Fight 71

31.7K 2.1K 47
                                    

Indra pendengaran Adam menajam seiring interaksi dua manusia di balik dinding itu tengah melangsungkan percakapan. Adam mengakui, tindakan ini benar-benar melanggar prinsip hidupnya. Menguping pembicaraan orang dengan sengaja adalah hal yang tidak pernah Adam perkirakan akan terjadi.

Lalu dengan entengnya ia melanggar prinsip itu demi seorang wanita. Ah, rupanya sumpah serapah yang selalu Theo layangkan ketika dirinya jengkel benar terjadi. Ya, kadang Adam mendengar anak itu menyumpahi jikalau suatu saat Adam akan bertemu dengan wanita yang tidak mudah dimiliki. Sekarang Adam menerima jawaban dari sumpah itu.

Bertemu Starla adalah kebahagiaan teriring benci. Hatinya selalu berdegub kencang. Melihat siluet Starla saja mampu mengembangkan seulas senyum. Membangkitkan keinginan untuk memiliki gadis itu. Tapi sayang, keinginan meluap-luap yan seakan tidak bisa terbendung lagi itu tak bisa segera teratasi.

Ya! karena gadis itu adalah Starla. Sosok yang sejak kecil selalu Adam kagumi. Satu-satunya hal yang tidak bisa Adam miliki walau sudah berusaha semaksimal mungkin. Itu sebabnya Adam sempat menyerah. Bermain dengan banyak wanita dan berharap melupakan gambaran Starla. Namun nihil! Getaran itu kembali saat Adam baru saja menapaki tanah Indonesia.

"Starla.... Aku tidak akan membuat mu menumpahkan air mata lagi," gumam Adam. Ia kembali mendengarkan pembicaraan Starla dan Daniel. sampai tiba di mana Daniel membahas perihal Papa Starla. Adam langsung tersentak. Ia langkahkan kakinya buru-buru seraya mengambil ancang-ancang menutupi telinga Starla dengan kedua tangannya.

Starla tidak boleh mendengar kenyataan itu dari mulut orang lain! Karena Adam akan mengakuinya sendiri.

"Adam!" pekik Starla. Wajahnya tampak kesal. Sorotnya dipenuhi banyak pertanyaan.

"Starla waktu kunjungan sudah selesai," ujarnya mengalihkan.

"Tidak! Aku masih ingin bicara dengannya."

"Pak, tolong beri waktu sedikit lagi," ujar Starla pada polisi yang akan membawa Daniel.

Sayangnya hal itu langsung dicegah Adam. ia memasang kode supaya polisi itu segera membawa Daniel masuk.

"Starla, kita tidak bisa melanggar aturan."

"Tapi, dia-"

"Ssst. Ada sesuatu yang ingin aku tunjukkan."

Atensi Starla beralih. Pandangan mata mereka bertemu. Bukan raut selengekkan yang biasa Starla lihat. Di balik ucapan Adam, Starla yakin ada hal krusial. Itu sebabnya Starla menyampingkan ucapan Daniel yang membuatnya penasaran setengah mati.

"Baiklah," ucap Starla final.

Mereka pergi dengan mobil yang dikendarai Adam. memecah kemacetan dengan saling diam. Tak dapat dipungkiri kekesalan masih menjamah hati Starla. Jika saja Adam tidak menutup telinganya maka Starla bisa mendengar dengan jelas apa yang akan disampaiakan Daniel. lagi pula, kalau seperti ini Starla semakin curiga dengan Adam.

Kemacetan ibu kota membuat Starla jenuh. Entah kemana Adam akan membawanya. Yang jelas ini sudah setengah jam sejak ia pergi dari lapas.

"Sebenarnya kemana kamu akan membawa ku?" tanya Starla. Persetan dengan kesal. Rasa penasaran Starla melebihi hati dan pikirannya.

"Ke suatu tempat," jawab Adam sekenanya.

Apa-apaan ini? Starla tidak pernah melihat Adam bicara to the point. Ah sial! ini semakin membuat Starla penasaran.

"Beritahu aku cluenya. Kamu membuat ku semakin penasaran dengan ekspresi serius mu."

"Hehe, jadi dari tadi Queen khawatir tentang itu?"

Lipstik Merah Starla (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang