10

4.6K 425 3
                                    

Renjun kembali membawa dua makan siang untuknya dan jaemin. Lalu diapun menyedihkannya diatas meja.

"Ini makan siangnya Hyung." Ucap renjun dan jaemin hanya mengangguk dengan wajah datarnya lalu ikut makan dan duduk dihadapan renjun.

"Kau sudah punya kekasih sepertinya." Ucap jaemin datar.

"N—ne? Maksud Hyung aku?" Ucap renjun tak mengerti sekaligus bingung.

"Hmm, itu bagus karena kau sudah bisa berdamai dengan masa lalu mu dan percaya pada dominan lainnya." Ucap jaemin datar.

"Aku masih sama Hyung, aku belum memiliki kekasih sejak saat itu. Dan aku tak bisa percaya dominan. Aku bahkan berniat ingin sendiri selamanya. Karena rasa takut dan trauma ku." Ucap renjun membuat sang empu menatapnya.

"Jadi? Yang tadi terlihat akrab dengannya siapa?" Batin jaemin.

Sedangkan renjun fokus pada makan siangnya karena mendadak renjun tersinggung dengan ucapan atasannya itu, ingin menegur juga tidak mungkin.

"Mianhe." Ucap jaemin karena dia merasa bersalah dan asal menuduh asisten yang jelas telah bersamanya selama 15 tahun dan dia jelas tau bagaimana menderitanya renjun hanya karena perasaan cemburunya(?)

"Gwanchana Hyung." Ucap renjun tersenyum kecil walaupun dia masih sangat tersinggung dengan ucapan pria Na di hadapannya saat ini. Dan jaemin hanya bisa menatap renjun dengan perasaan bersalah karena apa yang dia lihat sendiri.










At. Mansion Na di LA.

Chenle melihat sang nenek yang sangat senang dan diapun cukup senang karena hal itu, lalu diapun membantu sang nenek untuk makan siang lalu meminum obat.

"Halmonie sekarang bisa tenang karena halbojie akan baik-baik saja, chenle sangat yakin hal itu."

"Hmm." Angguk taeyong.  Dan chenle ikut mengangguk lalu memakan makan siangnya.

"Apa ada yang ingin kau sampaikan sayang?"

"Chenle ingin memiliki ibu halmonie. Dan chenle ingin bunbun menjadi ibu chenle, mengingat aku sudah lama bersama dengannya bahkan dia mengurusku selama ini, tapi aku takut mengatakan pada Daddy karena aku merasa Daddy dan bunbun hanya sebatas atasan dan bawahan saja. Apa chenle tak bisa punya keluarga lengkap halmonie?" Taeyong hanya bisa diam karena tak tau harus mengatakan apa saat ini, karena dia juga tak tau apa yang ada di dalam pikiran anak sematawayang nya itu. Sampai rela sendiri selama 15 tahun.
















At. Na corp, in Korea.

Semuanya menjadi sibuk karena jaemin dan sang asisten pribadi ada urusan ke LA, bahkan asisten jaemin yang lainnya juga kelimpungan saat ini.

"Kira-kira berapa lama asisten Huang pergi ya asisten Park?"

"Kau pikir aku tau, lagian aku juga tak mengerti ada urusan apa disana." Ucap Jay Park itu.

"Kau tidak perlu tau kan? Siapa tau memang ada urusan disana dengan salah satu kolega Presdir Na."

"Tapi kenapa harus membawa tuan muda."

"Mereka pergi bersama tuan muda?" Ucap asisten yang satunya, Shim jake.

"Hmm."

"Apa ada hal yang tak kita ketahui soal asisten Huang dan Presdir Na selama ini? Kau kan tahu kalau asisten Huang telah 15 tahun bekerja dengan Presdir Na."

"Ntahlah, aku juga tak mau berkomentar soal ini." Ucap Jay.

Ting!

Keduanya melihat pria yang sangat keduanya ketahui, dia adalah mantan istri dari jaemin 15 tahun yang lalu.

"Jaemin Hyung ada didalam kan?"

"Maaf tuan, tapi presdir na tidak ada ditempat saat ini."

"Apa kau sedang berusaha menghalangi saya?"

"Tidak tuan, tapi presdir memang tak ada di tempat. Presdir sedang melakukan perjalanan bisnis sampai waktu yang belum ditentukan."

"Kemana?"

"Maaf saya tak bisa memberitahu. Kau bisa pergi." Ucap Jay dan pria itu langsung pergi begitu saja.

"Aku tak tau kenapa dia sangat tak tau malu sekali sampai bisa memperlihatkan wajahnya setelah 17 tahun. Bahkan dia mencampakkan anaknya."

"Hmm, dia benar-benar tak bisa dikatakan baik. Sayangnya dia berada didalam masa lalu Presdir Na, aku takut dia akan melakukan hal yang tak kita inginkan."

"Hmm, aku juga mencemaskan hal yang sama."
























At. Schooll.

Jisung hanya duduk sendiri di rooftop saat ini karena dia memang tak gampang bergaul. Teman bergaul nya hanya chenle gak ada yang lainnya lagi. Apalagi sekarang dia tau chenle berada di LA karena halbojie nya sakit. Jujur jisung sedikit tak suka kesepian, karena selama ini memang selalu kesepian. Dan tak menutup kemungkinan kalau dia juga ingin keluarga lengkap yang selalu di bicarakan oleh chenle padanya.

"Ntah kenapa aku juga ingin keluarga lengkap itu chenle." Monolog jisung sembari menatap langit cerah itu.

Ceklek.

Jisung langsung melihat kearah pintu dimana dia melihat salah satu guru yang datang.

"Oh? Kau Lee jisung dari kelas 10-2 bukan?"

"Ne." Angguk jisung dengan wajah datarnya.

"Kenapa kau disini? Kenapa tak ke kantin saja? Ini jam istirahat, kau harus menggunakannya sebaik mungkin."

"Aku sedang tak berselera."

"Ini, makanlah. Aku membawa lebih." Memberikan roti lapis itu pada jisung.

"Tidak perlu."

"Makan saja. Lagian aku tau kau berada disini karena kesepian, aku juga sama. Bahkan sekarang rasanya lebih sepi lagi karena sahabatku sedang bekerja ditempat jauh." Ucapnya memberikan roti lapis itu lalu diapun duduk disebelah jisung dan memakan roti miliknya.

"Ssam bisa bertemu dengan orangtua ssam kan?"

"Orangtuaku sudah tiada 2 tahun yang lalu jisung, dan satu-satunya keluarga yang aku punya adalah sahabatku. Orang yang sangat kuat yang pernah aku temui." Ucap nya.

"Maafkan aku Haechan ssam."

"Tak masalah." Ucap guru yang ternyata Haechan itu sembari mengelus kepala jisung.

"Terkadang kita memang menyalahkan takdir karena kita kesepian, tapi terkadang takdir juga tak buruk jisung. Karena hanya orang-orang terpilih saja yang bisa menjalaninya, seperti kita." Ucap Haechan. Dan jisung hanya menatap gurunya itu dengan perasaan damainya.









































👨‍👨‍👦👨‍👨‍👦👨‍👨‍👦

Never Good Bye (jaemrenle)END✔ Sudah Terbit!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang