"Yangti?!"
Seorang wanita tua yang masih terlihat modis berjalan ke arah Jeno dengan pandangan mata berkaca-kaca.
Para bodyguard yang berdiri di sekitar Jeno tampak bersiap hendak menahan wanita tua yang Jeno panggil Yangti itu saat wanita tua itu berjalan menghampiri Jeno.
"Itu nenek gua!" ucap Jeno kepada para bodyguard yang hendak menahan yangti saat yangti berjalan ke arah Jeno.
Mendengar ucapan Jeno, para bodyguard pun membiarkan yangti berjalan menghampiri Jeno.
Jeno segera turun dari motornya dan tampak menurunkan standar motornya saat melihat yangti semakin berjalan mendekat ke arahnya.
Grep!
Yangti langsung memeluk Jeno, membuat Jeno tiba-tiba membeku.
"Jeno.. cucu yangti..," ucap yangti sambil menangis haru saat memeluk Jeno.
"Yangti..," gumam Jeno.
"Kamu ngga pa-pa, kan?! Maafin sopir yangti ya tadi bawa mobilnya kurang hati-hati sampe hampir nabrak kamu. Mana yang sakit? Hm? Bilang sama yangti, sayang," ucap yangti setelah melepas pelukannya dengan Jeno. Ia tampak begitu khawatir dengan Jeno saat itu.
"Aku ngga pa-pa kok, yangti. Aku yang salah. Aku ngga hati-hati bawa motornya tadi," ucap Jeno masih memegangi perutnya yang sakit.
"Terus kenapa perutnya dipegangin terus kayak gitu?! Perutnya sakit?" ucap yangti sambil menghapus air matanya.
"Perutku emang lagi kurang baik dari kemaren, yangti. Tapi ngga pa-pa, kok. Ini bukan masalah serius," ucap Jeno.
"Kita ke rumah sakit, ya?! Yangti anterin ke rumah sakit ya, sayang?" ucap yangti.
"Ngga usah, yangti. Aku beneran ngga pa-pa, kok. Ngga perlu dianterin ke rumah sakit," ucap Jeno.
"Tapi yangti khawatir sama kamu, sayang. Yangti takut perut kamu kenapa-napa," ucap yangti.
"Yangti ngga usah khawatir. Udah, tinggal aja. Aku juga mau pulang," ucap Jeno.
"Jeno..," ucap yangti.
"Yangti kangen sama kamu," ucap yangti.
Mendengar itu, mata Jeno sontak berkaca-kaca seperti ingin menangis. Pasalnya, ia pun sebenarnya sungguh merindukan yangti-nya itu. Namun, karena keadaan, mereka pun harus rela berjauhan. Ia tahu, yangti tidak pernah menemuinya ataupun sekedar menanyakan kabar padanya pasti karena dilarang oleh Barra.
Dulu ia sangat dekat dengan yangti. Namun, kini saat mereka akhirnya bertemu kembali, Jeno sudah merasa canggung dan terasa asing.
"Jeno, seandainya yangkung masih hidup, yangkung pasti seneng banget liat kamu udah sebesar ini," ucap yangti.
Saat yangti sedang bicara dengan Jeno, tiba-tiba ada pengendara mobil lain yang menghentikan mobilnya di depan mobil yangti, lalu keluarlah Daffin dari dalam mobil itu.
Dengan langkah cepat, Daffin segera menghampiri Jeno dan yangti.
"Adek! Kenapa, sayang? Ada masalah?!" tanya Daffin pada Jeno. Ia terlihat begitu khawatir pada Jeno karena ia takut Jeno jatuh lagi dari motor.
"Ngga kok, pa. Aku ngga pa-pa," ucap Jeno.
"Terus ini....," ucap Daffin hendak bertanya siapa wanita baya yang sedang bersama Jeno.
"Ini yangti, pa," jawab Jeno.
Daffin lalu langsung mengerti setelah mendengar ucapan Jeno. Ia menatap yangti, lalu tampak bersalaman dengan yangti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second House√
Teen FictionDILARANG PLAGIAT!!! ❌ (Sudah TAMAT!!!!) Kehancuran itu dimulai.. Berawal dari kisah kedua orang tuanya yang harus berakhir menyisakan luka.. Dari peristiwa kelam itu, membuatnya tumbuh menjadi seorang laki-laki yang tangguh dan pemberani.. Meski ban...