Fight 28

33.7K 2K 34
                                    

"Sepertinya suami ku sedang berjuang ya?” cetus Starla sembari melihat-lihat meja Daniel. Bohong kalau Starla tidak tahu di meja ini lah mereka bercumbu. Terlihat dari kertas yang berserakan di lantai.

“Hehe… yah begitulah,” saut Daniel malu-malu. memuakkan sekali! Sebenarnya mukanya setebal apa? Bisa-bisanya masih merasa bangga di saat jelas-jelas sudah berkhianat!

“Ruangan ini tidak banyak berubah.”

“Ya, karena aku ingin terus mengingat jasa Papa.”

“Hemm… terimakasih karena tidak merubahnya. Aku sangat menghargainya, padahal kamu punya kuasa untuk merubah interior ruangan ini.”

“Itu tidak perlu. Aku sudah nyaman dengan interior seperti ini.”

Cukup basa-basinya! Starla berniat mengeksekusi sekarang juga. Pertanyaannya, bersembunyi di mana Alarie? Starla menyisir ke segala arah. Dugaan utama, Alarie berada di kamar mandi.

“Ah, aku sudah menahannya cukup lama!” pungkas Starla.

“M-Menahan apa?”

“Hehe… aku ingin buang air kecil,”

Hendak beranjak, Daniel tiba-tiba menyaut lengan Starla. Bibirnya seperti ingin mengucapkan sesuatu. Tapi bingung apa yang ingin dia ucapkan.

Begini lah ciri-ciri suami yang menyembunyikan sesuatu. Klise sekali!

"Kenapa?" tanya Starla polos.

"I-itu--"

"Ayolah Niel, aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Sudah ya, nanti saja bilangnya...."

Starla beranjak ke pintu di ujung sana. Langkah tegasnya melaju tanpa hambatan. Seringainya mengembang tanoa diperintah  Yakin kalai Alarie berada di balik pintu itu. Kira-kira alibi apa yang akan Alarie ucapkan nanti? Starla tidak sabar.

Tinggal selangkah lagi, Starla akan meraih kenop pintu kamar mandi sebelum cengkraman Daniel menghentikan aksi Starla. Spontan Starla menoleh dan mendapati kepanikan Daniel.

“Aku tidak boleh buang air kecil?”

"Niel kamu aneh. Apa kamu sedang menyembunyikan sesuatu dari ku?" sambung Starla

"Tidak! Bukan itu. Emh... toiletnya rusak,” alibi Daniel. Ia langsung menarik lengan Starla. Menjauhkan dari kamar mandi.

“Daniel, tapi aku sudah tidak tahan lagi!” bujuk Starla manja.

“Pakai yang ada di ruangan rapat saja.”

“Tidak mau! Di sana gelap. Aku takut.”

“Baiklah, aku akan menemani mu. Ayo….” Ajak Daniel. Ia menarik kembali lengan Starla. Namun kaki Starla enggan beranjak.

“Kenapa?” tanya Daniel.

“Kita pulang saja yuk? Sudah malam. Lihatlah, sudah hampir jam 10.”

“Katanya kamu ingin ke toilet. Ayo ke toilet dulu.”

“Kamu tahu Daniel? Sebenarnya Aku punya kenangan buruk di toilet kantor. Jika bukan toilet di sini, lebih baik aku menahannya sampai pulang,” dusta Starla cerdik.

Sebenarnya Starla sudah mengetahui kalau Daniel akan mati-matian beralibi agar tidak ketahuan. Itu sebabnya Starla punya rencana B. Mengurung Alarie di ruangan ini.

“Hei, jangan seperti itu. Aku akan menemani mu. Kamu tidak perlu takut. Ya?” bujuk Daniel.

Starla menggeleng pelan. Wajahnya menekuk takut. Tangannya pun gemetar. Daniel melihat respon itu. membuatnya yakin bahwa Starla punya kenangan buruk.

Lipstik Merah Starla (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang