat nya.
"Apa nih? Lo nyuruh kita kerjain tugas lo? Kita juga belum ngerjain loh. " cerca Ella
Nafiya menghela napas, memukul bahu Ella pelan. "Gue udah ngerjain salin cepet sebelum gurunya dateng. "
"Hah? Lo udah? Kok bisa?. " tanya Ella beruntun
"Gak usah banyak tanya El saling cepet! "
Ella langsung menganggukkan kepalanya cepat dan langsung menyalin tugas fisika.
Di tengah-tengah kesibukan penyalinan tugas ketiga sahabatnya dan Nafiya yang santai melihat nya sembari meminum susu.
"Assalamu'alaikum, Permisi ada yang namanya Nafiya?" seorang santri putri kelas sebelah
"Fi nama lo tuh. " ucap kia sembari menyalin tugas
"Hah? Oh oke bentar ya gue mau kesana dulu kalo belum dateng bilang gue izin. " setelah mengucapkan itu Nafiya berdiri mengangkat tangannya
"Saya, kenapa? "
"Ukhti di panggil sama ustadz Hafiz. "
Nafiya mengangguk. "Oke makasih. "
Nafiya segera keluar dari kelas dengan senyuman mengembang, setelah setoran hapalan kemarin Nafiya merajuk pada abangnya dan tidak akan memaafkannya dengan satu hal ya itu belikan ia cemilan yang banyak.
Nafiya berjalan menelusuri koridor dengan bersenandung kecil. Tapi langkah nya terhenti saat ada dua pemuda tengah di jemur di lapangan.
Nafiya menyipitkan matanya. Loh bukannya itu yang dulu telat masuk masjid kayaknya mereka suka deh sama hukuman. Sekarang apalagi yang mereka buat. Bayinya Nafiya
"Uusssttt..... Uuusssttt.... "
Kedua santri putra itu langsung menengok ke arah Nafiya sembari memberi tatapan seolah bertanya. Kenapa manggil?
KAMU SEDANG MEMBACA
peran pengganti (End)
Acaktransmigrasi karna sebuah kecelakaan seorang gadis harus ber transmigrasi ke dalam tubuh seorang gadis antagonis yang di penuhi masalah yang mengancam keharmonisan keluarga nya. Membuat nya bertekad untuk merubah semua alur cerita nya. Perlahan cer...