Malam itu badai datang, Alarie yang seharusnya pulang di jam sepuluh harus mengurungkan niat. Lalu saat itu juga kesalahan terbesar antara Daniel dan Alarie terjadi.
Ya, tanpa sepengetahuan Alarie, Daniel terlihat di antara kerumunan orang yang sedang berjoget ria di sebuah bar malam tempatnya bekerja. Ia sendiri pun tidak paham. Daniel dengan vibes positif itu akan menyentuh tempat seperti ini.
Curiga, itu kata pertama yang menggandrungi hati Alarie. Ia menghampiri Daniel yang saat itu tengah duduk di depan meja pesanan.
"Daniel?"
"Oh, Alarie... hai, hehe," jawabnya sempoyongan. Sepertinya alkohol sudah menguasainya.
"Kamu kenapa di sini?"
"Aku? Haha, aku ikut kakak tingkat di sana. Katanya aku bisa kerja paruh waktu... hik. Ugh!" jeda Daniel karena cegukan. "Katanya aku bisa kerja paruh waktu kalau ikut mereka. hehe," sambungnya.
Ah, Alarie lupa! Bukan hanya dirinya yang membutuhkan paruh waktu. Daniel pun mencoba hidup mandiri di kota ini. Dia hanya keluarga sederhana dengan tiga adik yang perlu biaya pendidikan besar. Dia pernah cerita, sebagai Kakak ia harus mengalah. Akhirnya diam-diam ia bekerja serabutan untuk memenuhi uang saku.
"Daniel sebaiknya kita pulang saja. Tidak ada pekerjaan di sini," ungkap Alarie.
"Emh...." Perlahan Daniel mengikis jarak. Bau alkohol menguar masuk ke penciuman Alarie.
"D-Daniel?"
"Hehe, Alarie ternyata cantik juga ya. Apalagi bibir ini...." Daniel mengusapnya intens. "Dari semua wanita yang ku temui. Cuma bibir Alarie yang bentuknya paling bagus."
DEG!
"D-Daniel, ayo kita pulang!" desak Alarie. Ia kemudian memapah Daniel. Kebetulan hujan sudah reda. Alarie langsung mamesan Go-Car. Sayangnya Alarie tidak tahu lokasi kosan Daniel. Ditanya pun Danile sudah mendengkur tidak berdosa.
"Hah!" dengus Alarie yang tak habis pikir akan seperti ini. "Pak tolong ke Jalan Proklamator. Kosan Anggun," final Alarie. Akhirnya ia membawa Daniel ke kosannya.
Tidak apa, kosan itu tidak ketat. Bahkan Alarie sering mendengar des*han dari kamar sebelah. Membawa satu laki-laki sekali tidak akan jadi masalah.
Itu pikirnya, namun kesalahan Alarie adalah membawa Daniel ke kosannya! Tidak ada yang bisa memprediksi apa yang akan dilakukan orang mabuk karena sejatinya pikiran rasionalnya sedang lumpuh. Membuang hal-hal logis hanya untuk memenuhi hasrat melonjak tinggi.
Di tengah balutan hasrat sesaat. Alarie kalah oleh cinta diam-diamnya. Ia melebur bersama sentuhan Daniel yang kian menggoda. Lalu, mereka beradu dengan panasnya peluh membakar tubuh. Kesalahan satu malam yang akan menjadi bomerang untuk mereka.
Waktu berlalu, kesalahan itu membuahkan hasil yang tak bisa diterima. Alarie hamil. Bertepatan dengan itu, Daniel dan Starla sudah menjalin hubungan. Seisi kampus tahu mereka adalah pasangan yang sedang di mabuk asmara. Tanpa mereka sadari, Alarie menanggung buah kesalahan itu sendirian.
"Tidak! Aku tidak mau menanggung ini sendirian!" ungkap Alarie di tengah kebimbangan. Ia bertekad akan mengutarakannya kepada Daniel. Tentang kehamilannya. Namun, apakah pertanggungjawaban yang Alarie dapat?
Tidak!
Daniel justru menatap nanar wajah Alarie. Menolak mentah-mentah janin yang jelas-jelas miliknya.
"Al, aku tahu ini tidak adil buat mu. Tapi, aku baru saja jadian dengan Starla. Aku tidak bisa menyakiti perasaannya!"
"Lalu bagaimana dengan ku? Kamu pikir aku akan baik-baik saja?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lipstik Merah Starla (END)
ChickLitStarla Faranggis dan Adiputra Daniel memutuskan menikah setelah menjalin kasih selama dua tahun. Siapa yang menyangka di malam pertama Starla memergoki Daniel tengah bermain api bersama Alarie, teman terdekatnya. Kejanggalan aneh pun satu persatu...