"Sebelum aku menjawab. Bisakah aku tahu apa saja job desk ku?"
"Mudah saja, sebagai asisten kamu hanya perlu melayani ku dengan baik. Mengingatkan makan, minum obat dan hal privasi lainnya. Dengan begitu kamu harus selalu di samping ku saat pergi kemana pun."
Starla tampak menimbang-nimbang. Jika seperti ini sama saja Starla dipermainkan dahulu sebelun dipakai. Kurang ajar sekali laki-laki di depannya!
Tapi, pilihan Starla hanya jalan berduri ini. Jika Adamson murka, perusahaannya yang akan terkena imbasnya.
Ah si*l! Starla benar-benar menyesal telah menikahi laki-laki tidak berguna. Bahkan mengurus konflik internal saja tidak sanggup. Sampai memunculkan celah besar seperti ini.
"Baiklah," final Starla terpaksa.
"Kalau begitu kita sepakat?" ulur tangan Adam.
Starla memandang lekat uluran itu. Jika ia menerimanya tidak ada lagi yang namanya kebebasan. Ia akan terikat dengan orang ini.
Persetan! Terjun ke jurang pun akan ia lakukan untuk menyelamatkan perusahaan rintisan Papanya.
Di tengah kegundahan batin. Starla mengambil keputusan mutlak yang mungkin akan membawanya masuk lebih dalam. Terlibat dengan orang paling mengerikan sampai ia berucap cukup dan membuangnya seperti putung rokok yang telah dihisap habis.
Starla siap menanggung resiko apapun!
****************
Bunyi gesekan kertas mengisi satu ruangan. Hening dan sunyi pada jam delapan malam. Satu laki-laki itu masih berkutat dengan barisan teks berupa laporan menggunung di mejanya.Tok Tok Tok
“Masuk!” titah Daniel tanpa menoleh ke pintu.
“Maaf Pak, Bapak memanggil saya?” ucap Evan. Ia adalah kuasa hukum perusahaan yang baru setelah menggantikan Haris yang didemisionerkan sepihak.
“Humm. Silahkan duduk,” ucap Daniel mempersilahkan kursi di depan mejanya.
“Maaf menganggu mu malam-malam,” sambung Daniel formalitas.
“Ah, tidak apa-apa Pak. Santai saja. Hehe,” cengir Evan.
“Baiklah, Kamu bawa apa yang aku minta?” tanya Daniel.
“Oh iya Pak….” Evan pun mengeluarkan setumpuk kertas berjilid dari dalam tasnya.
Itu adalah buku berisi aturan dan pasal yang dibuat perusahaan ini. tujuannya dibuat buku pedoman itu untuk menjaga kesejahteraan perusahaan dan karyawan. Tapi sayang, saat ini kondisi FG Group jauh dari kata sejahtera.
Selain masalah dengan Habsyi Al Farezi kemarin, FG Group tengah diguncang konflik internal. Gampangnya bilang konflik perebutan kekuasaan. Saat ini yang menjabar sebagai Presedir sementara adalah Daniel. Ia secara resmi diangkat menjadi Presedir semenjak berhasil menikahi Starla.
Tapi kini justru pihak beserta pendukung David Faranggis merasa tercurangi. Mereka terus mengobrak-abrik perusahaan di luar pengetahuan Daniel. Membuatnya pusing tidak karuan dan harus lembur setiap hari.
Itu sebabnya Daniel akan memerangi David. Ia butuh amunisi dan dukungan. Salah satunya adalah Evan sebagai kuasa hukum FG Group.
“Menurut mu bagaimana kondisi perusahaan ini?” tanya Daniel serius.
“Emh… menurut ku cukup mengkhawatirkan Pak. Jujur saja perusahaan yang sudah berdiri bertahun-tahun dan memiliki struktur lugas pun akan runtuh dalam sehari jika internalnya tidak bisa diatur. Dan ini yang ku rasakan di perusahaan ini.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Lipstik Merah Starla (END)
ChickLitStarla Faranggis dan Adiputra Daniel memutuskan menikah setelah menjalin kasih selama dua tahun. Siapa yang menyangka di malam pertama Starla memergoki Daniel tengah bermain api bersama Alarie, teman terdekatnya. Kejanggalan aneh pun satu persatu...