10☠️

3.3K 197 26
                                    

Setelah beberapa hari dirawat di rumah sakit, akhirnya Jeno pun kembali pulang ke rumah kakek. Namun, karena masih dalam masa pemulihan pasca operasi, ia pun terpaksa harus izin tidak masuk sekolah karena diharuskan istirahat beberapa hari di rumah. Siang itu, ia tengah memakan cemilan yang disediakan oleh Tiffany di kamarnya sambil memainkan game di ponselnya. Cemilannya pun tidak sembarangan, ia harus banyak makan makanan sehat karena lambung dan ususnya kini sudah tidak memiliki fungsi yang baik untuk menerima makanannya secara sembarangan. Ia harus memperhatikan jadwal makannya dan harus memperhatikan apakah makanan yang akan ia konsumsi baik atau tidak untuk kesehatannya.

"Jeno!" teriak Tiffany dari luar kamarnya.

Namun, Jeno tidak menyahut. Ia masih tetap sibuk dengan ponselnya dan fokus memainkan game-nya.

"Jeno!!!" teriak Tiffany lagi.

"Ck! Berisik banget sih itu ibu-ibu! Hobinya teriak-teriak mulu! Pantes aja rumah kakek gentengnya kemaren ada yang geser!" gumam Jeno sambil terus memainkan ponselnya.

"Jeno!!!!" teriak Tiffany lagi.

"Ck! Berisik ma!" teriak Jeno.

"Ya kamu kenapa dari tadi dipanggil ngga nyahut?! Lagi ngapain sih di dalem?!" ucap Tiffany.

"Main game, ma!" ucap Jeno.

"Main game terus! Kemaren aja kacamatanya baru aja papa ganti, minusnya udah nambah lagi! Masih aja main game kamu! Kalo papa tahu pasti dimarahin kamu, Jen!" ucap Tiffany.

"Bodo!" jawab Jeno.

"Ini buka pintunya dong, Jen! Kenapa dikunci, sih?!" ucap Tiffany dari luar kamar Jeno.

"Jeno!" ucap Tiffany.

"Iya, ma! Bentar!" ucap Jeno.

"Sekarang, Jeno!" ucap Tiffany.

Jeno pun akhirnya turun dari ranjangnya dan membuka pintu kamarnya.

"Ada apaan sih, ma?! Ganggu orang lagi main game aja!" ucap Jeno kesal.

"Biarin! Biar kamu kalah sekalian!" ucap Tiffany.

Jeno hanya memasang wajah kesal saat Tiffany mengatakan itu.

"Udahan dulu main game-nya, deh! Itu di depan ada temen-temen kamu. Mama suruh tunggu di ruang tamu. Kamu mau temuin mereka apa mama suruh mereka yang ke kamar kamu aja?" ucap Tiffany.

"Siapa aja emang?" ucap Jeno.

"Ya yang biasa kamu ajak main ke sini, lah. Siapa lagi kalo bukan Naresh, Haikal, Juna, Jian, sama Leon?" ucap Tiffany.

"Oh, kalo gitu suruh ke sini aja, deh! Mager mau turun!" ucap Jeno.

"Kamu tuh ya, anak cowok tapi mageran!" ucap Tiffany.

"Ya emang kenapa? Emang cuma cewek yang boleh mageran?" ucap Jeno.

"Terserah kamu aja, deh! Mama males mau debat sama kamu. Ya udah sanah masuk kamar lagi. Tunggu aja di kamar! Mama panggil temen-temen kamu dulu suruh ke sini," ucap Tiffany.

"Oke, nanti sekalian minta siapin cemilan sama minuman buat temen-temen aku ya, ma?" ucap Jeno.

"Ngga perlu kamu minta juga mama pasti siapin," ucap Tiffany.

"Emang pengertian banget deh pokoknya mamanya Jeno," ucap Jeno.

"Mama sih selalu pengertian, Jen. Kamunya aja yang suka ngga pengertian sama mama," ucap Tiffany.

"Loh, kapan aku ngga pengertian ma?" ucap Jeno.

"Pikir aja sendiri! Udah ah, mama mau turun," ucap Tiffany.

Second House√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang