Fight 64

25.7K 2.1K 93
                                    

Dekorasi elegan dengan warna biru dan putih memenuhi ballroom. Barisan meja bulat yang disusun sedemikian rupa tampak menakjubkan. Mimbar, tempat di mana seseorang akan menyampaiakan beberapa patah kata telah disediakan di depan sana.

Ya, hari ini adalah acara aniversari FG Group. Semua pemilihan dekorasi sampai makanan yang disajikan tak luput dari perencanaan Starla dan tim kreatif. Ini adalah buah dari usaha mereka.

Tamu undangan satu per satu memasuki area ballroom. Seperti biasa, Starla menggunakan hotel Horizon Ritz. Sebagai upaya FG Group dalam menyambut tamu penting. Beberapa di antaranya ada para eksekutif FG Group dan kolega. Tak luput Starla pun mengundang beberapa perwakilan karyawan dari berbagai divisi.

"Wah, dekorasi pilihan Queen memang tidak pernah gagal," ucap Adam seraya menelusuri keseluruhan ballroom. "Ballrom ini tampak hidup jika di tangan Queen."

Di sampingnya, Theo tampak memandang datar. Yah, memang dekorasi ini tampak menakjubkan. Tapi, tak jarang Theo menemukan dekorasi menakjubkan lainnya selama berpetualang bersama Adam di berbaai penjuru dunia. Dan sekali pun Adam tidak pernah memuji apalagi peduli. Baginya dekorasi tetaplah dekorasi. Apa itu unsur keindahan? Seorang Adam tidak mengerti itu. Setidaknya setelah bertemu Starla. Adam jadi pura-pura mengerti tentang seni. Walau kesannya dipaksakan.

"Tuan, aku tahu Tuan tidak mengerti tentang dekorasi. Tahu kan? Kita sama-sama zero tentang seni."

"Shut up your fucking mouth! Kamu ingin pulang jalan kaki, hah?!" bisik Adam penuh penekanan.

"Aku bisa memesan ojek online. Tidak seperti Tuan yang manja harus diantar kemana-mana dan tidak sudi menaiki mobil bekas diduduki orang lain."

"Cih! Lihat saja pulang dari sini. Aku benar-benar akan memotong gaji mu! Ah, ngomong-ngomong aku tidak melihat Starla. Di mana dia?"

"Kalau aku tahu pun aku tidak akan memberi tahu Tuan!" dengus Theo.

Adam mengernyit. Ada apa dengan sekretarisnya ini? Sepertinya dari tadi ia terus melayangkan ucapan tajam.

"Hei... apa kamu sedang PMS?" selidik Adam.

"Jangan bercanda Tuan. Aku laki-laki."

"Tapi, kamu sensitive seperti wanita PMS."

"Hah! Rasanya ingin cepat resign. Begini lah susahnya punya bos tidak peka!" gumam Theo seraya memijit pangkal hidungnya.

Fyi, alasan Theo merajuk adalah karena Adam tidak memberi istirahat sejenak pun dari kerja rodi yang diam-diam dilakukan mereka berdua untuk eksekusi rencana hari ini.

Lampu utama tiba-tiba padam. Semua orang dibuat kebingungan. Sorotnya mengarah pada mimbar di depan yang saat ini telah diisi seorang MC. Ia membuka acara aniversary ini dengan khitmat. Rowndown acara pun terlaksana dengan rapih dan sistematis. Persis seperti yang Starla buat.

"Baiklah, mari kita dengarkan sambutan dari Direktur Utama FG Group. Atas pencapaian yang memukau selama kepemimpinannya. Mari kita sambut beliau dengan tepuk tangan meriah," ucap ramah MC itu.

Suara tepuk tangan memenuhi seisi ruangan. Berbeda dari kebanyakan orang. Adam justru mendengus seraya mengacungkan jari tengahnya. Theo yang sadar seketika mensahut tangan Adam. Untung saja penerangan di kursi tamu redup. Bersamaan dengan itu meja yang disiapkan khusus untuk Adam hanya di isi mereka saja.

"Lihat pengemis itu! Bicara seolah-olah dia yang membangun FG Group dari nol!" cerca Adam tak terima.

"Sudahlah Tuan, aku tahu Tuan dongkol. Tapi bisa tidak kecilkan volume menghardiknya? Aku tidak mau diusir secara tidak hormat," bisik Theo pelan.

"Siapa yang berani mengusir Tuan Adamson ini? Mendengar nama ku saja mereka langsung mengemis dengan senyum palsu. Menjijikkan sekali! Sama seperti orang di depan sana!"

"Tu-tuan...." Ucap Theo ketar-ketir. Habisnya suara Adam cukup nyaring sampai orang-orang di sekitar menoleh. "Kalau Tuan begini terus, rencana Nona Starla akan hancur ulah Tuan sendiri. Nona pasti akan marah. Tuan mau seperti itu?"

Kerut di kening Adam seketika sirna. Ah, benar juga! Starla sudah menyiapkan hari ini dengan matang. Adam tidak boleh merusuh. Walaupun rasanya ia ingin sekali maju ke depan dan menginjak-injak orang di depan sana.

"Baiklah.... Aku akan mendengar mu untuk kali ini."

Daniel tampak dengan bangganya berbicara di atas mimbar. Semua mata tertuju padanya dengan binar kebanggaan.

"Saya tidak akan bisa sejauh ini jika bukan karena dukungan istri saya tercinta. Saya mengucapkan banyak terimakasih padanya. Dia adalah wanita hebat yang mungkin tidak akan pernah saya temui di mana pun. Memilikinya adalah salah satu keajaiban di hidup saya. Starla.... Mungkin kamu sudah mendengar ini berulang kali. Ku harap kamu tidak pernah bosan mendengarnya."

"Starla.... Aku bersyukur bisa bersanding dengan mu. Menjadi suami mu adalah hal yang tidak pernah ku bayangkan seumur hidup. Aku bukan dari keluarga hebat. Tapi kamu mau menerima ku apa adanya. Banyak orang yang membicarakan ku di belakang. Mengatakan ku hanya memanfaatkan mu saja sebagai batu loncatan. Atau perkataan kejam lainnya."

"Starla, mungkin banyak orang yang akan menjatuhkan kita. Tapi percayalah.... aku tidak pernah mencintai seorang wanita sampai segila ini. Kamu berhasil membuat ku khawatir ketika pulang telat. Tentu saja, kamu punya alasan tentang itu. Kamu wanita pertama yang berhasil membuat ku cemburu hanya karena kamu ngobrol dengan laki-laki lain."

"Hahaha, ya, aku mengakui. Aku laki-laki yang mudah cemburu. Mungkin hal itu membuat mu kurang nyaman dan merasa terkekang. Maaf, aku hanya takut kehilangan mu."

"Starla.... Apapun yang terjadi. Percayalah, cinta ku tidak pernah main-main. Sejak awal, aku tulus dengan mu."

"Starla... aku mencintai mu."

Semua orang terpana. Tercengang dengan ungkapan cinta Daniel yang begitu berani mengumbarnya di depan banyak orang. Tepukan meriah dan sorak-sorakan memenuhi seisi ruangan setelah Daniel merampunkan kalimatnya. Kemudian MC mengambil alih mic kembali setelah Daniel kembali ke posisi duduknya.

Di sisi lain, Starla berada di ruang tunggu. Ia menatap kosong dirinya di kaca. Ia mendengarnya. Semua kata-kata yang disampaikan Daniel. Andai semua ini tak terjadi. Mungkin Starla akan menjadi wanita bahagia.

Ah, sudahlah. Tak patut menyesali apa yang sudah terjadi. Starla harus merampungkan semuanya! Penderitaannya, rasa kesalnya, rasa kecewanya. Semuanya akan berakhir hari ini. Dalam satu pengakuan!

Terdengar MC memanggil nama Starla. Ya, Starla memang sengaja meminta bagian dirinya untuk memberi kalimat sambutan. Semuanya demi rencana eksekusi Daniel!

"Untuk wanita yang dicintai Pak Daniel. Mari kita sambut kedatangannya," ucap MC kemudian disambut tepukan meriah para tamu.

Tarikan nafas terdengar. Pundak Starla terlihat bergerak sedikit. Tekadnya sudah bulat!

Seorang wanita dengan balutan dress hitam keluar dari sisi kiri mimbar. Ia berjalan canggung ke atas mimbar. Tangannya gematar hebat. Keringatnya seolah mengucur deras. Tapi satu hal yang pasti! Terdapat tekad kuat dalam sorot matanya.

Tepat saat wanita itu berdiri di atas mimbar. Bisik-bisik dari para tamu undangan mulai terdengar. Bukan hanya itu! Kwhadiran wanita dengan dress hitam itu berhasil membuat Daniel membelalakkan matanya.

"Alarie!" gumam Daniel.







Yg minta up dobel nih udah dobel.

Vote komennya ya jgn lupa.

Btw, tuh Alarie mau ngapa? Bukannya dia di luar negeri ya?

Eits, jawaban ada di bab yg akan datang.

See you next

Lipstik Merah Starla (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang