Fight 70

28.5K 1.9K 36
                                    

"Adam, kamu yakin aku tidak perlu datang? Bukankah seharusnya polisi memintai keterangan ku sebagai korban?"

"Tidak perlu Queen, aku dan Theo sudah mengurus semuanya. Sudah di pastikan pengemis itu menghabiskan sisa hidupnya di penjara!"

Segelas coklat panas Starla raih. Ia menyesapnya pelan. Pikirannya tak di tempat. Memikirkan banyak hal. Jujur saja Starla merasa ada yang aneh. Adam seperti menyembunyikan sesuatu. Adam terus menyuruh Starla tetap di apartemen dan istirahat.

Bagi seorang Starla yang biasa mengurus semuanya sendiri. Tentu saja hal itu menimbulkan pertanyaan besar. Kecurigaan lain pun tumbuh.

Di tambah lagi tingkah posesif Adam. Ya! Beberapa hari sejak kejadian itu sampai hari di mana Daniel didakwa bersalah. Adam terus mengunjungi Starla. Bahkan beberapa kali menginap.

Saat itu Starla sudah memperingati perihal citra baiknya yang akan tercoreng. Apalahi status Starla adalah janda yang baru saja menyelesaikan perceraian. Di tambah kejadian waktu itu. Yang jelas nama Adamson ikut terbawa menjadi buah bibir mereka. Dibanding memikirkannta justru Adam tak peduli dan berujar 'keselamatan mu adalah priorutas ku.'

Mau dipikirkan berapa kali pun ini bukan gaya Starla. Memang Starla senang dengan perhatian kecil Adam. Tapi jika seperti ini terus Adam akan memperlakukannya seperti wanita yang hidup dalam sangkar.

Tidak boleh!

Starla adalah wanita bebas. Toh, ia juga korban penyerangan Daniel waktu itu. Walaupun pengadilan sudah dinyatakan selesai dan Daniel dijatuhi hukuman. Setidaknya Starla ingin menyampaikan beberapa kalimat perpisahan untuk Daniel.

"Adam, aku ingin bertemu Daniel."

Tangan Adam berhenti dari aktivitasnya mengetik. Ia menatap Starla dengan wajah tercengang.

Oh ayolah! Pasti Adam memikirkan kemungkinan aneh. Entah kenapa dia sangat khawatir Starla menemui Daniel. Mungkin dia pikir masih tersisa kepedulian Starla terhadap orang itu. Padahal sama sekali rasa itu sudah hancur lebur sejak pengkhianatan mereka.

"Queen, tidak bisakah kamu tetap di sini? Orang itu sudah berakhir. Buat apa menemui--"

"Adam! Kamu tahu salah satu alasan kenapa aku membenci Daniel?"

"....."

Adam bungkam. Pelipisnya dihujani peluh. Sudah biasa Starla menyela ucapan Adam. Tapi kali ini auranya berbeda!

"Dia mengekang ku. Dia jadikan aku seperti burung dalam sangkar."

DEG!

Ah sial! Adam sudah melewati batas lagi. Bukan hanya Starla yang mengalami trauma. Perlahan Adam pun digerogoti rasa tidak nyaman saat meninggalkan Starla. Ya, semua itu berkat kejadian tempo lalu. Rasa was-was menghantuinya. Walau Daniel sudah dalam jeruji besi pun tak menyurutkan kewaspadaan Adam.

"Ba-baiklah. Aku akan mengantar mu," final Adam pada akhirnya.

Sang surya membumbung tinggi di atas sana. Mengeluarkan terik yang membuat dahaga siapa pun yang merasakannya. Terpantau Starla mengkibas-kibaskan tangannya ke wajah saat menunggu perizinan bertemu tatap dengan Daniel.

Entah hanya perasaan Starla saja atau bukan. Proses perizininan ini sangat lambat. Tidak seperti biasanya. Ia melirik singkat ke Adam di sampingnya. Mungkinkah dia dalang dari semua kelalaian ini?

Hampir saja Starla menanyakan apa yang sedang dicurigainya. Seorang polisi mengalihkan atensi Starla. Ia mempersilahkan mereka menjenguk Daniel.

Baju orange khas tahanan memenuhi pandangan Starla ketika berhadapan dengan Daniel di balik kaca pembatas. Berbeda dengan Starla yang memasag wajah datar. Adam justru menautkan kedua alisnya seraya melayangkan tatapan tajam.

Lipstik Merah Starla (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang