Halo, Guys! Aku up lagi hari ini. Sebenernya aku pengen up dari kemaren" tapi aku baru mood up hari ini.. tapi ini aku sama sekali belum cek lagi, jadi kalo ada typo" tolong dikasih tau lewat komen aja, ya.. 💚
Btw part 61nya udah aku up ya kmrn.. barang kali ada yang belum tau jadi aku kasih tau lagi di sini.. makasih banyak buat yg udah vote🙏🏻💚 & buat yg belum vote, semoga ke depannya mau berbaik hati kasih votenya biar aku makin semangat lanjut nulis critanya, ya.. 💗Happy reading ~~
••••
Pagi harinya, Tiffany sedang membuat pancake di dapur villa untuk sarapan bersama dengan suami dan keempat putranya. Tak lupa, ia juga membuatkan sarapan untuk para bodyguard-nya yang sudah menjaga villa semalaman. Ia memasak dengan bahan makanan yang ia beli di supermarket semalam setelah pulang dari restoran karena kebetulan tak jauh dari restoran ada supermarket yang menjual cukup lengkap berbagai kebutuhan sehari-hari, seperti bahan makanan, minuman, buah-buahan, dan lain sebagainya.
Saat sedang sibuk memasak di dapur, tiba-tiba suaminya menghampirinya ke dapur.
"Lagi bikin apa, sayang?" tanya Daffin sambil membuka isi kulkas. Ia melihat ada beberapa buah-buahan yang semalam juga baru Tiffany beli di supermarket.
"Lagi bikin pancake buat sarapan," jawab Tiffany.
"Aku bantuin, ya?" tanya Daffin.
"Ngga usah, mas. Aku bisa masak sendiri, kok. Kamu tunggu aja sampe sarapannya siap. Nanti aku bikinin kopi buat nemenin pagi kamu, ya," jawab Tiffany.
"Ngga usah, sayang. Aku lagi pengen bikin jus karena liat ada apel di kulkas. Sekalian aku bikinin buat kamu sama anak-anak juga nanti. Jeno suka jus apel, kan?" ucap Daffin.
"Suka, mas. Yang ngga dia suka itu jus wortel sama jus tomat. Apalagi jus sayur. Dia ngga bakal mau minum itu. Padahal justru jus wortel kan bagus buat dia karena dia kan matanya minus," ucap Tiffany.
"Iya, harusnya dia banyakin minum jus wortel, tuh!" ucap Daffin sambil mengeluarkan beberapa buah apel dari dalam kulkas.
"Yah, mau gimana lagi? Dia kan anaknya ngga suka dipaksa. Kalo udah bilang ngga mau ya udah pokoknya ngga mau terus," ucap Tiffany.
"Ya udah ngga pa-pa, apel juga bagus buat lambung," ucap Daffin sambil mencuci apel yang tadi ia ambil dari dalam kulkas.
"Jeno belum bangun, mas?" tanya Tiffany pada Daffin.
"Belum, tuh. Malah lagi ditemenin tidur sama kakak-kakaknya. Aku bangun tidur ternyata kakaknya udah pada baris depan kamar minta masuk. Katanya pengen lanjut tidur bareng adek. Semalem Jeno disuruh tidur sama kakaknya kan ngga mau. Mintanya tidur sama kita. Makanya paginya kakaknya pada sepakat ngambil peluang buat pindah tidur ke kamar kita karena pengen tidur bareng adek," ucap Daffin.
"Hahaha, ada-ada aja," ucap Tiffany sambil tertawa.
"Mumpung Jeno masih tidur, jadi mereka ngga mau sia-siain kesempatan. Paling nanti kalo Jeno kebangun, dia marah-marah karena tau kakaknya tidur bareng dia di kamar," ucap Daffin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second House√
Teen FictionDILARANG PLAGIAT!!! ❌ (Sudah TAMAT!!!!) Kehancuran itu dimulai.. Berawal dari kisah kedua orang tuanya yang harus berakhir menyisakan luka.. Dari peristiwa kelam itu, membuatnya tumbuh menjadi seorang laki-laki yang tangguh dan pemberani.. Meski ban...