Sekolah Jeno mulai terlihat sepi. Para bodyguard dan sopir yang ditugaskan untuk menjemput Jeno saat itu di sekolah pun tampak merasa curiga dengan tuan mudanya yang tidak kunjung keluar dari gerbang sekolahnya. Karena penasaran, akhirnya para bodyguard itu pun bertanya pada satpam sekolah yang berjaga di sekitar gerbang apakah kegiatan belajar mengajar di sekolah itu sudah semuanya selesai atau masih ada beberapa siswa di sebagian kelas yang belum dipulangkan. Security pun menjawab pertanyaan para bodyguard itu bahwa sepertinya semua kegiatan belajar mengajar di sekolah itu telah berakhir dan para siswanya pun sudah dipulangkan. Namun, untuk memastikan kembali, satpam sekolah itu mengatakan akan melihat ke dalam sekolah untuk mengecek apakah seluruh siswa di sekolah itu sudah keluar dari dalam kelas masing-masing atau masih ada beberapa yang berada di dalam kelas, entah itu untuk mengerjakan tugas kelompok di sekolah seusai pulang sekolah, melaksanakan tugas piket kelas, ataupun mungkin sedang melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.
Namun, untuk mempercepat waktu, para bodyguard pun meminta izin pada security sekolah bahwa mereka akan mengecek ke dalam sekolah secara langsung. Jumlah mereka ada 4 orang, sehingga mereka bisa berpencar untuk mengecek ke dalam sekolah dan itu tidak akan memakan banyak waktu. Mereka menjelaskan pada security bahwa mereka adalah bodyguard yang diutus oleh pemilik sekolah (Daffin) untuk menjaga Jeno selama di sekolah atau sedang berada di luar mansion. Mendengar bahwa itu adalah perintah dari pemilik sekolah, security pun mempersilahkan keempat bodyguard itu untuk masuk ke dalam sekolah dan mencari tuan muda mereka di dalam sekolah itu. Namun, setelah dicari ke dalam sekolah, para bodyguard rupanya tidak menemukan Jeno di dalam sekolah itu. Mereka pun panik dan langsung berpikir bahwa Jeno memang sengaja kabur dari mereka. Tanpa berpikir panjang lagi, para bodyguard pun langsung pergi dari sekolah itu bersama sopir yang biasa menjemput Jeno di sekolah untuk mencari keberadaan Jeno.
••••
Di markas ASTAROTH, terlihat para anggota ASTAROTH tengah duduk santai di sofa buluk yang ada di markas itu. Sementara para anggota inti ASTAROTH tampak gelisah menunggu Jeno yang tidak kunjung kembali ke markas.
"Ini Jeno kenapa lama banget, sih?! Cuma ke minimarket doang kok sampe selama ini?!" ucap Naresh.
"Mungkin lagi temu kangen sama anak gadisnya kali," ucap Haikal.
"Jangan-jangan bang Jeno kebetahan lagi di rumah kakeknya? Hem, padahal gua udah ngga sabar nungguin minuman Pororo-nya," ucap Jian.
"Iya, gua juga udah penasaran kali ini gua bakal dapet mainan apa di dalem kinderjoy yang tadi gua nitip ke bang Jeno. Semoga aja gua dapetnya jangan samaan lagi kayak koleksi gua yang di rumah, deh!" ucap Leon.
"Ya udah tunggu aja, lah. Nanti juga dia balik, kok," ucap Juna.
"Tapi gua khawatir aja kalo dia ternyata ketangkep sama bodyguard bokapnya. Terus dia dipaksa balik ke mansion," ucap Naresh.
"Iya juga, sih. Coba telepon, deh!" ucap Haikal.
Naresh lalu mencoba menelepon Jeno. Namun, nomornya ternyata tidak aktif.
"Ngga aktif, bangsat!" ucap Naresh.
"Ck! Kebiasaan banget emang tuh bocah kalo lagi penting malah susah dihubungin!" ucap Haikal.
"Semoga aja dia baik-baik aja deh sekarang. Kita tunggu aja sampe dia balik. Positif thinking aja. Mungkin dia lagi disuruh makan siang dulu di rumah kakeknya," ucap Juna.
••••
Sementara itu, Jeno dan Haje kini sudah berada di sebuah gang sepi yang lokasinya memang tidak terlalu jauh dari sekolah Haje. Gang itu lumayan sempit dan di samping kanan dan kirinya itu ada beberapa ruko kosong yang memang kabarnya terkenal angker. Ada beberapa kejadian yang terjadi sebelum ruko itu akhirnya dibiarkan kosong sampai saat ini. Itu sebabnya, gang sempit yang berada di tengah-tengah ruko yang berjajar kosong itu, memang selalu sepi dan jarang dilewati oleh penduduk sekitar yang tinggal di daerah itu. Ada beberapa di antara warga sekitar sana yang memang pernah mengalami kejadian horror saat melewati gang sempit itu hingga beritanya pun tersebar dan meluas. Namun, meski Haje juga sudah mendengar cerita-cerita horror mengenai tempat itu, ia sama sekali tidak takut untuk mengunjungi tempat itu dengan membawa serta Jeno yang memang sengaja menemuinya untuk mengajak ribut dengannya. Kini mereka tengah berdiri di tengah gang sempit itu dengan saling menatap tajam satu sama lain. Motor Jian yang tadi mereka tumpangi sengaja di parkirkan di dekat bagian depan gang karena mereka berpikir, mungkin akan ada orang lain yang akan melewati lorong gang sempit itu. Sehingga, jika memang ada orang yang lewat, mereka tidak perlu lagi menyingkirkan motor Jian karena gang sempit itu memang hanya cukup dilalui untuk ukuran satu motor saja saking sempitnya. Biasanya, orang-orang lewat gang itu jika sedang sangat terpaksa seperti sedang menghindari tilangan motor atau hal-hal yang mendesak lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second House√
Teen FictionDILARANG PLAGIAT!!! ❌ (Sudah TAMAT!!!!) Kehancuran itu dimulai.. Berawal dari kisah kedua orang tuanya yang harus berakhir menyisakan luka.. Dari peristiwa kelam itu, membuatnya tumbuh menjadi seorang laki-laki yang tangguh dan pemberani.. Meski ban...