Kia menyelusuri lorong hotel dengan tergesa-gesa sedangkan Rara masih di repseonis meminta bantuan pada petugas hotel untuk meminta kunci cadangan meskipun ia tau itu akan sia-sia karna Kia pasti akan mendobraknya. Rara hanya Jaga-jaga saja takutnya pintu yang di gunakan kualitas bagus.
Kia berdiri tepat di kamar 658 tepat dengan tanda pelacak yang berhenti disini. Tanpa basa-basi Kia menendang pintu kamar hotel dengan kuat sampai pintu terbuka lebar dan engsel pintunya rusak, Kia masuk kedalam kamar dengan aura yang mengerikan. Terlebih saat melihat Nafiya terbaring lemah dengan keadaan yang sangat kacau, hijab yang sudah lepas keadaan yang sangat mengenaskan. Dengan laki-laki yang ikut terbaring di sampingnya tanpa busana.
Kia menatap laki-laki itu dengan nyalang, tangannya mengepal kuat dengan gigi yang bergemelatuk. Kia menghampiri laki-laki itu menjambak rambutnya hingga ia terbangun meringis kesakitan.
Kia menyeret laki-laki itu hingga bangun dari tidurnya dan menjatuhkan nya di lantai tanpa basa-basi kia menendang perutnya dengan kuat sampai ia mengaduh kesakitan.
Kia berjongkok di hadapan laki-laki itu menjambak rambutnya dengan kuat hingga mendongak menatap Kia.
"Beraninya lo nyentuh kesayangan gue! " ucap Kia dengan nada yang mengerikan.
Bugh!
Bugh!
Bugh!
Kia memukul, menendang, bahkan menginjak perut laki-laki di hadapan nya tanpa ampun hingga darah keluar dari hidung dan mulut laki-laki itu.
Kia kembali menjambak rambutnya dan menyeretnya ke dalam kamar mandi. Mengisi air di wastafel hingga penuh, Kia berdecih kecil saat melihat laki-laki yang terus batuk mengeluarkan darah.
Dan tanpa rasa iba Kia menenggelamkan wajah laki-laki itu kedalam wastafel beberapa kali meski memberontak Kia tetap menenggelamkan wajahnya dengan mudah. Serasa puas Kia membenturkan kepalanya pada ujung wastafel hingga kepalanya berdarah.
Kia keluar dari kamar mandi, menghampiri Nafiya dengan sendu. Perlahan Kia berjongkok di hadapan Nafiya menggenggam tangan mungil Nafiya.
"Nafiya, ini gue Kia. Gue harap lo bertahan untuk kita semuanya. " gumamnya pelan setelahnya Kia mengangkat tubuh lemah Nafiya dan membawanya keluar dari hotel.
Baru saja Rara keluar dari lift bersama Hafiz. Mereka di buat terkejut dengan kedatangan Kia yang menggendong Nafiya.
"Kia, Nafiya? " ucap Rara panik, Kia menatap nyalang Rara masuk kedalam lift tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
"Biar saya yang bawa Nafiya. " ucap Hafiz. Kia tetap diam menggendong Nafiya tanpa menggubris ucapan Hafiz.
Beberapa menit pintu lift terbuka Kia langsung melangkah keluar meninggalkan Rara dan Hafiz.
Memberhentikan taksi di hadapan nya, masuk begitu saja pergi meninggalkan Rara yang terus memanggil namanya dan Hafiz yang terus menerus mengetuk pintu mobil.
"Em. Bang Hafiztenang dulu aja yah, Kia emang gitu kalo soal Nafiya. Mending sekarang kita ikutin aja. " usul Rara menenangkan Hafiz
Hafiz mengangguk lemah langsung berlari ke arah mobilnya disusul Rara di belakang nya.
"Kita ke rumah sakit terdekat bang. Mungkin Nafiya di bawa kesana. " ucap Rara yang di angguki Hafiz.
******
Gus Arshya sampai di hotel sesuai dengan lokasi yang di berikan Rara. Gus Arshya berjalan cepat ke arah lift tanpa bertanya pada repseionis terlebih dahulu. Karna Rara sudah mengirimkan kamar nomor berapa.
KAMU SEDANG MEMBACA
peran pengganti (End)
Randomtransmigrasi karna sebuah kecelakaan seorang gadis harus ber transmigrasi ke dalam tubuh seorang gadis antagonis yang di penuhi masalah yang mengancam keharmonisan keluarga nya. Membuat nya bertekad untuk merubah semua alur cerita nya. Perlahan cer...