Bab 71. Tangis kebahagiaan

88 2 0
                                    

Srek ... Srek ... Srek ...

Devan, Linda, Darto, dan Bianca yang telah tiba kembali di depan rumah Linda pun sontak saja mengalihkan atensi mereka kearah pintu depan yang terbuka dan dipenuhi banyak orang.

Semua orang terlihat berlalu lalang dan mengenakan pakaian serba hitam dan putih.

"Huhuhu ... Devin udah gak ada Van, dia udah ninggalin kita," tangis Linda pun sontak pecah sewaktu ia mendapati adanya bendera kuning di atas pagar depan rumahnya.

Lalu karena kedatangan mereka telah ditunggu banyak orang pun membuat Darto, Devan, Bianca dan juga Linda langsung beranjak keluar dari dalam mobil.

Mereka semua pada berlinang air mata dan terisak dengan kepergian Devin itu. Semuanya pada menyalahkan dirinya sendiri atas kepergian Devin, terlebih Linda dan Devan terus-menerus merutuki dirinya dan menyalahkan dirinya sendiri atas kematian Devin.

Kemudian Linda dibantu oleh Bianca langsung berjalan memasuki rumahnya, sementara Devan dan Darto segera beranjak membuka pintu belakang mobil dan menggotong tubuh Devin.

Mereka perlahan-lahan menggotong tubuh Devin dan membawanya memasuki rumah Linda.

Sesaat semua orang yang berada di dalam rumah mendapati Darto dan Devan menggotong masuk tubuh Devin membuat mereka semua bangkit berdiri dari posisi mereka dan menatap sedih ke arah tubuh Devin itu.

Tubuhnya terasa begitu dingin, wajahnya mulai memucat dan aroma tubuhnya juga perlahan mulai membusuk. Seharusnya Devin telah meninggal dari lama, ia telah dibawa oleh makhluk halus ke alamnya selama lebih kurang dari satu tahun, jadi dalam waktu selama itu seharusnya Devin telah meninggal, tapi karena entah apa itu atau karena perbuatan dari makhluk itu Devin masih juga bisa bertahan selama itu.

Huhuhu ...

Semua yang ada di sana pun sontak menangis mendapati jenazah Devin, mereka merasa bersalah karena sebelumnya mereka telah menuduh Devin telah membunuh Citra dan mengatakan hal buruk kepadanya.

Karena dua hari sebelumnya Linda dan Devan telah mengumpulkan semua warga di kampung itu dan tetangga sekitarnya di balai desa untuk mengatakan hal penting kepada mereka.

Di sana Linda dan Devan mengakui semua kejahatan mereka kepada Devin dan mengatakan jika pembunuhan Citra waktu itu bukanlah salah Devin.

Dengan berlinang air mata Devan pun mengakui Jika ia adalah dalang dari pembunuhan itu, dan ia juga adalah orang yang membuat Devin pergi dari rumah.

Dengan penuh keberanian dan rasa bersalah Devan dan Linda pun mengakui semuanya kepada mereka, keduanya sangat merasa terpukul dengan kepergian Devin dan berharap adanya maaf darinya untuk mereka.

Tapi sewaktu semua orang mendapati adanya pengakuan itu mereka yang kaget pun tak bisa berkata-kata selain beranjak pergi dari sana.

Semua orang langsung menatap tajam ke arah Linda dan Devan kemudian menyebut mereka dengan sebutan pembunuh keji.

Semua orang satu persatu mulai meninggalkan balai desa dengan penuh kemarahan dan rasa benci kepada mereka.

Namun Linda dan Devan yang sebelumnya telah tahu dan sadar jika respon mereka akan seperti ini pun membuat mereka semakin bersedih.

"Sekarang kita harus bagaimana Van, kita sudah hancur sekarang. Semua orang sudah membenci kita, memaki kita dan sebentar lagi kita pasti akan diusir dari kampung ini." ucap Linda sembari menutup wajahnya dengan kedua tangannya dan menangis.

....................................


Beberapa saat kemudian ...

My Girlfriend is a Ghost Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang