36☠️

2.6K 220 47
                                    

Daffin tengah berada di depan ruang rawat Jeno. Ia tengah menemui Barra dan dua bodyguardnya yang tiba-tiba datang ke rumah sakit siang itu. Ia berdiri di depan pintu ruang rawat Jeno sambil bersedekap dada menatap dingin ke arah Barra yang berdiri persis di hadapannya. Saat itu, Barra tampak membawa sebuah buket bunga berukuran cukup besar di tangannya lengkap dengan kartu ucapan semoga lekas sembuh untuk Jeno.

"Aku ingin menemui putraku. Aku dengar dia sedang sakit," ucap Barra.

"Darimana kau tau jika Jeno sedang sakit?" tanya Daffin.

"Tidak penting aku tau darimana. Itu adalah naluri dari seorang ayah terhadap putra kandungnya. Saat terjadi sesuatu pada putraku maka aku pasti bisa langsung merasakannya juga! Apa kau lupa, aku memiliki darah yang sama dengannya?!" ucap Barra.

"Aku yakin pasti ada seseorang yang memberitahumu. Kau pasti membayar orang untuk memata-matainya supaya kau bisa mengetahui kondisinya meski kau jauh darinya, kan?!" ucap Daffin.

"Memangnya kenapa? Itu berarti aku adalah ayah yang perhatian, bukan?" ucap Barra.

"Pengecut!" ucap Daffin.

Barra hanya tersenyum tipis saat mendengar Daffin mengatainya pengecut.

"Kenapa baru sekarang kau sering menemuinya? Kenapa kau tidak lakukan itu saat dia belum mengenalku?! Sekarang setelah dia telah menjadi milikku, kau selalu saja datang menemuinya dan memaksanya untuk tinggal bersamamu! Kau pikir kau siapa?! Meski aku tahu kau itu papa kandungnya, tetap saja aku tidak akan biarkan kau mengambilnya dariku! Dia putraku! Dia milikku! Tidak akan pernah ku biarkan siapapun mengambilnya dariku termasuk kau sekalipun!" ucap Daffin.

"Tidak tahu diri!" ucap Barra.

"Kau itu hanya papa tirinya! Kenapa kau dengan begitu percaya diri mengatakan bahwa Jeno adalah milikmu?! Jeno itu milikku, Daffin! Selamanya dia adalah milikku! Sementara kau hanya orang baru yang hadir dalam hidupnya!" ucap Barra.

"Setelah aku dengar bahwa putraku sakit hingga harus dirawat di rumah sakit, aku semakin yakin jika kau memang tidak bisa mengurusnya dengan baik! Aku sengaja menemui dokternya tadi untuk menanyakan soal sakit yang sedang dideritanya saat ini. Dia sakit lambung, kan?! Kenapa itu bisa terjadi?! Apa kau tidak memberinya makan tepat waktu?! Apa kau tidak memberinya makanan yang sehat?! Kenapa bisa dia sampai sakit seperti ini?!" ucap Barra.

"Jangan bicara sembarangan, Barra! Aku mengurusnya dengan baik! Kau tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi! Jangan terus menghakimiku dengan mengatakan bahwa aku tidak becus mengurusnya! Aku tidak terima kau mengataiku seperti itu karena aku merasa bahwa aku sudah sangat baik memperlakukan dia sebagai putraku! Lihat saja dirimu sendiri! Apa kau merasa sudah baik mengurusnya dulu?! Kau papa yang buruk, Barra! Kau hanya bisa membuatnya terluka! Kau hanya bisa menyakitinya! Sakit yang dia alaminya sekarang murni karena penyakitnya dan bukan karena aku yang menciptakannya! Sedangkan kau?! Kau selalu menciptakan luka yang akan terus membekas di hatinya dan tidak akan pernah ada satu pun penawar yang bisa menyembuhkan luka itu!" ucap Daffin.

"Tidak usah terus-menerus mengungkit masa laluku, Daffin! Lagipula kau juga tidak berhak mencampuri urusanku dengan putraku di masa lalu! Sekali lagi ku ingatkan padamu bahwa kau hanyalah papa tirinya! Jadi sebaiknya kau jangan bersikap terlalu jauh! Jangan lebih daripada ini, karena aku tidak akan pernah bisa menerima kau sebagai papa seutuhnya untuk dia!" ucap Barra.

"Biarkan aku masuk! Aku ingin menemui putraku!" ucap Barra pada bodyguard Daffin yang berjaga di depan pintu ruang rawat Jeno.

"Biarkan dia masuk! Aku akan beri dia kesempatan untuk menemui putraku sebentar!" ucap Daffin pada bodyguardnya.

Second House√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang