Keesokan harinya....
Tiffany tampak berjalan keluar dari mall karena ia baru saja berbelanja bulanan di sana. Seperti biasa, jika ia sedang keluar mansion, ia pasti selalu dikawal oleh para bodyguard utusan suaminya (Daffin). Terlihat ia berjalan santai hendak pergi ke area parkir mall. Para bodyguard pun tampak membuntutinya dari belakang sambil mendorong troli berisi belanjaan Tiffany yang begitu banyak. Jika dihitung-hitung, ada lebih dari 10 troli belanja yang didorong oleh para bodyguard-nya itu. Adapun belanjaan Tiffany itu tidak melulu tentang bahan makanan saja, namun ada beberapa peralatan rumah serta beberapa barang fashion mahal, seperti sepatu dan tas baru untuknya.
Saat Tiffany tengah berjalan bersama rombongan para bodyguard-nya, tiba-tiba ia tidak sengaja bertemu dengan Barra di sana. Ia terkejut saat tiba-tiba tangannya dicekal oleh seorang pria yang ternyata itu adalah Barra saat ia sedang berjalan hendak menuju parkiran.
"Tiffany!"
Barra menyapa Tiffany sambil mencekal tangan kanan Tiffany.
"Mas Barra?!" ucap Tiffany terkejut, lalu langsung melepaskan tangannya dari cekalan Barra.
Salah satu bodyguard segera berdiri di hadapan Barra dengan memasang wajah garangnya.
"Mohon untuk tidak sembarangan menyentuh nyonya Tiffany!" ucap bodyguard itu pada Barra.
"Menyingkirlah dari hadapanku! Aku ada urusan dengannya! Kau tidak perlu ikut campur urusanku dengannya!" ucap Barra pada bodyguard itu.
"Tentu saja ini juga menjadi urusan kami, tuan! Anda sudah berani kurang ajar dengan menyentuh nyonya Tiffany sembarangan! Jika kami sampai melaporkan ini pada tuan Daffin, Anda pasti akan mendapat masalah besar!" ucap bodyguard.
"Aku sama sekali tidak takut dengan ancamanmu! Daffin bukanlah lawan yang sulit untuk ku atasi!" ucap Barra.
"Mas Barra, sebaiknya kamu ngga usah cari masalah sekarang! Jangan ganggu aku lagi karena aku ngga mau berurusan sama kamu lagi!" ucap Tiffany pada Barra.
"Tapi aku perlu bicara sama kamu, Tiffany!" ucap Barra.
"Bicara apa, mas?! Aku rasa ngga ada lagi yang perlu kita bicarain setelah kita resmi bercerai! Aku udah ngga ada urusan lagi sama kamu!" ucap Tiffany.
"Kita belum selesai, Tiffany! Selama Jeno masih belum ikut aku, berarti urusan kita belum selesai!" ucap Barra.
Tiffany lalu tampak berpikir sejenak sebelum akhirnya ia pun berkenan meluangkan waktunya untuk bicara sebentar dengan Barra karena ia pikir, ia harus segera selesaikan urusannya dengan Barra.
"Sebaiknya kamu ikut aku sekarang! Aku perlu bicara berdua sama kamu!" ucap Barra lalu disetujui oleh Tiffany.
Setelah itu, akhirnya mereka pun pergi ke sebuah cafe dengan menaiki mobil masing-masing. Sebenarnya, Barra sudah menawarkan tumpangan untuk Tiffany saat hendak pergi ke cafe. Namun, Tiffany menolaknya mentah-mentah dan memilih untuk pergi ke sana dengan sopir serta tetap membawa para bodyguard-nya untuk setia menjaganya.
Setelah sampai di cafe, Tiffany dan Barra duduk berdua di salah satu meja cafe. Sedangkan para bodyguard tampak berada di sekitar cafe sambil terus mengawasi Tiffany dan Barra.
"Mau pesan apa? Biar aku aja yang traktir," ucap Barra pada Tiffany.
"Ngga usah basa basi, mas! Aku ngga punya banyak waktu buat ketemu dan bicara sama kamu!" ucap Tiffany.
"Kenapa buru-buru sekali, Tiffany? Santai aja lah. Sebentar, aku pesenin makan dulu ya buat kamu?" ucap Barra lalu tampak memanggil seorang pelayan cafe.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second House√
Teen FictionDILARANG PLAGIAT!!! ❌ (Sudah TAMAT!!!!) Kehancuran itu dimulai.. Berawal dari kisah kedua orang tuanya yang harus berakhir menyisakan luka.. Dari peristiwa kelam itu, membuatnya tumbuh menjadi seorang laki-laki yang tangguh dan pemberani.. Meski ban...