Fight 4

60.3K 2.9K 7
                                    

"Selamat pagi Bu."

"Selamat pagi Nona Starla."

Sambutan hangat dari beberapa karyawan di kantor menyapa kedatangan Starla. Ia sengaja ke kantor. Menemui suami tercinta.

Hah! Di depan publik mungkin terdengar seperti itu. Kenyataannya Starla hanya ingin memastikan sesuatu.

Kecurigaan Starla semakin menjadi setelah mengecek blackcard pribadi. Biasanya dalam sebulan akan ada pemasukan rutin mengingat Starla masih memiliki 10% saham di FG Group. Tapi, selama enam bulan ini nihil.

Sebelumnya Starla pun tidak mencurigainya karena ia jarang mengecek ATM itu. Pasti ini ada hubungannya dengan hak kepemilikan.

Jika dugaannya benar. Hak kepemilikan itu sudah direnggut orang serakah tidak bertanggung jawab.

Starla pun ingin menemui kuasa hukum FG Group. Perusahaan yang dulu diketuai oleh Papanya.

Namun, sepertinya Starla harus melewati beberapa rintangan seperti tidak sengaja bertemu si penjilat macam Alaria.

"Starlaaa!" pekik wanita itu sembari berlari dari jauh seperti anak kecil.

Hap!

Alarie sukses memeluk Starla. Dengan wajah cerianya itu ia mampu menipu siapa pun.

"Aku dengar dari karyawan lain kamu kemari. Kenapa tidak menghubungiku dulu?" dengus Alarie. Wajahnya cemberut kesal.

"Maaf..., aku tidak ingin mengganggu pekerjaanmu." saut Starla.

Bagaimana pun Alarie dipekerjakan di sini berkat kemurahan hati Starla. Sekarang Starla baru sadar. Ia merawat tumbuhan paku di perusahannya.

"Huh! Kamu itu selalu aja. Memangnya aku pernah terganggu dengan kedatanganmu? Justru aku khawatir..., semenjak kamu menikah. Aku takut kita tidak bisa menghabiskan waktu bersama lagi."

"Uh! Aku benci Daniel. Rasanya aku ingin memusnahkan orang yang sudah merenggut Starla dari ku." ucap Alarie bersungut.

Lihatlah topeng itu? Bukankah terlalu sempurna mengalahi artis papan atas? Wah! Jika ada penghargaan bagi pendusta. Mungkin Alarie jadi pemenangnya.

"Kamu yakin ingin memusnahkan Daniel?" tanya Starla menguji.

"Iya! Dia seperti parasit yang merebut posisi ku."

Starla terkekeh, dia mengolok perannya sendiri.

"Jika Daniel menghilang. Bukankah ada hati yang terluka?" mata Starla menyorot tajam. Kemudian terkekeh kembali, "tenanglah, Daniel sangat menyayangi ku. Aku minta apapun pasti akan ia turuti. Kalau hanya keluar untuk menemanimu hangout. Ia tidak akan keberatan selama tidak membahayakan ku."

Sekilas senyum Alarie mereda. Wajah ceria itu tampak mendung beberapa detik.

"Oh ya, kamu ada perlu apa kemari?"

"Aku hanya ingin menemui suami ku. Dia pasti sangat lelah karena semalam harus tidur larut." goda Starla.

Tidak dapat dibohongi bahwa sekarang hatinya sedang dipenuhi kemenangan. Melihat Alarie mengontrol topengnya itu adalah kepuasan tersendiri.

"Kalau gitu aku ke atas dulu ya. Selamat bekerja Alarie. See you next." Akhiri Starla. Seulas senyum menghiasi wajah itu saat memasuki lift. Baru kali ini ia merasa puas menggoda seseorang.

Kerumunan orang menuju suatu tempat. Ia mencegah salah satu untuk bertanya.

"Kalian akan kemana?" tanya Starla to the point.

"Ah..., Nona Starla, maaf tidak sadar kedatangan nona." Garuk karyawan itu pada tengkuk belakangnya, "kami akan rapat internal di meeting room."

"Oh, I see. Thanks. Sukses selalu." karyawan itu melanjutkan langkahnya.

Lipstik Merah Starla (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang