Cuplikan part sebelumnya :
"Lepasin, pa! Aku mau turun!" ucap Jeno.
"Ngga, papa ngga akan lepasin kamu. Ayo kita pulang, Jeno! Kamu harus tinggal sama papa!" ucap Barra.
"Ngga mau, pa! Aku ngga mau tinggal sama papa!" ucap Jeno.
"Jeno, papa mohon..," ucap Barra sambil memeluk Jeno.
"Ngga! Lepasin, pa! Aku ngga mau dipeluk papa! Aku ngga mau dipeluk papa. Aku benci sama papa!" ucap Jeno sambil menangis.
"Ngga, papa tau kamu sayang sama papa, Jeno. Jangan bohongi perasaan kamu kayak gini. Kita bisa perbaiki lagi dari awal. Papa minta maaf, Jeno. Baikan sama papa, Jeno.. papa janji akan menyayangi kamu..," ucap Barra masih terus memeluk Jeno.
Jika boleh jujur, sebenarnya Jeno sangat rindu pelukan ini. Tapi ia sangat benci pada papanya. Ia sangat membencinya demi apapun.
Jeno lalu berusaha melepaskan pelukannya dari Barra dengan menyingkirkan tubuh Barra menjauh darinya.
"Jeno..," ucap Barra hendak kembali memeluk Jeno. Namun, Jeno segera menahannya.
"Sekali lagi papa berani sentuh aku, aku ngga akan mau ketemu papa lagi!" ancam Jeno.
Tinnnnn!!!!!
Suara klakson mobil mengalihkan perhatian Barra dan Jeno. Setelah itu, tiba-tiba mobil yang ditumpangi mereka berhenti karena ada mobil yang tiba-tiba berhenti menghadang mobil mereka.
"Kurang ajar! Siapa yang berani menantangku?!" ucap Barra.
~••••~
Jeno tampak terkejut melihat seseorang yang keluar dari dalam mobil yang tiba-tiba berhenti di depan mobil Barra. Pasalnya, ternyata yang keluar dari mobil itu adalah Daffin.
"Papa!" gumam Jeno.
"Daffin!" gumam Barra.
Melihat itu, dua bodyguard yang berada di dalam mobil Barra pun segera turun dari dalam mobil untuk mengatasi Daffin.
Jeno tampak memperhatikan Daffin yang akan menghadapi bodyguard Barra dari kaca jendela mobil.
"Apa yang Anda lakukan?! Anda sudah hampir membahayakan keselamatan bos kami dengan menghentikan mobil secara tiba-tiba!" ucap salah satu bodyguard pada Daffin yang baru saja keluar dari dalam mobilnya.
"Bos kalian sudah mencoba menculik putra saya! Biarkan saya bertemu dengannya! Saya tidak ada urusan dengan kalian! Urusan saya hanya dengan bos kalian!" ucap Daffin dengan tatapan sengitnya. Ia benar-benar marah saat mendapat laporan dari beberapa bodyguard-nya bahwa Barra telah mencoba membawa pergi Jeno saat Jeno baru saja pulang dari sekolahnya. Itu membuatnya murka dan ia pun memutuskan untuk pergi menyusul kemana Barra membawa Jeno pergi lewat bantuan bodyguard-nya yang diam-diam membuntuti mobil Barra.
"Maaf tuan, tapi Anda tidak bisa menemui bos kami, tuan. Mohon maaf, tapi tuan muda Jeno adalah putra kandung dari bos kami, yaitu tuan Barra. Jadi sebaiknya Anda pergi saja dari sini dan biarkan tuan Barra membawa putra kandungnya pergi bersamanya," ucap salah satu bodyguard.
"Saya tidak peduli! Jeno sudah menjadi milik saya! Sebaiknya kalian menjauhlah dan jangan halangi saya untuk mengambil apa yang sudah menjadi hak saya!" ucap Daffin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second House√
Подростковая литератураDILARANG PLAGIAT!!! ❌ (Sudah TAMAT!!!!) Kehancuran itu dimulai.. Berawal dari kisah kedua orang tuanya yang harus berakhir menyisakan luka.. Dari peristiwa kelam itu, membuatnya tumbuh menjadi seorang laki-laki yang tangguh dan pemberani.. Meski ban...