Fight 67

28.1K 1.8K 57
                                    

Amplop coklat berisi surat panggilan pengadilan atas perceraian yang dilayangkan Starla tempo lalu tertata apik di atas meja. Entah di mana Keberadaan Daniel setelah hari itu. kembalinya pengajuan surat perceraian ini dengan tanda tangan miliknya menandakan dia setuju atas gugatan Starla.

Yah, hari itu adalah pukulan telak bagi Daniel. beberapa hari setelahnya, Daniel resmi dicopot dari kursi Presedir tanpa penolakan. Dia terlihat pasrah. Sorot matanya seperti ikan mati yang tak memiliki gairah hidup. Sedangkan Alarie....

Ah, sejatinya Starla sudah terlanjur kecewa dengan manusia itu. Tapi Starla masih punya hati untuk tidak menghancurkan Alarie lebih dalam dari ini. Ya, biarkan saja seperti ini. dia mendapatkan karmanya secara instan. Dibuang dan tak diargai oleh laki-laki yang dengan tulus ia cintai.

"Hah, aku kembali di titik nol lagi," gumam Starla. Ia menekuk lutut dan menyandarkan kepalanya pada kepala sofa. "Semuanya pergi. Aku benar-benar sendirian sekarang," matanya menelusuri seisi apartemen. Jujur saja, bayang-bayang Daniel belum hilang dari benaknya.

Emh, bagaimana ya menjelaskannya? Selama ini Starla hidup dengan tujuan mengusir Daniel dari hidupnya. Tapi Starla melupakan poin penting lainnya. Setelah tujuannya terlaksana. Lalu setelahnya bagaimana?

Memimpin FG Group? Ya, itu adalah keharusan. Tapi, apakah Starla siap? Pundaknya tak sekokoh sang Ayah yang dengan telaten membangun FG Group sedikit demi sedikit.

"Hah, memimpin perusahaan adalah tugas laki-laki...."

Tiba-tiba terbesit sosok Adam dalam benaknya. Bagaimana jika suatu saat Adam melamarnya? Ah, jika di tangan orang itu, Starla tak akan ragu dengan kemampuannya. FG Group dapat dipastikan kembali ke masa jaya. Tapi... spontan Starla menggeleng kepala dengan cepat. Ia harus menyingkirkan pikiran aneh ini. Adam memang pernah mengungkapkan perasaannya. Tapi hati seseorang kan bisa berubah sewaktu-waktu. Mungkin saja Adam akan bosan dengan Starla dan....

Oh tidak!

"Kenapa aku tidak kepikiran tentang ini?!"

"Bagaimana kalau Adam tiba-tiba bosan dan tidak mencintai ku lagi?"

"Dia pasti akan mengambil FG Group sepenuhnya!"

"Arrrgggghh Starla! Kenapa kamu tidak berpikir sejauh itu dan main terima bantuan dia saja?!"

"Aaaaahgghhh!" jerit Starla seraya membekap wajahnya dengan bantalan sofa. Setelah puas menumpahkan kekesalannya. Wajah yang terbenam bantal itu menampakkan dirinya. dengan raut malu-malu Starla bergumam. "Sepertinya aku harus sedikit berdandan," ungkap Starla salah kaprah.

Detik berikutnya handphone di meja bergetar. Panggilan dial memenuhi layar handphone itu dengan nama 'beban' mentereng jelas.

"Baru saja dipikirkan. Sudah muncul saja. Dasar!" dengus Starla. Di sisi lain pipinya bersemu merah. Overthingking yang berujung salah kaprah itu mencetuskan hal agresif. Ya, Starla harus memikat Adam agar dia tidak bosan dan berubah pikiran merebut FG Group!

"Ehem... Ha-hallo?"

"Malam Queen, kamu sedang apa?"

"Yah, se-sedang santai. Ku pikir begitu...."

Apa ini? Kenapa Starla jadi kikuk begini!

"Kalau begitu... bolehkah aku ke apartemen mu?"

"Ha? Mau apa?"

"Main," celetuk Adam seringan bulu, padahal ini jam delapan malam di mana lingkungan apartemen sedang ramai-ramainya.

"Tidak waras!" gumam Starla keceplosan. Ia langsung membekap mulutnya. Baru sadar, Starla kan harus membuat Adam terpikat agar tidak mengambil FG Group sepenuhnya.

Lipstik Merah Starla (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang