34

3.4K 308 2
                                    

Haechan masih memeluk renjun yang menangis ketakutan dan diapun langsung melonggarkan pelukannya setelah renjun lebih tenang lalu menatap sahabatnya itu.

"Katakan padaku renjun, apa yang terjadi? Apa kau seperti ini karena na jaemin?"

"Ti—tidak Haechan." Ucap renjun dengan suara serak.

"Kau sedang tak menutupi apapun bukan?" Curiganya.

"Tidak, ini semua karena ancaman yang datang untukku."

"Ancaman? Apa maksudmu?" Dan renjunpun mulai menceritakan semuanya.

"Kau tenang saja, aku yakin suami mu akan membereskan semuanya." Ucap Haechan.

"Aku sangat takut Haechan. Aku tak punya musuh tapi kenapa aku mengalami hal ini?" Ucap renjun.

"Apa jangan-jangan ini adalah ulah dari mantan istrinya? Kau kan pernah bilang kalau mantan istrinya muncul kembali."

"Tapi, kenapa dia harus melakukan ini? Lagian aku tak akan masalah jika dia bertemu anaknya karena itu hak nya."

"Kurasa suamimu tak mau, lagian tak akan ada orang yang mau, kau tahu bukan betapa menderitanya dia."

"Tetap saja Haechan hiksss..."

"Tenang ya, sekarang kau harus dengar perkataanku, apapun yang terjadi kedepannya kau harus dengarkan semua perkataan suamimu. Aku tadi berpapasan dengannya di bawah, aku melihat betapa dia sangat menahan amarahnya bahkan auranya sangat gelap sekali, aku sangat takut padanya." Ucap Haechan. Dan renjun hanya diam saja.

Tok...tok...tok...

"Mama ini lele, lele boleh masuk?"

Renjun langsung menghapus airmatanya dan diapun melihat Haechan dengan tatapan tak tenang.

"Kau tenang saja, yang pasti chenle tak boleh tahu apa yang menimpamu karena sepertinya suamimu menyembunyikan nya dari anaknya." Dan renjun hanya menganggukkan kepalanya saja.

"Mama?"

"Masuklah lele."

Ceklek.

Chenle masuk dan diapun menutup pintu kamar orangtuanya itu lalu mendekat dan diapun langsung naik keatas tempat tidur lalu memeluk renjun.

"Apa Mama sakit lagi?" Ucapnya sembari memeluk renjun.

"Sedikit."

"Pantas saja Daddy ada dirumah dengan cepat, apa Mama perlu ke dokter? Atau lele panggil saja dokter kemari?"

"Tidak perlu lele, Mama sudah baik-baik saja." Ucap renjun sembari mengelus kepala chenle. Haechan tersenyum karena setidaknya sahabatnya itu mendapatkan suami dan anak tiri yang baik.

"Kau tenang saja chenle, Mama mu baik-baik saja. Dia juga sudah minum obat jadi kau tenang saja." Ucap Haechan dan chenle langsung melonggarkan pelukannya dan menatap Haechan sekilas lalu kembali memeluk renjun dan menyembunyikan kepalanya pada ceruk leher renjun. Karena dia sangat suka aroma tubuh renjun.

"Yasudah, aku akan pulang dulu renjun, kalau terjadi sesuatu langsung hubungi aku mengerti?"

"Hmm." Angguk renjun dan haechanpun keluar dari kamar sahabatnya itu.

Setelah Haechan keluar, chenle kembali melonggarkan pelukannya dan menatap wajah renjun.

"Mama serius tak ingin lele telponkan dokter?"

"Iya lele." Ucap renjun tersenyum dan mengelus kepala anaknya itu.

"Mama ingin sesuatu? Katakan saja pada lele." Ucap chenle.

"Mama ingin lele tetap memeluk mama seperti ini."

"Siap." Ucap chenle lalu dengan senang hati memeluk renjun. Renjun hanya menerima pelukan anaknya itu, dan berharap semoga tak ada hal mengerikan seperti ini lagi yang terjadi.










At. Apartemen xxx.

Jisu melihat kearah pintu apartemen yang memunculkan beomgyu dengan wajah puasnya.

"Aku yakin kau sudah melakukan sesuatu bukan? Apa yang kau rencanakan untuk membuat istri dari mantan suamimu meninggalkannya?"

"Hal yang pasti tak akan pernah kau lakukan."

"Tentu saja. Karena rencanaku lebih mulus dari rencanamu Choi."

"Mulus bukan berarti tak berbatu jisu, kau jangan senang dulu. Dan kau bisa menyaksikan apa yang bisa aku lakukan jika dia tak meninggalkan na jaemin."

"Ya, aku memang berniat menonton semua rencanamu terlebih dahulu, dan aku sangat yakin kau akan kalah telak. Bye!" Ucap jisu lalu pergi ke kamarnya. Membuat beomgyu mengepalkan kedua tangannya menahan amarah.

"Aku akan buktikan kalau na jaemin akan kembali padaku, dan istrinya akan pergi darinya." Monolognya.




















At. Amsterdam, mansion keluarga Na.

Jaehyun benar-benar menahan amarahnya setelah orang suruhannya mengatakan kejadian yang dialami oleh menantunya hari ini. Taeyong juga mendengarkan semua itu dan membuat suaminya untuk tetap tenang karena tak mau suaminya kenapa-napa.

"Tenanglah sayang, aku yakin jaemin akan selalu menjaga istri dan anaknya sayang." Ucap taeyong.

"Siapa pelakunya?" Datar jaehyun.

"Choi Beomgyu." Jaehyun benar-benar semakin marah bahkan taeyong juga sama marahnya saat ini.

"Perhatikan pergerakannya dan jangan sampai dia menyentuh keluarga anakku, jangan sampai dia menyentuh anak, menantu dan terutama cucu ku. Paham?"

"Baik tuan."

"Kalau sampai semua ini gagal maka nyawamu adalah taruhannya." Ucap jaehyun datar bahkan auranya sangat gelap sekali. Membuat orang suruhannya hanya bisa mengangguk dan membungkuk lalu pergi.

"Aku tak akan membiarkan dia mengacaukan kebahagiaan anak kita sayang."

"Aku juga. Kita harus tetap tenang dan percaya pada apa yang akan dilakukan oleh jaemin.  Oke?"

"Hmmm." Angguk jaehyun.
























👨‍👨‍👦👨‍👨‍👦👨‍👨‍👦

Never Good Bye (jaemrenle)END✔ Sudah Terbit!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang