Bab 60. Rukyah Devin

90 3 0
                                    

Mendengar penuturan Devan yang begitu jelas dan gamblang membuat Darto terkejut seketika. Ia tak menyangka jika Devan dapat sejahat itu pada adiknya sendiri, ia juga tak menyangka jika pribadi Devan di belakang seperti itu, karena Darto kira Devan adalah anak yang baik, dan berjiwa sosial tinggi. Pria yang pintar dan berhati mulia, memiliki banyak teman dan juga kebanggaan para guru di sekolah.

Namun setelah pengakuannya kali ini Darto seolah ditampar begitu keras, ia seolah disadarkan bahwa pribadi yang baik di depan belum tentu baik pula di belakang, dan kenyataan itu ternyata memang benar adanya.

Devan yang baik di depan semua orang belum tentu baik pula di belakang semua orang. Dia yang berkepribadian baik ternyata dapat melakukan hal sekeji itu pada adiknya sendiri.

Terlebih itu didasari oleh dendam yang diawali oleh sebuah kejadian kecil, oleh sebuah perilaku yang mungkin tak disukai oleh Devan sendiri.

Tindakan pilih kasih yang dilakukan oleh kedua orang tuanya yang mungkin membuat Devan sakit hati dan sampai melakukan hal sejauh ini. Devan mengiranya mereka pilih kasih, dan tak menyayanginya, tapi kenyataannya tidak seperti itu.

Darto tau jika kedua orang tua mereka sangat menyayangi anak anaknya, mereka tak pernah pilih kasih dan membagi rata kasih sayang mereka ke semua anaknya.

Namun, jika Devan sampai dendam dan berpikir seperti itu, apa yang sebenarnya terjadi?

Hmm, entahlah, Darto sendiri tidak tahu, ia dulu tak terlalu peduli terhadap mereka, ia menyayangi mereka namun tak terlalu dekat dengan mereka, jadi jika terjadi hal seperti itu Darto sama sekali tidak tau. Karena kehidupan itu mereka yang menjalaninya jadi jika terjadi hal seperti itu ia sama sekali tak ambil tau, ia kaget namun ia tak dapat melakukan apapun selain berdoa dan berharap untuk kesembuhan Devin.

"Jadi selama ini kamu hanya pura-pura baik di depan kami?" tanya Darto seraya menatap tajam kearah Devan.

Lalu saat Devan ingin bicara tetiba saja kyai Rohmat datang bersama beberapa kyai lain, mereka langsung mendekat kearah Devin dan duduk mengelilinginya.

"Pak, buk, rukyah ini akan segera kami mulai, jadi jika terjadi sesuatu harap kalian tetap tenang dan jangan gegabah ya, karena rukyah ini sedikit berbeda dari rukyah yang biasa saya lakukan. Karena kondisi anak ini sedang begitu mengkhawatirkan, dia takkan bisa selamat jika terlambat sedikit saja, jadi saya akan mencoba untuk mengambil arwah Devin dari alam sana dan mengembalikannya ke tubuhnya. Tapi proses ini tidaklah sebentar, ia akan memerlukan waktu sedikit lebih lama dari biasanya. Ehm kalian jika mengantuk ataupun lapar boleh kok untuk istirahat sebentar, selain itu saya sudah menyuruh art saya untuk membawakan kalian makanan. Baiklah, bisa kita mulai sekarang?" ucap kyai Rohmat seraya mengalihkan atensinya kearah Devan dan lainnya, kemudian tersenyum tipis dan mengalihkan pandangannya kembali kearah tubuh Devin.

Mengetahui itu Devan dan lainnya hanya mampu menganggukkan kepala dan mengiyakan ucapan kyai Rohmat itu. Mereka tak tau lagi harus melakukan apa dan bagaimana untuk menyembuhkan Devin. Sebab segala cara telah mereka lakukan, dari pihak medis Devin di nyatakan selamat dan baik-baik saja, namun kondisinya yang tetap saja pingsan membuat mereka khawatir, lalu dengan berbekalkan doa mereka pun akhirnya membawa Devin ke tempat kyai Rohmat untuk disembuhkan.

"Semoga saja Devin baik-baik saja dan segera kembali, aku benar-benar merasa bersalah jika Devin tidak bisa kembali. Aku akan merutuki diriku sendiri dan menghukum diriku jika rukyah ini sampai gagal. Huufftt ... Semoga Devin masih bisa kembali, aku benar-benar merindukannya, dan ingin meminta maaf padanya atas segala perilaku burukku kepadanya. Devin, maafkan Abang Vin, Abang begitu menyesal telah berperilaku jahat kepadamu." batin Devan seraya menatap sedih kearah tubuh Devin yang masihlah terbujur kaku dan tak sadarkan diri.

Lalu rukyah pun di mulai, kyai Rohmat segera menyentuh kening Devin dan membacakan beberapa doa kepadanya. Ia mengoleskan minyak zaitun di kening, tangan serta telapak kaki Devin kemudian meminta beberapa kyai temannya tadi untuk membantunya membacakan doa.

..............................


Disaat Devin merasa kondisi tubuhnya telah sedikit mendingan, dan tidak terasa panas seperti tadi ia pun segera beranjak dari kasur Bunga dan berjalan keluar.

Ia pergi menghampiri Bunga yang saat itu tengah ada di halaman depan dan tengah duduk di atas ayunannya. Awalnya Devin merasa senang melihat Bunga tengah tersenyum seraya mendorong ayunannya, namun sesaat Devin telah sampai di tempat Bunga berada tetiba saja tubuhnya terasa begitu sakit, rasanya berkali kali lipat lebih sakit daripada semalam.

Tubuhnya seraya ditarik dan ditusuk tusuk begitu keras, saking kerasnya ia sampai jatuh terduduk di atas tanah, dan meringis kesakitan.

"Vin, kamu kenapa Vin? kamu baik-baik saja kan?" tanya Bunga seraya bangkit dari posisinya dan berjalan tergesa menuju ke tempat Devin berada.

"Sakit Bunga, tubuhku serasa ditarik dan ditusuk tusuk, awwww sssshhhh ... perih." ucap Devin seraya mendesis kesakitan, ia terus saja mengerang kesakitan dan mencengkeram perutnya kuat.

.......................................



Para kyai itu masih tetap fokus merukyah Devin, mereka terus saja membacakan doa doa dan memijat beberapa tubuh Devin, mulai dari belakang leher, telapak tangan kanan, dan telapak kaki kiri, mereka terus memijat bagian bagian itu untuk melancarkan rukyah itu.

Beberapa saat tak ada apapun yang terjadi, namun beberapa menit setelahnya hal mengejutkan pun terjadi.

Perlahan tubuh Devin pun mulai bergerak gerak dan bergetar. Ia mengeluarkan desisan lirih dan helaan nafas yang terlihat ngos-ngosan.

Semua yang ada di situ merasa terkejut dengan kondisi Devin itu, mereka antara kaget dan juga senang mendapati reaksi Devin yang begitu tidak terduga.

Mau Linda, Devan, Darto ataupun Bianca sama-sama melonjak kegirangan mendapati Devin yang mulai mengeluarkan respon.

Yap, tubuh Devin memang terlihat bergetar, dan bergerak gerak, ia terus saja mendesis dan juga menghela nafas. Namun hanya itu saja respon dari tubuh Devin, ia masihlah menutup kedua matanya rapat-rapat dan tetap dengan posisinya yaitu menggerak gerakan tubuhnya.

"Astaga, susah sekali menarik sukmanya dari alam itu, kita sudah melakukan berbagai cara loh, tapi kok tetap berat begini?" ucap seorang kyai yang mengobati Devin.

Lalu semua kyai itupun menganggukkan kepala dan mengiyakan ucapan temannya itu, mereka telah menggunakan segala cara dan segala doa, semua titik tubuh Devin telah mereka pijat dan mereka baluri oleh minyak zaitun yang kyai Rohmat punya, tapi hasilnya tetap sama saja, kondisi Devin tidak berubah, memang tubuhnya terlihat bergetar, namun hanya sekedar bergetar kan, bukan sampai membuka matanya?

Sungguh, mereka merasa lelah dan letih. Melakukan rukyah memang memerlukan begitu banyak energi, dan juga kekuatan, namun untuk rukyah kali ini mereka tak hanya mengeluarkan begitu banyak energi melainkan mereka telah mengeluarkan begitu banyak obat, dan juga doa.

"Jika sudah begini, tidak ada jalan lain selain saya melakukan sedikit meditasi dan membuka portal alam mereka. Saya akan mencoba untuk berbicara dengan makhluk yang membawa anak ini, dan bernegosiasi dengannya. Ehm kalian bisa bantu doa ya selama saya melakukan meditasi itu." ucap kyai Rohmat seraya mengalihkan atensinya kearah teman temannya, dan menatap serius kearah mereka.


Bersambung ...

My Girlfriend is a Ghost Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang