72☠️

1.6K 196 58
                                    

Sebelum baca, aku saranin kalian sambil play deh suara hujan + petir gitu biar suasananya makin dapet. Hehe 😁

••••

Jeno berjalan tanpa arah sambil menangis tanpa suara dibawah derasnya hujan. Meski saat itu hari masih siang, namun langit terlihat gelap karena mendung.

Tubuh Jeno saat itu sudah basah kuyup. Namun, Jeno malah tampak menikmati derasnya hujan yang mengguyur tubuhnya karena sebenarnya ia hanya sedang melampiaskan kesedihannya pada hujan. Dengan ia berjalan di tengah hujan, tidak akan ada orang yang mengira bahwa dirinya itu sedang menangis karena air matanya itu tertutup dengan air hujan. Saat ia sudah berjalan cukup jauh, tiba-tiba ada bayangan yang melintas di pikirannya, yakni bayangan tentang masa lalu buruk yang mengakibatkan perpecahan dalam kehidupan keluarganya.

Flashback on :

"Kenapa kamu tega lakuin itu sama aku, mas?! Aku ini istri kamu! Kamu udah punya Jeno, mas!" ucap Tiffany.

"Aku tahu," ucap Barra.

"Tapi aku juga sudah menikahinya, jadi aku tidak mungkin meninggalkannya. Aku menghamilinya dan aku terpaksa harus menikahinya saat itu," ucap Barra.

"Aku memiliki seorang putra darinya. Dia lahir lebih dulu, 1 bulan sebelum Jeno lahir," ucap Barra.

Tiffany menangis mendengar ucapan papa.

"Apa mas?! Kamu gila?!" teriak Tiffany sambil menangis.

"Apa selama ini aku masih kurang buat kamu, hah?!" ucap Tiffany.

"Terus sekarang gimana?! Kita udah punya Jeno, mas!" ucap Tiffany.

"Aku ngga mau sama kamu, mas! Ini terlalu menyakitkan buat aku! Kamu ternyata ada main sama perempuan lain di belakang aku bahkan kamu udah menikah sama dia!" ucap Tiffany.

"Terserah, aku akan ikuti maunya kamu. Kalau kamu emang mau pisah sama aku, aku bakal terima, Tiffany. Tapi dengan satu syarat, berikan Jeno padaku!" ucap Barra.

"Apa?! Enak banget kamu minta aku kasih Jeno sama kamu?! Engga! Jeno akan ikut aku, mas! Kamu urus aja anak kamu sendiri sama perempuan itu! Aku ngga akan biarin Jeno ikut papanya yang gila!" ucap Tiffany.

"Jangan berani kamu bawa Jeno dari aku, mas! Jeno akan tetap ikut aku! Aku lebih becus urus dia ketimbang kamu yang pasti bakal lebih mentingin anak hasil selingkuhan kamu itu!" ucap Tiffany.

Flashback off.

Jeno menangis membayangkan betapa seringnya Barra dan Tiffany bertengkar dulu. Saat itu usianya masih terlalu kecil dan tidak mengerti apa itu artinya perceraian. Rumah yang ia tinggali dulu benar-benar tidak terasa nyaman untuk ia tinggali karena setiap hari ia harus mendengar orang tuanya bertengkar di dalam rumah itu.

Flashback on :

"Mama mau kemana?" ucap Jeno sambil menangis.

"Sayang, kita pulang ke rumah kakek ya, sayang? Mulai sekarang, kita sudah ngga lagi tinggal di sini sama papa," ucap Tiffany.

"Kenapa, ma?" ucap Jeno.

"Papa jahat, Jeno..," ucap Tiffany sambil menangis.

Flashback off.

Jeno semakin menangis mengingat ucapan Tiffany yang mengatakan padanya bahwa papanya itu jahat. Ia pun berpikir bahwa memang benar, papanya (Barra) memang jahat karena sering memperlakukan Tiffany dengan kasar. Bahkan Jeno sendiri pun juga tak jarang diperlakukan kasar oleh Barra dulu saat masih tinggal bersama satu atap.

Second House√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang