Nafiya sedang berjalan sendirian di koridor belakang Asrama. Ia melihat Aisyah tengah menangis dengan keadaan yang bisa di bilang mengenaskan, ada beberapa senior yang hanya tertawa dan tersenyum puas.
Nafiya menatap heran bukannya itu yang membela Aisyah di kantin waktu itu? Aisyah berjalan ke arah mereka dengan pelan hanya sekedar memastikan saja.
"Cewe murahan beraninya kamu goda semua ustadz di pondok sini, "
"Kami menyesal sudah membela kamu saat itu. "
"Ampun kak aisyah gak bermaksud, "
"Gak bermaksud apa? Kita liat sendiri kejadiannya seperti apa harusnya kamu sudah di keluar kan dari pondok ini. "
"Seharusnya kamu di bawa ke rumah sakit jiwa, kamu gila. "
"Enggak aku gak gila. "
"Lantas pantas kamu membuka hijabmu di depan yang bukan mahram mu? Pantas kamu membuka aurat mu? Untung nya ustadz awan tak langsung mengeluarkan kamu di pondok pesantren. "
"Dan untung nya kami tidak melaporkan kamu ke ustadzah. "
Nafiya tertegun dengan obrolan mereka, jadi ni anak ular udah berani ke ustadz? Nafiya harus segera membongkar semua kebusukannya. Agar tak ada lagi masalah yang anak ular itu lakukan.
Salah satu dari mereka menyadari kehadiran Nafiya. Berjalan ke arah Nafiya. Nafiya uang melihat itu hanya diam tanpa reaksi apapun.
"Nafiya." panggil santi
"Hm."
"Maaf untuk yang di kantin. "
"Udah gue maafin, sebelum ada kata maaf yang lo ucapin lagian gue udah ngelupain kejadian itu. "
"Makasih Nafiya, sekali lagi maaf. "
Nafiya menganggukkan kepalanya tanpa berniat menjawab.
Kedua senior itu pergi dari sana meninggalkan Nafiya dan Aisyah berdua di koridor.
Niat Awalnya Nafiya ingin mengembalikan ponsel Hafiz tapi tak menyangka akan ada kejadian ini.
Nafiya menatap datar ke arah Aisyah tak berniat membantu Aisyah untuk berdiri.
"Nafiya kamu gak akan bully aku? "
Nafiya masih diam tak merespon Aisyah, dia hanya menyilangkan kedua tangannya di atas dada.
"Nafiya kamu gak akan bully aku? " tanya Aisyah lagi
"Gue heran sama lo, mau banget gue bully. Ah gue tau ini kan cara lo buat ngedapetin belas kasih dari keluarga gue. "
Nafiya menundukkan kepalanya, namun ia mengukir senyuman tipis di bibir nya.
"Gak usah ditutup lagi, emang lo gak cape pake topeng terus, Aisyah? "
Aisyah menegakan kepalanya menatap Nafiya dengan tatapan marah wajahnya merah padam.
"Jadi lo udah tau? Bagus deh kalo gitu gue juga muak harus berpura-pura baik di depan lo si wanita murahan, kasian yah kamu gak dapet kasih sayang Adzriel dan Galen lebih memilih gue di banding lo pacarnya. "
Ucap Aisyah dengan nada yang seperti kasian tapi nyatanya ia sedang mengejek Nafiya.Nafiya tersenyum kecil tapi tatapannya masih sama tajam dan dingin. "Oh." jawab Nafiya datar. Aisyah tercengang dengan jawaban Nafiya biasanya dia akan langsung marah dan membully Aisyah tapi sekarang ia hanya diam. Dan malah Aisyah yang jengkel.
"Harusnya sih gue yang bilang kasian sama lo, udah idupnya numpang di rumah orang yang gak di kenal pake identitas orang pula, identitas asli nya harus di rahasiakan. Oh jangan lupa kalo lo gak pernah di anggap di keluarga besar Taylor karna keluarga besar Taylor hanya menganggap dua cucu perempuan yaitu gue dan Aisyah aquila bukan Salsa aquila. "Ucap Nafiya Memanyunkan bibir seolah kasian terhadap Aisyah lalu ia menyeringai menatap Aisyah yang mematung karna saking terkejutnya.
Nafiya sudah tau semuanya saat ia kabur dari pondok waktu itu hanya saja Aisyah tak menyadari nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
peran pengganti (End)
Acaktransmigrasi karna sebuah kecelakaan seorang gadis harus ber transmigrasi ke dalam tubuh seorang gadis antagonis yang di penuhi masalah yang mengancam keharmonisan keluarga nya. Membuat nya bertekad untuk merubah semua alur cerita nya. Perlahan cer...