43

2.6K 275 31
                                    


Keesokan paginya terlihat jaemren belum terbangun dari tidur mereka, sedangkan di bawah terlihat jaeyong telah menunggu jaemren juga cucu mereka.

"Apa chenle belum bangun sayang?" Ucap jaehyun karena dia takut cucunya itu terlambat sekolah.

"Mungkin sudah jae. Aku sempat membangunkannya tadi."

"Apa kau membangunkan jaemin dan renjun juga?"

"Anio, lagian biarkan mereka beristirahat jae. Siapa tahu saja mereka kelelahan." Ucap taeyong tersenyum dan jaehyun hanya menggelengkan kepalanya karena istrinya benar-benar diluar nalar untuk pikirannya saat ini.

Tak lama keduanya melihat chenle yang turun dari lantai dua mansion itu.

"Pagi halmonie, halbojie." Ucapnya tersenyum riang.

"Pagi sayang." Ucap taeyong tersenyum.

"Apa Mama dan Daddy belum turun halmonie? Halbojie?"

"Belum, mungkin Mama dan Daddy kelelahan chenle. Biarkan saja mereka dulu, lagian mereka juga akan sangat sibuk hari ini. Kita sarapan bertiga saja, nanti kau malah telat."

"Hmm, baiklah." Ucap chenle mengangguk lalu ketiganya pergi menuju meja makan untuk sarapan bertiga.












At. Mansion Lee.

Jisung dan jeno duduk berhadapan di meja makan untuk sarapan bersama.

"Kenapa kau mengatakan hal seperti itu pada haechan ssam? Bagaimana jika dia terganggu dan menjauh darimu?" Ucao jeno karena bagaimanapun dia khawatir dengan anaknya. Apalagi dia bisa melihat anaknya telah bergantung pada haechan.

"Tak masalah Daddy, lagian ini juga sudah menjadi pilihan jie. Jika memang Haechan ssam pada akhirnya menolak dan menjauhi jie. Jie tak akan marah padanya kareba itu keputusannya." Ucap jisung.

"Anak Daddy sudah sangat dewasa. Daddy mengerti, kalau jie juga ingin keluarga lengkap seperti chenle saat ini. Jadi,daddy juga akan berusaha untuk bicara dengan Haechan ssam." Jisung tersenyum mendengarnya.

"Benarkah Daddy? Daddy serius kan?"

"Hmm, untuk kebahagian anak Daddy." Ucap jeno tersenyum.

"Kebahagiaan Daddy juga. Karena jie yakin Daddy akan bahagia jika menikah dengan Haechan ssam."

"Ne." Angguk jeno mengerti.








At. Apartemen xxxx.

Beomgyu menatap sarapannya tanpa ada niat untuk memakannya sama sekali. Membuat jisu menatapnya bingung.

"Ada apa denganmu? Kau seperti mendapatkan beban berat saja? Apa jaemin mendatangimu dan mengancam mu karena sudah mengganggu istrinya?"

"Ini lebih buruk dari itu."

"Maksudmu apa?" Bingungnya.

"Mantan suamiku telah berada di Korea. Aku tak tahu kalau dia pada akhirnya memang menepati perkataannya. Aku jadi yakin kalau anak kami juga ada disini."

"Wah, aku tak menyangkah pada soobin. Pria itu mencintaimu beomgyu, lagian anak kalian juga seumur dengan anakmu dan jaemin. Akan lebih baik jika kau kembali padanya."

"Tidak akan. Aku akan tetap mengambil posisiku sebagai nyonya Na."

"Kau tak kasihan pada anakmu dan soobin?"

"Dia hanya anak soobin bukan anakku."

"Itu adalah perkataan yang sama saat kau meninggalkan anakmu dan jaemin 17 tahun yang lalu."

"Itu memang bukan anakku dan jaemin Hyung, tapi itu anak jaemin Hyung dan renjun. Aku hanya tak mau itu semua terbongkar." Batinnya.

"Kau diam?"

"Sudahlah makan saja makananmu." Ketus beomgyu lalu diapun pergi kedalam kamarnya membuat jisu tersenyum.

"Memang drama yang layak di tonton sebelum aku melakukan misiku sendiri." Ucap jisu lalu memakan sarapannya.

Beomgyu berada didalam kamarnya dan diapun duduk diatas tempat tidur lalu mengingat kejadian 17 tahun yang lalu.

Flashback.

Beomgyu saat itu masih berumur sangat muda, dia bahkan baru saja memasuki kawasan kuliah sebagai mahasiswa baru, dia juga bertemu dengan Huang Renjun yang merupakan seniornya saat itu. Hingga beberapa bulan kemudian, dia tahu kalau Huang Renjun mengandyng anak dari seseorang yang sangat berpengaruh hanya karena kesalahan alkohol itu.

Orangtuanya berniat memberitahu pada pria itu tapi renjun melarang dan akan membesarkan anak ini sendirian. Karena keadaan sangat sulit jika dia harus membuat keributan apalagi pria itu tidak tahu sama sekali, bahkan dia pergi meninggalkannya saat pria itu belum bangun.

Membuat beomgyu mencaritahu, dan diapun tahu kalau pria itu adalah pengusaha muda, na jaemin dan diapun mengakui pada jaemin kalau dia adalah orang yang menghabiskan malam bersamanya dan tengah mengandung, itulah yang membuatnya menikah dengan Na Jaemin.

Hingga akhirnya waktu melahirkan tiba, beomgyu merasa sangat bersyukur karena mertuanya dan jaemin tidak ada di tempat jadi diapun pergi ke rumah sakit dimana renjun melahirkan anak kandung Na Jaemin dan dirinya. Dan diapun menukarkan bayi itu dengan bayi yang telah tiada ntah punya siapa.

Beomgyu menggendong bayi cantik yang sangat mirip dengan renjun itu, lalu diapun tersenyum.

"Kau memang anak mereka. Tapi maaf, kau akan menjadi anakku. Ah, kurasa aku sudah cukup kaya sekarang, apalagi aku sedang mengandung anak pria lain. Aku akan pergi dengannya jadi aku akan meninggalkanmu dengan ayah kandungmu. Aku senang membuat kau berpisah dengan ibu kandungmu dan sampai kapanpun hanya aku yang akan kau ketahui sebagai ibu kandungmu. Ini sangat menyenangkan." Monolognya.

Flashback end.

Beomgyu mengepalkan tangannya dan diapun melihat kearah jendela.

"Aku tak akan membiarkan jaemin dan kau tahu kalau chenle adalah anak kalian berdua. Tak akan. Karena sampai kapanpun dia hanya harus tahu aku adalah ibu kandungnya, karena dia adalah tiket aku untuk kembali menjadi nyonya Na lagi." Monolognya.



























👨‍👨‍👦👨‍👨‍👦👨‍👨‍👦

Never Good Bye (jaemrenle)END✔ Sudah Terbit!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang