Haje dan para anggota ARISTON lainnya sedang ikut berpencar mencari Jeno setelah Jeno diketahui kabur dari tempat penyekapan. Mereka kini sedang berada di jalan raya dan mengendarai motor mereka masing-masing sambil membuntuti Haje karena Haje yang lebih paham mobil Barra yang seperti apa dan plat nomornya berapa.
Setelah mencari-cari, mereka pun akhirnya menemukan mobil milik Barra yang sedang melaju di sebuah jalan raya dengan kecepatan sedang. Karena merasa yakin bahwa itu adalah mobil Barra yang dikendarai Jeno, Haje pun berniat hendak mengejar mobil itu bersama para anggota geng motornya.
Namun, saat mereka baru saja hendak mendekat ke arah mobil itu, tiba-tiba dari arah samping mereka ada sebuah mobil yang melaju sangat kencang menyalip motor mereka dan kemudian mobil itu tiba-tiba menabrak mobil Barra dari arah belakang.
Tinnnn!!!!
Cittttttt!!!!!
Brakkk!!!!
Haje dan para anggota ARISTON segera mengerem motor yang mereka kendarai saat kecelakaan itu terjadi.
Mobil yang dikendarai Jeno terguling setelah ditabrak, sementara penabrak mobil itu langsung kabur begitu saja setelah menabrak mobil Barra.
Haje benar-benar terkejut saat melihat kejadian itu tepat di depan matanya. Ia lalu melihat Jeno sampai terlempar keluar dari dalam mobil karena pintu mobil bagian depan terbuka setelah mobil terguling.
"NGGA!"
"JENO!!!"
Teriak Haje begitu keras setelah melihat apa yang baru saja terjadi di depan matanya.
Haje segera turun dari motornya dan melempar helm-nya begitu saja secara sembarangan lalu ia berlari cepat ke arah Jeno yang sudah tergeletak di atas aspal jalan dalam keadaan kepalanya sudah berlumuran darah, serta di tubuhnya banyak terdapat luka lebam dan lecet.
Haje lalu segera mendudukkan dirinya di samping Jeno yang tergeletak tak berdaya dan seketika itu juga Haje menangis menatap kondisi Jeno karena ia pun masih belum percaya dengan apa yang sedang ia lihat sekarang.
"Jeno! Hiks.. Jen..," panggil Haje sambil mengangkat kepala Jeno hati-hati dan memangkunya di atas pahanya.
Jeno tidak merespon panggilan Haje saat Haje memanggilnya. Namun, saat itu kedua mata Jeno masih terbuka sedikit. Dapat dikatakan, Jeno saat itu masih dalam keadaan setengah sadar.
"KEJAR MOBIL ITU! DIA UDAH NABRAK ADEK GUA! CEPET KEJAR SAMPE DAPET!" teriak Haje memerintah semua anggota ARISTON untuk mengejar mobil yang tidak Haje ketahui bahwa yang mengendarai mobil itu adalah Kirana.
Dengan segera, para anggota ARISTON pun mengejar mobil yang tadi kabur setelah menabrak Jeno sesuai perintah Haje.
Semua orang yang berada di sekitar jalan itu pun terlihat mulai berdatangan mengerumuni Jeno dan Haje.
"Hiks.. Jeno.. lu denger suara gua, kan?! Ini gua Haje, Jen..," ucap Haje sambil menangis dan terus menatap Jeno.
"Ha..je..," lirih Jeno dengan kondisi sangat memprihatinkan saat itu. Mungkin untuk bicara saja rasanya sangat sulit karena kesakitan yang dirasakannya saat itu pasti sangat luar biasa.
Haje lalu segera menghubungi Tristan dan mengatakan bahwa ia telah menemukan Jeno.
"Halo, Je?! Lu dimana?! Lu udah berhasil nemuin Jeno?!" tanya Tristan setelah mengangkat telepon Haje.
"Panggilin ambulance! Cepetan!" ucap Haje sambil menangis.
"Emang kenapa, Je?! Lu kenapa nangis?! Apa ada temen lu yang kecelakaan waktu nyari Jeno?!" tanya Tristan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second House√
Teen FictionDILARANG PLAGIAT!!! ❌ (Sudah TAMAT!!!!) Kehancuran itu dimulai.. Berawal dari kisah kedua orang tuanya yang harus berakhir menyisakan luka.. Dari peristiwa kelam itu, membuatnya tumbuh menjadi seorang laki-laki yang tangguh dan pemberani.. Meski ban...