Setahun di dunia ...
Aaaaakkkhhhh ...
Hari ini adalah hari dimana persalinan Linda akan segera terjadi. Sudah sedari tadi Devan menunggu di kursi tunggu depan ruangan tempat Linda bersalin seraya menghela napas dan begitu cemas.
Sudah sejak tadi belum ada dokter, suster maupun suara bayi yang terdengar, dan hal itulah yang membuat rasa cemas di diri Devan bertambah besar. Dia takut terjadi hal buruk pada Linda dan calon anaknya nanti.
........................................
Kedua alis Devin pun menyatu dan kedua tangannya mengepal kuat dibawah sana.
"Jadi selama ini kamu menganggapku sebagai Sukmo bukannya Devin? Atau kamu mencintaiku karena aku mirip dengannya saja. Bunga, sebenarnya kamu mencintai ku atau kah Sukmo? Dimatamu aku ini siapa? Devin atau Sukmo?!" Ujarnya dengan nada tinggi dan kedua matanya yang membola sempurna di barengi tangannya yang tetaplah mengepal.
Mendengar ucapan Devin yang diluar dugaannya, bahkan dia juga berkata dengan nada tinggi membuat Bunga sedikit terkejut di barengi mulutnya yang menganga lebar. Apa ini? Mengapa Devin berkata demikian? Apa setelah mendengar ceritaku, dia menganggap aku mencintai dia sebagai Sukmo?
"Kenapa kamu mengatakan itu, Vin? Aku mencintaimu sebagai Devin, bukanlah Sukmo ataupun yang lainnya. Kalian memang berdarah daging namun kalian bukanlah orang yang sama. Kamu mirip dengannya dan aku dulu mencintainya bahkan, dia sampai mati karena ulahku. Tapi Vin, kamu adalah kamu dan Sukmo adalah Sukmo. Kalian beda orang dan aku sekarang mencintaimu dan menganggapmu sebagai Devin bukanlah Sukmo." Terdengar serius dan penuh perasaan. Wajahnya nampak sendu dan sedikit muram, kedua matanya mengeluarkan air mata hingga tangannya saling bertaut satu sama lain.
Mendengar ucapan itu, membuat dada Devin yang semula panas membara karena marah berubah dingin sedingin air es saking dalamnya ucapan Bunga. Devin bahkan sampai kaget dan tak sengaja terjengkang pelan ke belakang.
"Jika dia memang akan pergi, biarlah dia pergi. Pergi untuk selama-lamanya, ke alam selanjutnya. Dunia memang selalu sama sejak dulu, dan tak pernah berubah. Cinta, dan takdir selalu berdampingan, bahkan nyaris tuk berperang. Aku bingung dengannya, dengan takdir ini. Dia yang ku cintai mati, dan aku beserta keluargaku pun mati. Tangisan, jeritan, dan derita selalu membelengguku, dan membuatku berpikir, untuk apa aku terlahir ke dunia ini? namun, bukankah kejam takdir ini padaku, dia membuatku tiada namun dia juga tak mau ku pergi dari dunia ini. Dulu kegelapan lah yang menemaniku di sini sampai kedatanganmu. Kedatangan seseorang yang memberiku cinta. Awalnya aku sedih dan menangis melihat kepergiannya, namun kini aku bahagia karena ada keturunannya yang datang ... Datang tuk menghapus air mataku. Vin, aku mencintaimu."
Puisi apa itu, mengapa nadanya sendu sekali? Dan mengapa Bunga mengatakannya? apa dia dulu seorang pembuat puisi?
Tanpa berucap ataupun menginterupsi sedikitpun, Devin justru terpaku seraya tatapannya tetap mengarah pada Bunga.
"Bagaimana tanggapanmu sekarang, Vin?" Tanya Bunga seraya menatap kearah Devin dan tersenyum.
..........................................
POV FIRLY ...
Sudah sejak lama sejak hari itu. Aku tidak tahu mengapa aku kemari, ke tempat ini. Aku benar-benar mengkhawatirkan keadaannya, merindukan sosoknya, begitu juga hari hariku yang terus menerus di Bayangi olehnya, oleh visualnya yang membuatku menyesal ... menyesal telah membohonginya dan meninggalkannya.
Beberapa hari lalu aku dan pacarku yang sekarang sudah putus karena suatu alasan. Dia selingkuh, dan lebih memilih selingkuhannya daripada aku. Hidupku hancur karena apa yang sudah ku lakukan pada Devin dulu akhirnya terjadi juga padaku. Siall! Karma ini sangat menyakitiku.
Terlepas dari putus hubungan dengan pacarku yang sekarang, rupanya bukan hanya aku yang hancur, Edward pun sepertinya mengalami hal serupa, dulu dia memang memutuskanku karena dia ketahuan selingkuh dan lebih memilih selingkuhannya itu daripada aku, namun kini hal lain terjadi padaku, dia sering menelponku dan menanyaiku mengenai keadaanku, yang selalu kutanggapi dengan sahutan sengit.
Seperti saat ini. Aku tengah merebahkan diriku di atas ranjangku seorang diri dan memainkan hp-ku sesuai mandi ketika suara dering teleponku mulai terdengar, aku menghela nafas sejenak sebelum akhirnya ku angkat telepon itu dan bangkit untuk duduk.
Sangat lelah dan marah hingga aku ingin membanting hp-ku sendiri. Ternyata Edward lah yang menelponku, dan membuatku ingin mencakarnya bahkan memukulnya sekarang juga. Seperti dulu dulu, tadi Edward pun berkata begitu manis padaku, Dia menanyakan keadaanku dan segala hal yang menurutku sangatlah tidak penting. Aku yang malas bicara dengannya akhirnya hanya ku balas dengan singkat, namun di akhir ucapannya dia mengatakan sesuatu yang membuatku ingin menikamnya sekarang juga. Dia minta maaf padaku dan mengajakku tuk berbalikan kembali. Cuih, aku mematikan ponselku sekarang juga.
Sudahlah itu kejadian lama, mengapa aku mengingatnya lagi, astaga.
Sekarang aku sudah tiba di tempat yang menjadi tujuanku. Rumah ini, tempat ini, aku begitu merindukannya. Apakah saat ini dia masih mengingatku dan bersedia untuk memaafkanku? Apakah Devin masih bersedia menerima ku sebagai Firly?
Tok ... Tok ... Tok ... (mengetuk pintu)
Pintu pun terbuka ...
"Bik, saya temannya Devin, apa Devin ada di rumah sekarang?" Tanyaku dengan nada santai dan senyuman yang kubuat manis ini. Aku grogi, karena setelah sekian lamanya tak bertemu, aku kan melihatnya lagi. Semoga dia mau memaafkanku.
POV END ...
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
My Girlfriend is a Ghost
RomanceKehadiran seorang hantu perempuan mengubah hidup Devin secara tak terduga. Awalnya frustrasi dan putus asa, kini ia menemukan sinar harapan sejak bertemu makhluk gaib yang misterius itu. Cinta tumbuh di antara mereka meskipun dunia luar keras menent...