Di markas ASTAROTH, terlihat para anggota ASTAROTH sedang berkumpul bersama seperti biasanya. Namun, tiba-tiba mereka dikejutkan oleh kehadiran Daffin dan para kakak beserta para bodyguard.
Jian yang tengah duduk di depan markas bersama dengan Leon langsung berlari masuk ke dalam markas dengan menunjukkan wajah paniknya. Begitu juga dengan Leon yang sama-sama paniknya melihat ada banyak mobil hitam tiba-tiba berhenti di depan halaman markas.
"Bang! Gawat, bang!" seru Jian sambil berlarian masuk ke dalam markas diikuti oleh Leon yang juga ikut berlari di belakangnya.
"Ada apaan sih, Ji?! Heboh banget! Udah malem berisik banget lu!" ucap Haikal yang sedang asyik bermain kartu dengan Juna, Naresh, dan para anggota ASTAROTH yang lain.
"Di.. di depan ada itu, bang! Anu.. anu itu, bang!" ucap Jian gelagapan.
"Ada apaan, Ji?! Ngomong tuh yang jelas! Jangan kebanyakan anu-anu!" ucap Naresh.
"Di depan ada item-item, bang!" ucap Jian.
"Item-item apaan, sih?! Ngga jelas banget!" ucap Juna.
"Genderuwo kali item-item! Makanya malem-malem tuh jangan suka nongkrong di luar! Di samperin sama kayak gituan baru ngibrit kan lu?!" ucap Haikal.
"Bukan, bang! Bukan genderuwo!" ucap Jian.
"Terus apaan?!" tanya Haikal.
"Yang Jian maksud itu ada mobil banyak warna item di depan markas, bang!" ucap Leon.
"Hah? Mobil item? Banyak?!" ucap Juna.
"Jangan-jangan Jeno! Ya ngga, sih? Dia mungkin mau main ke markas tapi dianterin sama bodyguard-nya," ucap Naresh.
"Wah, masa sih bang?! Kalo gitu ngapain gua kabur tadi, yah? Harusnya gua sambut bang Jeno di depan kalo emang bang Jeno mau mampir main ke markas!" ucap Jian.
"Itu kan baru tebakan doang, Ji. Belum tentu juga itu beneran Jeno," ucap Haikal.
"Terus kalo itu bukan bang Jeno, berarti siapa dong?" ucap Leon.
Tok! Tok! Tok!
Suara pintu markas yang tertutup diketuk dari luar, membuat semua yang ada di dalam markas tampak mengalihkan perhatian ke arah pintu.
"Eh, yang duduk deket pintu tolong intip dong lewat jendela! Liatin di depan ada siapa yang ketuk pintu!" ucap Juna pada beberapa anggota ASTAROTH yang sedang duduk di dekat pintu markas.
"Biar gua aja yang ngintip!" ucap salah seorang anggota ASTAROTH yang duduk di dekat pintu markas. Diketahui nama anggota ASTAROTH itu adalah Arya.
"Eh, buset!" ucap Arya setelah mengintip kaca jendela.
"Siapa yang di depan?! Kenapa lu pake bilang buset segala, sih?! Jangan bikin parno, deh! Jangan-jangan beneran genderuwo lagi kayak yang Haikal bilang!" ucap Juna.
"Bukan, Jun! In.. ini lebih nyeremin daripada genderuwo!" ucap Arya.
"Heh, berarti makhluk apaan, dong?! Lu jangan nakut-nakutin, dong! Mau gua bikin geprek lu?!" ucap Juna.
Tok! Tok! Tok!
Pintu markas kembali diketuk lagi dari luar, membuat semua yang ada di dalam markas semakin merasa tegang.
"Siapa sih yang di luar?! Kasih tau aja!" ucap Juna pada Arya.
"Yang di luar itu...," ucap Arya.
"Ah, lama! Sinih, biar gua aja yang buka pintunya!" ucap Naresh dengan penuh keberanian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second House√
Fiksi RemajaDILARANG PLAGIAT!!! ❌ (Sudah TAMAT!!!!) Kehancuran itu dimulai.. Berawal dari kisah kedua orang tuanya yang harus berakhir menyisakan luka.. Dari peristiwa kelam itu, membuatnya tumbuh menjadi seorang laki-laki yang tangguh dan pemberani.. Meski ban...