Bab 68. Mengambil kekuatan semua makhluk dan menanggung hukumannya

85 1 0
                                    

Sementara itu Bunga dan Devin yang sudah kembali ke alam gaib dengan selamat saat ini tengah berjalan menuju ke rumah Bunga yang posisinya masihlah jauh dari tempat mereka sekarang.

"Vin, kamu serius tak ingin memaafkan keluargamu? mereka nangis nangis loh waktu lihat kamu tadi, mereka ingin memelukmu dan tinggal denganmu lagi seperti dulu." ucap Bunga seraya menoleh sekilas kearah Devin.

"Cuma ya waktu lihat Devan menamparmu, memukulimu dan mengatakan kata-kata kasar kepadamu aku begitu emosi dan marah kepadanya, aku menyesal telah membawamu ke sana dan mengijinkanmu kembali. Ehm Vin, tadi aku juga sempat melukai bibimu, maaf ya, aku sangat emosi melihat mereka." lagi Bunga.

Lalu Devin yang mendengar itu hanya mampu menghela nafas dan menggelengkan kepalanya.

"Nggak papa Bunga, nggak masalah. Aku nggak masalah kamu mau melakukan apapun pada mereka, mau kamu bunuh mereka sekalipun aku nggak bakal ngelarang. Karena rasa benci ku pada mereka sudah mendarah daging. Mereka adalah penghianat dan penghianat sudah sepantasnya untuk dimusnahkan, jadi dengan kita akan pergi ke alam selanjutnya seperti ini membuatku begitu senang dan lega. Akhirnya aku akan segera terbebas dari mereka, aku begitu menantikan saat-saat ini Bunga, aku begitu menantikan di mana aku bisa hidup dengan tenang dan damai seperti yang kuinginkan." balas Devin seraya tetap menatap lurus ke depan.

Lalu sewaktu langkah mereka sudah sampai di depan rumah Bunga betapa terkejutnya mereka di saat mendapati dua orang pria berjubah putih dengan memiliki sayap di punggungnya tengah berdiri 200 m di depan mereka dan tengah menatap ke arah mereka dengan tatapan datar nan dingin.

Udara di sekitar sana langsung berubah semenjak kedatangan mereka namun sewaktu langkah Bunga dan Devin telah tiba tepat di depan mereka, Bunga yang tahu mereka siapapun langsung saja menghentikan langkah Devin dan mencekal lengannya begitu saja.

"Kalian mau apa datang ke sini?" tanya Bunga begitu judes kearah dua orang pria berjubah putih itu yang hingga kini masih tetap sama, yakni menatap kearah mereka dengan dingin dan nyaris tanpa ekspresi.

"Bunga, mereka itu ..." ucap Devin terpotong.

"Iya Vin, mereka itu adalah malaikat pembuka portal alam selanjutnya, tapi kedatangan mereka itu tidak tepat, bukankah kepergian kita ke alam selanjutnya sudah ditunda sejam lagi? lalu untuk apa mereka datang ke sini?" balas Bunga seraya mengalihkan atensinya kearah Devin dan menatap cemas kearahnya.

"Kami ditugaskan untuk mengambil kristal biru yang ada padamu, kamu sudah mengambil kekuatan semua makhluk disini jadi jika kamu tidak mengembalikannya, kamu tidak akan bisa pergi ke alam selanjutnya." ucap salah seorang pria berjubah putih itu.

Lalu Devin yang tak paham dengan apa yang mereka bicarakan hanya mampu terdiam dan menyimak obrolan mereka.

Namun sewaktu ia mendengar tentang kristal biru dan Bunga yang sudah mengambil semua kekuatan makhluk di sini sontak membuatnya terkejut. Ia tak menyangka Jika Bunga bisa semengerikan itu.

Jika Bunga bisa mengambil semua kekuatan makhluk di sini bukankah ia begitu hebat, Devin mengenalnya sebagai hantu yang baik dan juga lemah lembut, wanita yang sangat penyayang dan peduli dengannya, namun ternyata dibalik itu,,

Bunga adalah sosok yang begitu berkuasa dan sangatlah mengerikan. Jika ia bisa mengambil kekuatan semua makhluk di sini, bukankah posisinya sangatlah besar, pantas saja semua makhluk di sini begitu menyegani Bunga, dan takut kepadanya.

Namun jika teringat tentang Asri, bukankah dulu wanita itu yang begitu berkuasa di sini, ia bisa membawa Devin jauh dari Bunga, dan membuat Bunga tak bisa menembus pertahanannya.

Lalu sekarang di mana wanita itu?? Kenapa sampai sekarang ia tak pernah terlihat lagi di sini??

"Asri sudah pergi Vin, dia sudah pergi ke alam selanjutnya semenjak beberapa bulan yang lalu." ucap Bunga sembari menoleh kearah Devin dan menatap datar kearahnya.

"Pergi? waw, kok aku sama sekali nggak tau ya, pantas saja semenjak beberapa minggu ini aku tak melihatnya lagi. Ehm tapi, bagaimana dia bisa pergi, dan hal apa yang membuatnya sampai pergi secepat itu?" tanya Devin sembari mengalihkan atensinya kearah lain.

"Bunga, cepat kau kembalikan kekuatan itu kepada kami, kau ingin tetap disini atau pergi ke alam selanjutnya?" tanya salah seorang pria berjubah putih itu sembari menaikkan nada bicaranya dan menatap tajam kearah Bunga.

"Waktumu pergi tinggal beberapa saat lagi, jadi jika sampai saat itu kau belum mengembalikan kekuatanmu kepada kami, kau dan temanmu ini tidak akan pernah bisa ke alam selanjutnya selamanya." lagi pria berjubah putih itu.

Mendengar itu tentu saja mengejutkan bagi Devan dan Bunga. Mereka sama sekali tak menyangka jika mereka akan terjebak di alam ini selamanya jika Bunga tak mengembalikan kekuatan yang diambilnya.

Sebenarnya Devin sendiri  tak terlalu paham dengan kekuatan apa itu, namun jika hanya dengan cara itu mereka bisa ke alam selanjutnya itu artinya Bunga memang harus mengembalikan kekuatan itu.

"Bunga, cepat kembalikan kekuatan yang kamu sita itu. Kamu ingin kita ke alam selanjutnya kan, itu artinya kamu memang harus menyerahkan kekuatan itu. Lagian untuk apa sih kamu sampai mengambil kekuatan semua makhluk di sini?" tanya Devin.

Sedari tadi Bunga terus menundukkan kepalanya namun, selepas mendengar ucapan Devin itu dan pertanyaannya yang terdengar begitu sensitif sontak membuat Bunga menoleh kearah Devin dan menatap serius ke arahnya.

"Sebenarnya untuk mengambil kekuatan ini sangatlah sulit bagiku, aku mengambilnya bukan tanpa alasan melainkan aku ingin melindungimu dan menjeratmu di alam ini bersamaku. Semenjak aku melihatmu pertama kali di pohon itu aku sudah terpesona denganmu, aku sudah mulai menaruh hati padamu sampai kamu bersedia ikut denganku waktu itu. Memang waktu itu kekuatanku masihlah setara dengan semua makhluk di sini ..."

"Tapi semenjak aku menyukaimu dan ingin terus bersama denganmu, aku pun sampai rela melakukan segala usaha untuk mendapatkan semua kekuatan makhluk di sini. Karena waktu itu penerawanganku sudah berjalan jauh ke setahun setelahnya, aku mendapat penerawangan Jika keluargamu nanti akan berubah dan mereka akan berusaha untuk mengambilmu kembali. Jadi untuk sekedar tameng aku pun mengambil semua kekuatan makhluk di sini dan membuat mereka berada di pihakku."

"Vin, jika hanya dengan mengembalikan kekuatan ini kita bisa pergi ke alam selanjutnya, maka tentu saja aku akan mengembalikannya." jelas Bunga seraya mengalihkan atensinya kearah Devin dan tersenyum.

"Bunga, kau pikir dengan kau mengembalikan kekuatan yang kau ambil itu kau bisa pergi dengan tenang?" timpal seorang pria berjubah putih itu.

"Kau masih harus menanggung hukuman atas perilakumu itu." lagi pria berjubah putih itu sembari menatap serius kearah Bunga.

Lalu Bunga dan Devin yang terkejut sontak saja langsung menatap satu sama lain.

Mereka terdiam seribu bahasa selepas mendengar ucapan malaikat itu. Mereka kira Jika Bunga mengembalikan kekuatan yang diambilnya kepada dua malaikat itu, jalan mereka ke alam selanjutnya sudah terbuka lebar.

Namun kenapa sekarang harus ada kata-kata hukuman?? Terlebih itu kepada Bunga, kenapa harus dia??

"Hukuman apa yang harus ku lakukan?" tanya Bunga begitu dingin dan nyaris tanpa ekspresi sedikitpun.

Lalu Devin yang mendengar Bunga mengatakan itu sontak saja langsung mengalihkan atensinya ke arah Bunga.

"Bunga, kamu ..." ucap Devin terpotong, ia merasa begitu kasihan dengan Bunga, ia tak tega jika harus melihat Bunga dihukum seperti itu.

Bersambung ...





My Girlfriend is a Ghost Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang