Bab 63. Tidak mau kembali

72 2 0
                                    

Lalu setelah berpikir begitu lama kyai Rohmat pun menghentikan lantunan doanya, ia mengantongi tasbihnya di kantong gamisnya kembali, kemudian menatap serius kearah Devin dan juga Bunga yang hingga kini masihlah mengerang kesakitan.

Mereka terus mengerang kesakitan karena walaupun Kyai Rohmat sudah menghentikan doa-doanya, efek dari doa-doa itu masihlah terasa hingga sekarang.

"Aku sudah menghentikan doa-doaku, sekarang kau harus melepaskan Devin, karena disini yang bisa melepaskannya dan mengeluarkannya hanya kau. Jadi jika kau masih memiliki perasaan, harap kau mau melepaskan Devin, dan membiarkannya pergi dari sini." ujar kyai Rohmat seraya mengalihkan atensinya kearah Bunga dan menatap tajam kearahnya.

Bunga dan Devin yang semula merasa kesakitan pun perlahan mulai mereda. Rasa panas di tubuh mereka pun perlahan lahan mulai mendingin, namun Bunga yang mendengar itu sontak mengepalkan kedua tangannya dan menatap tajam kearah kyai Rohmat.

Dalam hitungan detik tiba-tiba saja udara di sekitar sana berubah seketika, angin-angin yang semula tidak ada tetiba saja berhembus dengan begitu kerasnya.

Dan hal yang membuat kaget ialah Bunga yang semula baik-baik saja mulai menunjukkan muka aslinya di depan Devin dan kyai Rohmat.

Wajahnya yang semula terlihat baik-baik saja dan masihlah normal dalam sekejap tetiba saja berubah begitu mengerikan.

Dress yang ia pakai yang semula terlihat begitu putih sekarang tetiba saja berlumuran darah, mukanya yang hancur sebelah, serta kelopak matanya yang bolong setengah sontak membuat Devin mual seketika.

Terlebih aroma tubuh Bunga yang sekarang bukanlah aroma tubuh Bunga yang biasa diperlihatkannya setiap hari. Jika setiap hari Bunga hadir dengan aroma melati yang begitu menyengat, kini terlihat begitu berbeda.

Bau bangkai menguar dari badannya yang tertutup dress selutut dan penuh darah.

Huek ...

Pertahanan Devin runtuh sudah, muntahannya jatuh dan mengotori lantai tanah di depannya. Ah tidak, ia bukan hanya muntah, melainkan ia juga limbung dan jatuh terduduk di atas tanah. Sial.

"Maafkan aku Vin, tapi aku harus menunjukkan mukaku yang ini agar pria sialan itu mau pergi." ucap Bunga tanpa menoleh sedikitpun.

Sedari tadi hingga sekarang, muka Bunga masihlah sama, ia masihlah menatap tajam kearah kyai Rohmat dan mengepalkan tangannya kuat.

"Mau bagaimanapun mukamu aku tidaklah takut terhadapmu. Jadi sebelum aku marah cepat kau turuti perintahku, lepaskan Devin atau kubakar kau di sini?!" ujar kyai Rohmat seraya meninggikan suaranya.

"Selamanya aku tidak akan pernah melepaskan Devin, dia sendiri yang datang kepadaku, dan nyaman berada di dekatku. Jadi jika kau memintaku untuk melepaskan Devin, maaf aku tidak bisa melakukannya. Kami saling mencintai, walaupun kami beda dunia itu tidaklah masalah, dan seperti ucapanku tadi, kami sudah melakukan hubungan suami istri, bukankah jika begitu untuk Devin kembali ke dunia sudah tidak mungkin?" balas Bunga murka dan tetap menatap tajam kearah kyai Rohmat.

"Jadi kau memilih untuk ku bakar daripada melepaskan Devin?!" kini kyai Rohmat terlihat begitu serius dengan ucapannya, matanya terlihat begitu tajam menatap kearah Bunga, dan mulutnya yang mulai bergerak gerak.

Hmm, dia berdoa kembali, untuk apa, bukankah semua usahanya akan gagal?

Lantas Devin yang mendengar ucapan kyai Rohmat pun perlahan mulai bangkit kembali dari posisinya terjatuh, kemudian menatap tajam ke arah kyai Rohmat.

"Diam sialan! aku tidak ingin kembali kau dengar, aku tidak akan kembali. Aku membenci semua keluargaku dan selamanya aku tidak akan memaafkan mereka dan menemui mereka, jadi sebaiknya kau pergi dari sini!" ujar Devin seraya meninggikan suaranya, dan mengepalkan tangannya kuat.

Lalu kyai Rohmat yang tahu dan sadar jika waktu menyelamatkan Devin tinggal beberapa saat lagi pun menjadi begitu panik dan was-was. Ia takut jika tugasnya kali ini akan gagal, karena mendengar jika Bunga menolak untuk melepaskan Devin, dan Devin yang juga tidak mau kembali, sontak membuat kyai Rohmat terhenyak seketika.

Ia mendapati adanya rasa cinta yang begitu besar dari keduanya. Sepertinya ucapan wanita itu memang benar adanya, mereka sama-sama saling mencintai namun karena dunia mereka yang berbeda Mereka pun sampai rela melakukan hal sejauh ini.

Astaga bagaimana ini? Jika sudah begini bukankah tugas kyai Rohmat untuk menyelamatkan Devin akan gagal?

Karena semua usahanya tidak akan sempurna jika Bunga tidak juga bersedia untuk melepaskan Devin.

Sukma Devin diikat dan dijerat kuat oleh kekuatan Bunga di alam ini. Jadi jika bukan Bunga sendiri yang melepaskan Devin, semua usaha tidak akan berjalan lancar.

Walaupun kyai Rohmat telah menggunakan cara sehebat apapun itu tidak akan berguna selama Bunga tidak juga mau melepaskan Devin.

Terlebih keduanya telah melakukan hubungan suami istri, jika mereka sama-sama manusia itu tidak masalah, tapi ini mereka beda alam, bukankah hal seperti itu sangat tabu di dunia persetanan?

"Vin, kau tidak rindu dengan kakakmu, bibimu, dan juga keluargamu yang lain? Kau tidak ingin menemui mereka barang sebentar saja? Saya memang tidak tahu apa masalah yang sudah kau alami sampai kau bisa sebenci itu pada mereka. Namun tugas saya di sini hanyalah untuk menyelamatkanmu dan membawamu pulang ke dunia. Jadi nak, saya mohon bekerja sama lah kamu dengan saya, keluargamu begitu merindukanmu, mereka menangisimu dan mengharapkanmu kembali." ujar kyai Rohmat.

"Jadi saya mohon turutilah permintaan saya, kembalilah bersama saya dan temuilah keluargamu. Dari tadi pagi hingga sekarang bibimu tak henti-hentinya menangis dan mengharapkanmu pulang. Nak, jika kau masih ada rasa sayang terhadap mereka kyai mohon kau kembali bersama kyai." lagi kyai Rohmat.

Devin menghela nafas sebelum menjawab. "Aku tidak mau kembali, kyai. Aku tidak mau menemui mereka, aku membenci mereka karena mereka sendirilah yang membuatku membenci mereka. Dosa-dosa mereka sudah begitu erat menjerat ku, dan membuatku tersiksa. Jadi saya mohon, pergilah dari sini, biarkan saya tetap disini bersama dengan orang yang saya cintai." balas Devin seraya meneteskan air mata.

Kyai Rohmat yang tahu dengan kondisi Devin setelah ia menerawang jauh ke belakang pun perlahan mulai meneteskan air matanya untuk pertama kalinya Karena ruqyah.

Lalu dengan berat hati ia pun menganggukkan kepalanya.

"Tapi jika saya mengiyakan ucapanmu, dan membiarkanmu tetap disini bersamanya lalu bagaimana dengan respon keluargamu? Bukankah mereka akan sangat kecewa dengan saya? Saya tidak bisa mengecewakan pelanggan saya." jelas kyai Rohmat seraya mengusap wajahnya dengan kedua tangannya.

Devin meraih tangan Bunga dan menggenggamnya begitu erat.

"Itu bukan masalah besar kyai. Jika mereka kecewa karena saya tidak mau kembali maka katakan saja pada mereka jika waktu saya di alam ini sudah habis." ucap Devin tegas dan masih dengan menggenggam tangan Bunga yang berlumuran darah.

Dan Bunga, seketika saja ia pun tersentak mendengar ucapan Devin, ia tak menyangka jika ucapan seperti itu bisa terucap dari mulut Devin.

"Vin, kamu ..." ucap Bunga terpotong.

Bersambung ...

My Girlfriend is a Ghost Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang