pemberontakan

5.5K 510 12
                                    

Makasih buat vote komen yang kemarin. Karna banyak yang milih no 2 jadi gus Arshya. fiks ya scoups svntn jadi gus Arshya


Happy Reading semuanya

********

Sepertinya duduk di atas pohon jambu sembari menatap langit jingga sudah menjadi rutinitas Nafiya saat ini. Seperti saat ini ia tengah termenung mencari jawaban dan jalan keluar dari masalah yang sekarang ia hadapi.

Helaan napas terdengar begitu berat, ia ber transmigrasi menetap di raga yang tak seharusnya ia tinggali. Sosok Nafiya dan Alezira memiliki banyak kesamaan namun bertolak belakang dalam sikap. Alezira yang memiliki sikap cuek, dingin dan pendendam jauh berbalik dengan Nafiya yang memiliki sikap pemarah, ceria, dan pemaaf. Alezira harus terbiasa dengan sikap seperti itu agar tak ada yang curiga terhadapnya.

Perlahan Alezira menerima nya dan terbiasa menjadi sosok Nafiya dengan sikap yang absurd nya tapi sikap pendendam nya tak bisa ia hilangkan. Itu yang membuatnya terus berusaha mencari tau dan membongkar kebusukan orang-orang di sekitarnya. Ia harus menerima kenyataan bahwa Alezira sudah mati dan saat ini sosoknya berubah menjadi Nafiya.

"Memikirkan mereka? " tanya nana yang saat ini duduk di samping Nafiya

"Tidak." ucap Nafiya datar

"Jangan berbohong fi, nana tau kamu rindu dengan keluarga kamu. Kamu juga selalu memikirkan bagaimana cara untuk membongkar semuanya. " ucap nana sembari melihat ke arah Nafiya yang hanya diam menatap langit.

" Sorry I can't forgive them, I can't let them just like . "

Nana mengangguk paham. "Gak usah minta maaf ke nana lagian saat ini kamu pemilik raga itu bukan nana lagi. Justru nana yang harusnya minta maaf sama kamu karna raga yang kamu tinggali saat ini memiliki banyak permasalahan. "

Nafiya menghela napas panjang menatap nana. "Yang memiliki masalah itu bukan lo aja, gue dan semua orang punya masalahnya masing-masing. Mungkin ini udah takdir gue buat nyelesain permasalahan ini dan meninggalkan permasalahan gue. "

"Maaf." lirih nana yang menundukkan kepalanya.

"Gapapa gue seneng kok disini. gue bisa ngerasain namanya berbaur dengan orang lain, kehidupan gue juga sekarang berwarna. "

"Tapi nana tetap harus memperingati kamu untuk hati-hati dengan orang di sekitarmu fi. Nana takut sesuatu akan terjadi. "

Nafiya tersenyum. "Gue selalu hati-hati, karna pasti akan ada saatnya seseorang yang kita percaya malah menjadi musuh terkuat. "

"Nana harus pergi sekarang lagian kamu juga harus kembali ke asrama sebelum bel masjid berbunyi. "

Nafiya mengangguk "iya, sampai jumpa lagi. " ucap Nafiya saat melihat nana yang perlahan menghilang di hadapannya sembari mengangguk dan tersenyum manis.

Nafiya menghela napas panjang dan segera turun dari pohon jambu dengan lihai. Setelahnya Nafiya langsung pergi ke asrama putri untuk bersiap-siap shalat maghrib.

********

Setiap langkah Aisyah mendengar ejekan dan hinaan dari santriwati yang berlalu lalang membuat nya geram dan muak.

"Harusnya sih udah di keluar in dari pondok. muka aja alim tapi kelakuan kayak wanita penghibur. "

"Denger-denger juga dia numpang hidup di rumahnya Nafiya. "

"Ah iya. Gak malu apa udah sering banget nuduh Nafiya eh tapi jadi benalu di keluarga nya. "

"Nafiya aja gak terlalu akrab sama kakak keduanya ini yang bukan siapa-siapa nya malah manja-manja. Gak tahu malu. "

peran pengganti (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang