81☠️

2K 220 36
                                    

Daffin, kakek, dan Erland tampak sedang duduk cemas di depan ruang IGD. Mereka sedang cemas menunggu Jeno yang sedang ditangani di dalam ruang IGD sekaligus cemas karena menunggu Haje yang sedang melakukan donor darah setelah diketahui ternyata golongan darahnya cocok dengan Jeno.

Namun, pandangan mereka kini akhirnya beralih ke arah Tiffany yang tampak sedang berjalan cepat bersama dengan para kakak sambil menangis. Daffin segera berdiri menunggu Tiffany sampai di hadapannya.

Grep!

Tiffany langsung memeluk Daffin sambil menangis begitu sampai di hadapan Daffin. Dengan sabar, Daffin pun membalas pelukan Tiffany dan mencoba menenangkan Tiffany meski sebenarnya dirinya pun juga sedang tidak merasa tenang sama sekali mengingat putra bungsu kesayangannya sedang tidak baik-baik saja saat itu.

"Mas, Jeno mana?! Kenapa tiba-tiba Tristan ngajakin aku ke rumah sakit?! Apa terjadi sesuatu sama Jeno, mas?! Apa yang terjadi sama dia?! Tristan bilang, katanya Jeno udah ketemu, kan?! Terus dia di mana sekarang, mas?! Kenapa aku diajakin ke rumah sakit?! Siapa yang sakit?! Apa Jeno yang sakit, mas?! Dia kenapa?! Hiks.. baik-baik aja kan, mas?! Dia pasti baik-baik aja, kan?! Hiks..," ucap Tiffany sambil menangis dalam pelukan Daffin.

"Sayang, maafin aku..," ucap Daffin sambil mengelus punggung Tiffany lembut.

"Kenapa kamu minta maaf, mas?! Jeno kenapa?!" ucap Tiffany sambil menangis.

Daffin pun akhirnya menceritakan apa yang sebenarnya terjadi pada Jeno. Ia menceritakan dari mulai Jeno diculik oleh Barra hingga Jeno kabur dari tempat penyekapan Barra dan kemudian Jeno ditabrak oleh Kirana saat kabur dengan mengendarai mobil Barra. Hal itu pun membuat Tiffany merasa dunianya seakan benar-benar hancur. Putra kesayangannya telah celaka dan yang membuatnya celaka adalah mantan suaminya serta wanita yang juga telah menghancurkan kehidupan rumah tangganya di masa lalu. Sekarang keduanya kembali membuatnya marah dengan tega mencelakai putra kesayangannya. Tentu saja hal ini tidak mungkin bisa ia terima.

"Keterlaluan! Hiks.. dimana mereka, mas?! Kamu udah laporin mereka ke polisi, kan?! Mereka harus dapet hukuman berat atas masalah ini, mas! Mereka udah berani celakai Jeno! Mereka harus tanggung jawab! Hiks..," ucap Tiffany semakin menangis setelah mendengar penjelasan Daffin tentang apa yang sebenarnya terjadi dengan Jeno hingga akhirnya Jeno dilarikan ke rumah sakit.

"Barra sama semua utusannya udah aku serahin ke polisi, Tiffany. Mereka udah berhasil ditangkap dan sekarang mereka udah dibawa ke kantor polisi," ucap Daffin.

"Terus Kirana?! Dia berhasil lolos?!" tanya Tiffany.

"Dia tadi kabur setelah nabrak Jeno. Tapi akhirnya dia kecelakaan juga waktu berusaha kabur. Sekarang dia lagi ada di rumah sakit juga dan lagi ditangani sama dokter. Tapi aku udah minta polisi buat bawa dia ke kantor polisi setelah dia siuman nanti. Gimanapun dia tetep harus tanggung jawab atas masalah ini. Gara-gara dia, Jeno sekarang ada di sini dan dia sampai harus dioperasi, Tiffany," ucap Daffin.

"Apa, mas?! Operasi?!" ucap Tiffany terkejut.

Para kakak pun tampak terkejut setelah mendengar ucapan Daffin. Mereka sangat sedih karena adik bungsu kesayangan mereka harus mengalami kecelakaan separah ini.

"Iya, Tiffany. Tapi karena darah yang keluar tadi cukup banyak, Jeno sampai kehabisan darah. Untungnya Haje mau donorin darahnya buat Jeno. Kebetulan darahnya cocok dan sekarang dia lagi donorin darahnya buat Jeno," ucap Daffin.

"Hiks.. Jeno..," ucap Tiffany sambil menangis. Tubuhnya hampir limbung, namun dengan sigap Daffin langsung menahan tubuh Tiffany supaya Tiffany tidak terjatuh.

"Duduk dulu, Tiffany! Tunggu di sini! Kamu harus tenangin diri kamu dulu," ucap kakek meminta Tiffany untuk duduk di kursi tunggu yang berada di depan ruang IGD.

Second House√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang