11

4.5K 428 4
                                    

Hari sudah menunjukkan pukul 22:00 waktu LA, terlihat renjun yang mulai menyiapkan tempat nyaman untuk tidur di sofa sedangkan jaemin masih duduk disebelah brankar sang ayah yang memang tadi sudah sempat sadar dan kembali tidur karena pengaruh obat yang diberikan dokter agar pasien bisa istirahat dengan lebih tenang.

"Tidak mau istirahat Hyung? Kau sudah terlihat lelah."

"Duluan saja." Ucap jaemin tanpa melihat pada renjun dan renjun hanya mengangguk walaupun Jaemin tak melihatnya dan diapun mulai berbaring di sofa dengan menggunakan selimut yang tadi mereka mintak pada salah satu perawat. Renjun yang memang sudah lumayan lelah akhirnya menutup matanya dan jatuh tertidur begitu saja. Jaemin sadar kalau sekarang keadaan sudah sangat sepi lalu diapun melihat kearah renjun yang sudah tertidur dengan sangat nyenyak sekali saat ini, jaemin lantas mendekat secara perlahan agar tak mengganggu tidur renjun. Diapun melihat sembari berjongkok, ntah kenapa wajah tenang renjun yang sedang tidur membuatnya nyaman dan suka memandang wajah asistennya sejak 15 tahun lalu, tapi rasa takut untuk memulai lagilah yang membuatnya tetap jalan ditempat, apalagi masa lalu mereka hampir sama. Dia hanya tak mau renjun merasa tak nyaman padanya dan akhirnya meninggalkannya. Ntah kenapa dia tak ingin hal itu sama sekali.

Drrtt...Drrtt...Drrtt...

Jaemin langsung beranjak dan diapun keluar dari ruang rawat untuk menjawab telpon dari sahabatnya itu.

"Ya kenapa jen?"

"...."

"Ya, aku terpaksa karena daddyku sedang sakit. Bahkan belum keluar dari rumah sakit."

"...."

"Chenle meminta renjun ikut dengan kami, kalau aku menolak permintaannya dia tak mau ikut jen, lagian aku tak mungkin bisa tenang jika anakku berada jauh dari pengawasan ku."

"...."

"Aku sedang tak ingin bercanda jen, kau ingin mengatakan apa?"

"...."

"Kau yakin?"

"...."

"Makasih infonya. Aku tutup dulu." Ucap jaemin lalu diapun mematikan telponnya dan masuk kedalam room chat nya dengan Jay.

Jay.

Jay selalu awasi sih brengsek itu. Jangan biarkan dia mendekat pada saya, dan terutama anak saya.

Baik Presdir, saya akan melakukannya.

Jangan sampai kau membuat saya kecewa.

Setelahnya jaeminpun kembali masuk dan diapun duduk di sofa yang berhadapan dengan renjun dan menatap renjun yang tertidur dengan tenang lalu diapun ikut memejamkan matanya seketika. Berharap tak ada hal buruk yang terjadi pada hidupnya lagi seperti 17 tahun yang lalu, apalagi pada kehidupan anaknya, dia tak mau anaknya menderita.
















__________________







Keesokan harinya, renjun dan jaemin membiarkan dokter memeriksa jaehyun yang memang sudah sadar bahkan tersenyum tadi saat melihatnya ntah karena apa.

"Bagaimana keadaan ayah saya dok?"

"Keadaan tuan Na sudah lebih baik dari sebelumnya tuan, Anda tidak perlu cemas." Ucap dokter itu.

"Kapan saya bisa pulang dok?"

"Dad!"

"Aku hanya ingin pulang jaem, lagian aku tak suka berada di rumah sakit."

"Kau baru saja sadar dad, jangan aneh-aneh." Datarnya sedangkan renjun hanya menggelengkan kepalanya karena kelakuan keduanya mengingatkan nya dengan sang mendiang ayahnya.

"Tuan Na baru bisa pulang sekitar 1-2 hari lagi, karena kami harus mengecek keadaan tuan Na dengan sangat baik agar tak ada hal yang membuat keadaan tuan Na memburuk suatu saat nanti."

"Dengarkan itu tuan Na jaehyun." Datar jaemin dan jaehyun hanya diam saja dengan wajah malasnya.

"Baiklah dok, terimakasih." Ufap jaemin kembali lalu dokter dan beberapa perawat itupun pamit keluar.

"Renjun saya titip ayah saya sebentar. Saya akan membelikan sarapan sebentar."

"Daddy satu ya."

"Kau hanya perlu makan makanan rumah sakit dad." Ucap jaemin datar lalu diapun langsung pergi begitu saja. Renjun hanya memakluminya saja.

"Nak kemari." Ucap jaehyun dan renjunpun mendekat lalu duduk di sebelah brankar rawat jaehyun.

"Ada apa tuan? Apa ada yang tuan butuhkan?"

"Kita sudah lama tak berjumpa ya renjun, sudah sekitar 2 tahun lamanya. Kau masih terlihat sama nak."

"Tuan bisa saja."

"Apa kau masih sendiri nak?' Ucap jaehyun. Dan renjun hanya menganggukkan kepalanya saja.

"Kenapa? Kau tau nak, tidak semua takdir di dunia ini buruk nak, jalan yang harus diambil pertama kali adalah berdamai dengan masa lalu." Ucap jaehyun dan renjun hanya diam saja.

"Kau tau renjun, keinginan terkuat saya saat ini adalah jaemin menikah lagi. Saya ingin melihat cucu saya memiliki keluarga yang lengkap renjun. Dan saya pernah berharap kau menjadi menantuku renjun." Renjun hanya menatap kaget jaehyun.

"Apa saya keterlaluan jika saya meminta kau menikah dengan puteraku renjun?"
















































👨‍👨‍👦👨‍👨‍👦👨‍👨‍👦

Never Good Bye (jaemrenle)END✔ Sudah Terbit!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang