❊ Happy Reading ❊
"Abi gak setuju Arshya meminang Nafiya! " ucap pak kyai dengan tegas
"Kenapa? Niat anak kita baik, meminang Nafiya. " ucap bu nyai
"Iya memang anak kita berniat baik meminang Nafiya, tapi abi tetap tidak setuju Arshya meminang nya. Sebelum ia mampu menghargai wanita. "
"Abi Arshya selalu menghargai wanita manapun dia tidak pernah merendahkan wanita manapun, Arshya selalu menundukkan pandangan nya pada wanita, dia yang selalu menjaga jarak dengan wanita, menghormati wanita, bagaimana bisa abi mengatakan seperti itu pada Arshya? " ucap bu nyai lirih
"Tapi sekarang dia tak seperti itu umi, dia mampu meninggikan suara pada wanita, dia yang tanpa ragu menatap wanita, bahkan dengan alasan hukuman dia menghilangkan jarak diantara dia dan wanita, abi tak bisa membayangkan nanti dia meninggikan suaranya pada istrinya, mengakat tangan ke arah istrinya. "
"Itu gak mungkin terjadi, Arshya gak mungkin seperti itu pada Nafiya istrinya nanti abi. Umi percaya sama Arshya. "
"Umi dengarkan abi, Arshya menghukum Nafiya di tengah lapangan dengan alasan Nafiya tidak mendengarkan penjelasan nya. Nafiya berdiri di lapangan sampai ia terjatuh bahkan mimisan. Abi tau Arshya disiplin dan tegas dalam urusan apapun, tapi harusnya dia melihat kondisi seseorang dan mendengar penjelasan nya lebih dulu. Abi tidak bisa menyetujui keinginannya sedangkan ia saja sudah memberi luka. Kalo memang mereka memang di takdirkan bersama Allah lah yang akan mengaturnya, dan abi akan menerimanya. "
"Arshya benar-benar mencintai Nafiya abi dia gak mungkin seperti itu pada Nafiya, "
"Tapi kenyataan nya Arshya berbuat seperti itu pada Nafiya, "
Bu nyai menatap sendu pak kyai "abi-"
"Sudahlah umi, lagi pula Arshya sudah setuju dengan perjodohan itu, abah sudah bahagia dengan kabar itu. Kita gak bisa berbuat apa-apa, perjodohan itu harus di laksanakan ini kesepakatan abah dan sahabatnya sejak dulu. " potong pak kyai
"Kemarin Arshya belum tahu tentang Nafiya dan Hafiz, Dan gegabah mengambil keputusan. "
"Mungkin memang bukan takdir Arshya meminang Nafiya, " ucap pak kyai, "udah yah abi mau ke masjid dulu kita lanjut nanti saja. Assalamu'alaikum. " ucap pak kyai
Bu nyai mengangguk pelan menyalim tangan suaminya. " wa'alaikumsalam, Hati-hati bi. "
**********
Arshya menatap langit-langit kamarnya kosong, pikiran nya masih di selimuti perasaan bersalah pada Nafiya, meski ia sudah meminta maaf sekalipun.
Ia menyakiti hati orang ia cinta hanya karna sebuah kedisiplinan. Harusnya Arshya menanyakan dan mendengar penjelasan nya lebih dulu. Bukannya langsung menghukum nya seperti itu, terlebih Arshya sudah menuduhnya tidur di dalam kelas.
Gus Arshya menghela napas panjang, bangun dari tidurnya dan duduk di sisi ranjang. Ia melihat jam dinding sudah menunjukkan pukul tiga sebentar lagi shalat ashar.
Gus Arshya bersiap-siap, setelah selesai ia kekamar abinya berniat berangkat bersama dengan abinya. Tapi saat di depan pintu kamar Arshya mendengar percakapan umi dan abinya. Percakapan yang membuat nya semakin merasa bersalah pada Nafiya.
KAMU SEDANG MEMBACA
peran pengganti (End)
Randomtransmigrasi karna sebuah kecelakaan seorang gadis harus ber transmigrasi ke dalam tubuh seorang gadis antagonis yang di penuhi masalah yang mengancam keharmonisan keluarga nya. Membuat nya bertekad untuk merubah semua alur cerita nya. Perlahan cer...