Linda bermimpi, ia mendengar Alvon memanggilnya berkali-kali. Ia menangis, tapi Linda tidak tahu di mana keberadaannya. Semuanya nampak gelap, bahkan ia saja tidak tahu di mana ia berpijak. Linda tersentak dari tidurnya, dan menyadari bahwa Devan tidak ada di sampingnya. Karena khawatir, Linda bangkit berdiri sembari mengenakan pakaiannya kembali lalu hendak mencari Devan.
Namun tiba-tiba saja Linda merasakan pusing dan mual yang luar biasa melandanya.
Wuekkkk ...
Linda pun segera berlari ke kamar mandi dan memuntahkan seisi perutnya, namun aneh. Tak ada apapun yang keluar dari mulutnya, malahan rasa mualnya itu masih terus ada. Melihat itu, Linda pun limbung, kepalanya rasanya sangat pusing, ditambah lagi badannya serasa lemas. Akhirnya Linda pun berjalan lagi ke arah kasurnya untuk beristirahat.
Tepat saat ia mulai merebahkan tubuhnya tetiba saja Devan datang dengan hanya mengenakan celana pendek tanpa memakai baju dan rambut yang masih basah. Dia tersenyum ke arah Linda lalu berjalan mendatanginya.
"Sayang, kamu udah bangun? Maaf ya tadi ku tinggal mandi sebentar. Gimana, kamu butuh sesuatu?" tanya Devan pelan, dengan sebelah tangannya yang mengusap lembut rambut Linda.
Linda tak menyahut, ia masih terus diam dengan sebelah tangannya memegang kuat perutnya yang hingga kini masih terasa mual.
Melihat tak ada respon dari Linda, Devan pun berinisiatif untuk menyentuh pipinya, namun ia terkejut saat mendapati Linda ada sedikit demam. Pipinya terasa sedikit panas juga sedikit keringat yang membasahi wajahnya.
"Sayang, kamu demam?" tanya Devan sedikit panik.
Karena tak mau membuat Devan khawatir, Linda pun menggelengkan kepala seraya tersenyum.
"Aku baik-baik aja kok, kamu nggak usah khawatir." ucapnya seraya tersenyum tipis.
Tapi Devan tak percaya, ia menyentuh kening, pipi, dan tangan Linda bergantian. Dan ya, Linda benar-benar demam. Suhu tubuhnya sedikit hangat dari biasanya.
"Sayang kamu demam loh, wajah kamu juga pucat gitu. Aku panggillin dokter ya, biar kamu di periksa." pinta Devan.
Tapi Linda terus menggeleng seraya meyakinkan Devan jika dirinya baik-baik saja. Namun Devan tetap bersikukuh jika Linda memang harus diperiksa. Akhirnya Devan pun benar-benar memanggil dokter keluarga mereka untuk datang dan memeriksa Linda.
Selang 30 menit, tibalah dokter bernama Andi tersebut. Sebelumnya beliau bercakap-cakap sebentar dengan Devan sebelum akhirnya beranjak ke kamar Linda dan memeriksa tubuhnya.
Dokter Andi terlihat manggut-manggut sembari tersenyum. Dan melihat ekspresi dokter Andi membuat alis Devan mengernyit heran.
"Dok, gimana keadaan pacar eh maksud saya bibi saya?" hampir saja Devan keceplosan Dengan mengatakan Linda pacarnya. Bahkan Linda saja sampai terkejut, dan melotot ke arah Devan, namun yang dipelototi justru tersenyum tanpa merasa bersalah.
"Bu Linda baik-baik saja, beliau hanya kecapean dan perlu banyak istirahat." ucap dokter Andi seraya tersenyum kearah Linda dan juga Devan bergantian.
Devan dan juga Linda dapat bernafas dengan lega namun,
"Tapi setelah saya lakukan pemeriksaan, selamat ya, ternyata Bu Linda positif hamil. Kondisi kandungannya baru berumur 1 minggu. Jadi masih sangat rentan, mohon Bu Linda untuk senantiasa menjaga kandungannya dengan baik, saya akan memberikan beberapa vitamin dan juga obat, namun untuk lebih jelasnya Bu Linda dapat datang langsung ke rumah sakit dan konsultasi tentang kandungan ibu ke dokter kandungan langsung." lanjut dokter Andi seraya berjalan kearah nakas dan mengambil beberapa obat dari dalam tas hitam yang dibawanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Girlfriend is a Ghost
RomanceKehadiran seorang hantu perempuan mengubah hidup Devin secara tak terduga. Awalnya frustrasi dan putus asa, kini ia menemukan sinar harapan sejak bertemu makhluk gaib yang misterius itu. Cinta tumbuh di antara mereka meskipun dunia luar keras menent...