Bab 67. Tak ingin memaafkan dan memutuskan untuk pergi

83 3 0
                                    

Setelah hampir beberapa saat Devin menutup matanya, dan di arahkan pada kehidupan masa kecilnya, kini ia terlihat mulai terbangun dan membuka matanya lebar-lebar.

Ia mendapati jika semuanya masihlah di sana dan tetap menunggunya, namun di waktu ia mendapati Bunga berada di sampingnya Dan tersenyum sontak Devin pun balas tersenyum ke arahnya.

Ia pun perlahan mulai meraih tangan Bunga dan menggenggamnya begitu erat.

"Van, gue udah tahu apa yang buat lo benci sama gue selama ini, gue udah tahu kenapa lu bisa sampai merencanakan pembunuhan itu. Lo iri ya sama gue, karena orang tua kita lebih sayang sama gue daripada lo?" tanya Devin seraya tersenyum sinis kearah Devan.

Huhuhu ...

Sontak saja Devan pun langsung menangis selepas mendengar ucapan Devin itu.

Ia ingin marah tapi semuanya sudah tidak berguna sekarang.

Dirinya yang sekarang sudah benar-benar berubah dan melupakan semua dendamnya itu, ia ingin berubah menjadi orang yang lebih baik dan menerima kehadiran Devin di dalam hidupnya.

Namun sewaktu menatap senyum sinis Davin entah kenapa emosi Devan langsung memuncak, ia pun langsung saja menampar Devin dan mengatakan kata-kata kasar kepadanya.

"Anj**g Lo Vin, Lo emang pantes buat mati, Lo pantes menderita! Lo dari dulu selalu nyusahin gue Vin, dari dulu papa mama gak pernah manjain gue, mereka selalu marahin gue dan mukulin gue, mereka gak pernah ngasih sesuatu yang mereka kasih ke Lo ke gue. Gue sakit hati Vin, gue menderita Lo tau!" bentak Devan seraya menangis tersedu-sedu dan terus menerus memukuli dada Devin.

Semua yang berada di sana tentu saja terkejut mendengar kemarahan Devan itu, mereka langsung saja menghentikan Devan yang terus-menerus memukul Devin dan mendorong tubuhnya hingga mundur ke belakang.

Bunga yang mengetahui Devin dipukuli oleh Devan dan ia hanya diam saja sontak membuat Bunga sedikit emosi.

Dengan kemarahannya yang meluap Bunga pun langsung saja berjalan maju kedepan ke arah Linda.

Dengan beringas Bunga pun langsung saja menarik kuat rambut Linda dan mendorong tubuhnya hingga terdorong begitu keras ke belakang.

"Sungguh menyesal aku telah mengizinkan Devin kembali ke dunia, aku sungguh menyesal membiarkan Devin bertemu dengan kalian dan menggambarkan masa lalunya. Seharusnya aku tak melakukan ini agar Devin tetap baik-baik saja, Jika saja kita tidak kembali ke dunia pasti waktu kita untuk ke alam selanjutnya tidak tertunda lagi. Dasar manusia iblis, kalian ini sebenarnya siapa sih? Kalian ini keluarganya Devin atau bukan?"

"Kalian ini seharusnya menjaga Devin, merawatnya, dan juga memberinya kasih sayang. Sebenarnya aku tak tega melihat kalian bersedih seperti ini, tapi jika sifat kalian itu tidak berubah dan kalian tetaplah membenci Devin seperti dulu, kupastikan Devin tidak akan pernah menemui kalian lagi. Aku sangat mencintai Devin dan aku tak ingin terjadi sesuatu buruk kepadanya." ujar Bunga seraya menatap tajam kearah Linda dan Devan.

Lalu Devin yang mengetahui Bunga berkata demikian sontak saja langsung terdiam dan mengalihkan atensinya ke arah Bunga sembari tersenyum.

"Bunga, kita pergi sekarang saja, rasa-rasanya aku sudah tidak kuat untuk berada lama-lama di sini." ucap Devin.

Lalu Devan, Linda, Darto, Bianca dan semua yang berada di tempat itu sontak terkejut mendengar ucapan Devin itu.

Ia mengatakan ingin pergi, tapi pergi kemana, bukankah sekarang ia telah kembali??

"Vin, kamu ingin kemana, nak? jangan pergi lagi, bibi minta maaf sayang, bibi menyesal udah pernah dendam sama kamu." ucap Linda seraya berjalan mendekat kearah Devin namun sesaat posisinya sudah hampir dekat dengan Devin Bunga yang melihatnya pun sontak saja menghadang kedatangan Linda dengan tangannya.

My Girlfriend is a Ghost Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang