13

4.2K 411 3
                                    

Jaemin mengurungkan niatnya untuk memanggil renjun dan diapun turun menuju lantai satu mansion keluarganya itu. Saat berada dilantai satu itu, dia sadar kalau tak ada maid yang bekerja bahkan bibi yang sudah lama bekerja dan ikut dengan orangtuanya juga tidak ada, hanya ada beberapa bodyguard yang berjaga.

"Kau kemari!" Datar jaemin dan salah satu bodyguard itu mendekat pada jaemin lalu membungkuk.

"Dimana semua maid dan bibi kang?"

"Semua maid diliburkan dan bibi kang di liburkan oleh nyonya."

"Kau bisa kembali." Ucap jaemin datar lalu bodyguard itupun membungkuk dan pergi melanjutkan pekerjaannya.

Disaat bersamaan renjun turun dari lantai dua dan merasa bingung, lalu diapun mendekat pada jaemin.

"Hyung?" Sang empu lantas menatap nya.

"Kenapa sangat sepi?" Ucap renjun bingung.

"Ibuku meliburkan semua maid termasuk bibi kang."

"Aaa, sebentar lagi akan masuk jam makan malam, Hyung ingin makan apa? Biar saya masakan saja."

"Terserah." Ucap jaemin dan renjun hanya menganggukkan kepalanya lalu pergi menuju dapur. Tapi belum ada beberapa menit, jaemin melihat renjun kembali lagi.

"Hyung, maaf. Bahan-bahan makanan di dapur tidak ada sama sekali. Hanya ada beberapa kaleng soda, wine dan beberapa botol air putih."

"Yasudah kita pesan saja." Ucap jaemin akan memesan dengan ponselnya.

"Tidak perlu Hyung, biar saya berbelanja sebentar dengan salah satu bodyguard saja." Ucap renjun membuat jaemin menghentikan acara akan memakan makanannya.

"Dengan saya saja. Ayo." Ucap jaemin berdiri.

"Apa tidak merepotkan Hyung?"

"Tidak." Datar jaemin lalu diapun berjalan lebih dulu diikuti oleh renjun.

Di luar mansion.

Renjun menghentikan langkahnya juga jaemin yang berhenti saat akan membuka pintu mobil karena melihat taxi berhenti dan chenle yang keluar.

"Chenle?" Gumam jaemin.

"Daddy dan bunbun mau kemana?" Ucap chenle sembari memeluk lengan renjun manja dan menatap jaemin. Bahkan semua bodyguard cukup kaget karena melihat tuan muda mereka yang memang sangat lengket dengan asisten ayahnya itu. Seperti keluarga kecil yang bahagia. Apalagi mereka semua benar-benar bisa melihat betapa miripnya chenle dan renjun.

"Kami mau pergi belanja sebentar chenle. Untuk makan malam." Ucap renjun.

"Berbelanja? Chenle ikut ya?" Ucap chenle dengan mata berbinarnya itu.

"Hmm." Angguk renjun sembari tersenyum.

"Kenapa pulang?" Ucap jaemin menatap anak sematawayang nya itu.

"Halmonie menyuruh chenle pulang, katanya biar dia saja yang menjaga halbojie. Mungkin halmonie merindukan halbojie." Ucap chenle.

"Yasudah, ayo masuk." Ucap jaemin dan chenle mengangguk semangat lalu keduanya masuk dengan renjun yang duduk disebelah jaemin dan chenle di belakang karena anak itu bersikeras.







At. Supermarket.

Jaemin, renjun, dan chenle saat ini tengah mencari bahan makanan juga untuk beberapa stok makanan ke depannya. Chenle bahkan berjalan dejgan riang sembari mendorong troli yang tadi di dorong oleh renjun. Renjun juga fokus memilih mulai dari perdagingan hingga perikanan, juga beberapa bumbu lainnya. Jaemin hanya mengikuti dengan tatapan yang sulit untuk diartikan dan diam-diam dia memotret renjun dengan ponselnya.

"Cantik." Gumamnya lalu memasukkan ponselnya kedalam saku saat sang anak menyadari kelakuannya. Tapi, jaemin mencoba untuk tetap biasa saja.

"Daddy memotret bunbun kan?" Ucap chenle setengah berbisik.

"Tidak, tadi ada pesan masuk." Ucap jaemin datar.

"Daddy sudah jatuh cinta sama bunbun kan? Akhirnya setelah 15 tahun. Apa bunbun akan resmi chenle panggil Mama dad?" Ucap chenle antusias walaupun dia tahan. Tapi, jaemin hanya menatap anaknya dengan tatapan yang tak bisa diartikan dan sudut hatinya yang sakit karena keinginan anaknya hanya lah sebuah keluarga lengkap.

"Maaf dad, anggap saja chenle tak pernah mengatakannya." Ucap chenle kembali lalu diapun langsung mendorong troli tersebut lebih dekat dengan renjun.

"Maaf nak, tapi Daddy janji akan segera memberikan keluarga lengkap itu." Monolog jaemin sembari melihat keduanya.









At. Hospital.

Taeyong mengupaskan buah untuk suaminya yang diterima dengan senang hati oleh sang empu.

"Sayang?"

"Kenapa?"

"Ada yang ingin aku katakan."

"Kalau ini gombalan maka aku tak akan mendengarkan na jaehyun, kau baru saja sadar."

"Ini tenang anak kita."

"Kenapa dengan jaemin?" Ucap taeyong menatap sang suami.

"Aku berbicara pada renjun tadi saat jaemin membeli sarapan. Aku mengatakan semua hal yang aku inginkan padanya dan aku bertanya perihal pernikahan padanya, aku ingin dia menjadi menantu kita tae."

"Kau menyinggungnya? Kalau jaemin tau aku takut dia marah padamu, karena kita sangat tau bagaimana masa lalu renjun yang tak terlalu berbeda dengan jaemin jae."

"Hmm aku tau, tapi apa aku salah sayang? Aku juga ingin jaemin berdamai dengan masa lalu dan bahagia, setidaknya cucu kita bisa mendapatkan keluarga lengkap."

"Aku juga sama jae, tapi semua ini kembali lagi pada mereka, dan kita tak bisa memaksa apalagi memaksa renjun."

"Aku hanya ingin cucuku bahagia."

"Hmm, aku juga sama jae. Sudah jangan pikirkan lagi, nanti aku akan coba cari cara untuk bicara soal ini pada renjun."

"Hmm." Angguk jaehyun.
















At. Korea, supermarket.

Haechan memaki dirinya sendiri dalam hati karena ketiduran dan berakhir dia harus berbelanja dulu batu memasak, padahal sudah masuk jam makan malam. Dia benar-benar kesal karena hal ini dan jadi merindukan sahabatnya itu, biasanya mereka akan berbelanja bersama.

Haechan mengambil troli dan diapun mulai mencari bahan stok makanan juga bumbu yang diperlukan dan mungkin sedikit cemilan. Setelah merasa semuanya sudah cukup, Haechan lantas pergi mencari beberapa cemilan dan diapun melihat seseorang yang seperyinya sangat dia kenal lalu mendekat.

"Lee jisung?" Ucap Haechan sembari menyentuh pundak anak itu. Sang empu kaget bahkan langsung menghapus airmatanya dan berbalik.

"S—ssam?" Kagetnya.

"Kenapa kau sendirian disini? Kau sudah makan malam?" Ucap Haechan. Jisung hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawabannya.

"Terus? Kau akan makan itu untuk makan malam?" Ucap Haechan melihat beberapa cemilan yang di pegang oleh anak itu. Dan jisung hanya mengangguk lagi dan lagi.

"Kembalikan pada tempatnya, sekarang kau ikut aku. Apartemenku tidak jauh dari sini, aku akan memasak makan malam dan kita makan bersama. Setelahnya kau bisa minta ayahmu menjemput. Oke?" Dan jisung hanya mengangguk lalu meletakkan cemilan itu pada tempatnya dan mengikuti gurunya itu, ntah kenapa dia sangat menurut pada Haechan. Dan ntah kenapa hatinya merasa nyaman bersama dengan Haechan.































👨‍👨‍👦👨‍👨‍👦👨‍👨‍👦

Never Good Bye (jaemrenle)END✔ Sudah Terbit!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang