Fight 55

27.6K 1.9K 23
                                    

Beberapa bahan dikeluarkan dari kulkas tiga pintu. Starla cukup terkejut dengan banyaknya makanan siap saji. Tidak ada hijau-hijauan sama sekali. Untung saja Starla menemukan jagung dan jamur. Ia menggunakan bahan itu untuk membuat bubur.

Sibuk dengan alat-alat dapur. Di samping Starla, tepatnya di telinga, Adam berbisik. "Queen mau masak apa?"

"Astaga!" pekik Starla. Tanpa sengaja Adam menyebabkan Starla memotong tangannya sendiri hingga darah merembas keluar di ujung jari manisnya.

"Ugh!" desis Starla.

"Queen!" Ia mensahut jemari Starla panik. "Maaf...." ratapnya merasa bersalah.

"Makanya, lain kali jangan mengangetkan!" dengus Starla. Sedang Adam masih memantau darah yang keluar tanpa berkedip. Tercetak jelas raut khawatir di sana.

"Sudahlah, ini hanya luka kecil," sahut Starla. Adam masih sakit, ia tidak ingin membuat laki-laki ini merasa bersalah di kondisi seperti ini. Itu lah sebabnya Starla menarik tangannya dengan harapan perhatian Adam teralihkan. Namun, harapan itu sia-sia.

Adam semakin menarik dekat jemari Starla. Mendekat ke arah bibir. Hingga akhirnya Starla dibuat terbelalak dengan jari manisnya yang sudah di dalam rongga mulut Adam.

"Umh...." desah Starla tanpa sadar ketika jari manisnya terasa dihisap.

"Sakit?" tanya Adam.

"Humm...." balas Starla asal. Pikirannya sudah melalang buana kesana kemari. Ia tidak bisa berpikir rasional lagi.

Adam tersenyum simpul. "Sekarang tidak akan sakit lagi."

Ia mengulum jari manis Starla untuk kedua kalinya. Kali ini dengan gairah yang sulit diartikan. Starla pun merasa ada perasaan aneh yang timbul dan menyerang daun telingaya. Perasaan panas yang entah datang dari mana. padahal ruangan ini difasilitasi AC dan suasana pun masih terlali pagi untuk matahari bersinar terik.

"A-Adam...." lirih Starla ketika Adam mengecup intens jari lainnya dan jangan lupakan tatapan penuh hasrat itu. Darah Starla ikut berdesir. Setan dalam dirinya seolah berusaha mendobrak pintu pertahanan diri Starla.

Tidak boleh begini!

Starla menarik tangannya. Adam mematung sejenak sebelum beralih dan menatap Starla seperti predator menemukan mangsa.

Kaki Starla otomatis melangkah ke belakang. Hanya satu langkah dan ia sudah terpantuk penyangga dapur. Sedang Adam terus mengikis jarak dan

PLUK!

Pundak Starla dibebani kepala Adam yang tiba-tiba mendarat.

"A-Adam?" panggil Starla. Merasa aneh dengan Adam yang tidak melakukan apapun dan diam cukup lama.

"Maaf, tapi aku tidak punya energi lagi untuk berdiri. Bisakah memapah ku ke kamar?"

Ah, dia sudah mencapai batasnya. Senyum Starla mengembang samar. Merasa gemas dengan sikap sok kuat Adam.

"Baiklah...."

Starla merangkul Adam. Memapahnya hingga kamar. Sesekali Starla mengejek Adam yang sok kuat. Tentu saja Adam merasa tersinggung namun ia tidak bisa melawan. Hanya raut kesal yang bisa ia tunjukkan. Puas sekali!

"Tunggulah, aku akan membuat sarapan. Setelah itu kamu minum obat," ujar Starla setelah membenahi posisi tidur Adam dan memasang selimut.

"Jangan lama-lama," sahut Adam manja.

"Iya, Iya. Dasar lalat berisik."

"Apa sekarang aku sedang berhalusinasi? Sebenarnya di depan ku bukan Starla tapi si marmut cerewet Shia?"

Lipstik Merah Starla (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang