Nafiya menatap dirinya di pantulan cermin di kamarnya. "Nafiya lo cantik banget kalo gue cowo gua bakal pacarin lo dan gak akan sia-sia ini lo. " monolog Nafiya pada dirinya sendiri
Nafiya terdiam sejenak, apa harus sekarang ia berbicara jujur pada papahnya tentang ia yang berpacaran dengan Galen. Tapi di satu sisi Nafiya takut jika setelah jujur nanti Nafiya akan di seret ke pondok yang jauh dari keluarga nya ini dan berakhir naas.
Nafiya berdecak pelan meyakinkan dirinya akan keputusan yang sudah di tetap kan, "gue harus jujur sama papah soal hubungan gue sama Galen jangan sampe papah tau dari orang lain bisa-bisa gue diseret ke pondok lagi. "
Nafiya berjalan ke ruang makan sembari meyakini dirinya supaya bisa jujur pada papahnya.
Nafiya menatap meja makan yang sudah ada keluarga nya kecuali Aisyah. Entahlah anak itu kemana Nafiya tak ambil pusing ia segera ke arah tempat duduk yang biasanya ia duduki.
"Morning mah, pah, bang. " ucap Nafiya sembari mengecup pipi mamah, papah, dan abangnya.
Adzriel berdehem, ia sedikit kesal pada adeknya tidak di menganggapnya disini.
Nafiya langsung duduk manis di bangkunya tanpa perduli dengan deheman Adzriel.
"Pah.. " panggil Nafiya pelan
Ibra melihat ke arah anak bungsu nya "iya sayang ada apa? " tanya Ibra
Nafiya meneguk ludahnya dengan susah payah. "Aku mau ngomong jujur sama papah, tapi papah harus janji sama Nafiya gak boleh marah. "
Ibra mengerutkan keningnya bingung "emang kamu mau jujur soal apa nak? "
Batin Nafiya sedang berdebat antara memberitahu atau tidak. Nafiya sudah berkeringat dingin ia benar-benar takut papahnya akan murka padanya.
Lagian nih si Nafiya napa harus pacaran sih kan bingung gue jadinya harus ngapain. Batin Nafiya
"Sebelum nya Nafiya minta maaf karna udah bikin papah kecewa. "
Ibra menghentikan aktivitas makannya, menaruh sendok di piringnya menatap Nafiya dengan serius. Nafiya yang di tatap seperti itu semakin gugup, "i- itu pah Nafiya minta maaf soalnya Nafiya udah bohongin papah..." Nafiya menatap Ibra takut "Sebenarnya Nafiya kemarin pacaran sama Galen, " cicit Nafiya
Ibra tak langsung menjawab ucapan putrinya itu ia masih menunggu penjelasan putrinya.
"Tapi sekarang hubungan Nafiya sama Galen udah berakhir, Nafiya baru sadar kalo hubungan itu gak bener pah Nafiya minta maaf pah. " lirih Nafiya sembari menundukkan kepalanya takut melihat ekspresi papahnya yang sedang marah.
Ibra menghela napas panjang sebenarnya ia marah pada putrinya yang sudah menyembunyikan hubungannya dengan pria, ia merasa bersalah karna takut putrinya kurang kasih sayang darinya hingga ia mencari nya dari pria lain. Namun ia benar-benar kagum pada Nafiya yang berani berkata jujur dan mengakui kesalahannya.
Ibra mengangkat tangannya Nafiya yang melihat itu semakin menundukkan kepalanya merapat kan kedua matanya.
Nafiya mengira ia akan di tampar namun ia salah yang ia rasakan hanya elusan lembut di kepalanya, Nafiya membuka matanya perlahan menatap papahnya dengan heran. "Papah gak marah? " tanya Nafiya pelan
Ibra tersenyum lembut "papah sebenernya marah sama kamu karna sudah melanggar aturan papah, tapi papah senang karna kamu mau jujur sama papah dan berani mengakui kesalahan kamu ada dimana. " jelas Ibra
Nafiya yang mendengar penjelasan papahnya merasa tersentuh seandainya ayahnya masih ada mungkin ayahnya akan melakukan hal yang sama. Nafiya bangun dari duduknya menghambur pada pelukan papahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
peran pengganti (End)
Aléatoiretransmigrasi karna sebuah kecelakaan seorang gadis harus ber transmigrasi ke dalam tubuh seorang gadis antagonis yang di penuhi masalah yang mengancam keharmonisan keluarga nya. Membuat nya bertekad untuk merubah semua alur cerita nya. Perlahan cer...