Fight 62

27.2K 2K 74
                                    

Secarik kertas berisi data mengenai satu pasien salah satu rumah sakit dipegang oleh Starla. Suhu AC tak seberapa dingin. Namun kulit Staral terasa dicubit. Membuatnya kesal. Entahlah, bukan perihal kulitnya yang teras tidak nyaman ulah AC yang tak tahu situasi. Kenyataannya hasil tes kehamilan Alarie yang saat ini sedang digenggam Starla lah yang membuat hatinya dongkol.

Sebelumnya Starla sudah menduga. Hasilnya akan seperti ini setelah kegagalannya mengajak Alarie bekerja sama. Andai saja waktu itu Alarie menyetujuinya. Mungkin hasil tes kehamilan itu akan berubah menjadi positif.

Entah bagaimana cara Daniel mengubah hasil tes kehamilan ini. Yang jelas uang ikut andil di dalamnya. Yah, itu hal yang lazim sekarang. Di mana suatu kehidupan dikendalikan oleh uang. Ada yang bilang uang bukan segalanya tapi segalanya butuh uang. Ya, itu memang benar. Miris sekali bukan? Ketika manusia yang diciptakan dari sari pati tanah akan melangit hanya karena memiliki uang dan kekuasaan.

Hah, sudahlah. Bayi yang baru belajar berjalan saja akan bangkit ketika jatuh. Starla yang sudah dewasa pun harus bangkit. Ia tidak boleh terpuruk hanya karena kegagalan sekali seperti ini.

"S-Starla... a-aku minta maaf," ucap suara wanita bergaung mengisi ruang tengah apartemen ini.

Yah, setidaknya Starla punya senjata lain. Saat ini Starla harus sabar. Kehancuran Daniel itu sudah pasti. Tinggal waktu pertunjukkannya saja yang belum pas.

"Apa alasan mu melakukan ini Alarie?" selidik Starla. Sepulang dari dokter kandungan, Starla menggiring Alarie ke apartemen untuk berbicara baik-baik. tentu saja disaksikan Daniel juga di sini.

"Aku...." Alarie tampak melirik ke Daniel. ia seperti ketakutan. Dari reaksi itu semua orang tahu kalau ada ancaman dibaliknya. Starla juga tidak percaya dengan hasil tes ini. Tapi, mau bagaimana lagi? Di posisi ini Starla tidak boleh arogan. Ia harus rilex dan menyelesaikannya dengan mulus.

"Katakan saja Alarie. Starla yang bertanya pada mu. bukan aku!" sahut ketus Daniel.

Sumpah ya! dalam situasi ini Starla ingin sekali menampar wajah laki-laki brengsek ini. Pikirnya, Starla akan tersanjung dengan perilakunya yang semena-mena terhadap Alarie?! Hell! Jika Starla wanita bodoh yang sedang dimabuk cinta mungkin dirinya akan merasa bangga karena telah dibela. Tapi itu tidak berlaku untuk wanita yang tahu semuanya tapi memilih diam dan memantau.

"Alarie.... jika kamu tidak mau cerita tidak masalah. Mungkin lain kali-"

"Alarie, sebaiknya kamu bicara!" sahut Daniel tajam. Memutus sepihak ucapan Starla.

"Daniel, sudahlah. Aku sudah tahu garis besar permasalahan ini. Kita tidak perlu memojokkan Alarie seperti ini. Dia teman kita bukan?"

"Tidak ada teman yang menusuk dari belakang dan ingin menghancurkan rumah tangga seperti ini!"

Sekilas Starla melihat kepalan tangan Alarie mencengkram kuat. Sejak tadi ia mencengkram bajunya sambil menunduk pasi. Ya, siapa yang tidak geram dengan ucapan Daniel barusan. padahal mereka yang melakukan kesalahan bersama tapi harus Alarie yang dihina.

Sekarang kamu lihat kan Alarie? Sosok sebenarnya laki-laki yang kamu cintai. Batin Starla.

"Daniel benar. Tidak ada teman yang menghancurkan rumah tangga temannya sendiri. Tapi, kamu tahu Starla? Aku benar-benar menyesal. Tak ku sangka laki-laki yang ku kagumi ternyata memiliki sifat seperti ini," ucap Aalrie dengan rembasan air mata menggenang di pelupuk mata. Sisi sebelah kiri telah luruh sepenuhnya. Bukti bahwa rasa sakit itu benar-benar menyentuh relung hatinya.

"Starla, kamu boleh menganggap ku pengkhianat. Aku pantas mendapatkannya. Tapi... izinkan aku minta maaf dengan tulus. Demi apapun aku benar-benar menyesal. Ini akan menjadi pelajaran yang tak pernah aku lupakan. Ini akan menjadi noda seumur hidup ku. Starla, maaf, jika bisa ku tebus kesalahan ku dengan sesuatu. Aku rela melakukan apapun sesuai keinginan mu."

Lipstik Merah Starla (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang