50

2.4K 276 4
                                    

Matahari bersinar dengan terang, dan terlihat Haechan telah bangun sejak tadi dan tengah berkutik di dapur untuk membuat sarapan karena dia akan sarapan dengan jeno selaku kekasihnya saat ini dan jisung calon anak tirinya. Dia juga membuat tiga bekal, untuknya, jeno dan jisung.

Ding! Dong!

Ceklek.

"Pagi Haechan ssam." Ucap jisung dan Haechan tersenyum sembari mengangguk lalu mempersilahkan ayah-anak itu masuk lalu membawa keduanya menuju meja makan.

Ayah-anak itu kaget melihat menu sarapan mereka pagi ini.

"Apa Haechan ssam menyiapkan semua ini?"

"Hmm, hanya hal mudah menyiapkan semua ini, ayo duduk." Ucap Haechan dan keduanya duduk begitu pula dengan Haechan.

"Makan yang banyak jie." Ucap Haechan memberikan piring berisi sarapan untuk jisung.

"Makan yang banyak juga Hyung." Ucap Haechan tersenyum dan memberikan makanan pada jeno.

"Makasih." Ucap jeno dan Haechan mengangguk lalu mereka makan dengan tenang.

"Ssam?" Haechan melihat jisung.

"Apa bisa saat hanya kita bertiga saja aku memanggil ssam dengan sebutan mommy?"

Uhuk!

Haechan langsung memberikan minum pada jeno yang terbatuk seketika.  Jeno kaget dengan permintaan anaknya karena dia takut Haechan akan merasa tak nyaman nantinya.

"Tentu saja. Coba panggil aku begitu." Ucap Haechan tersenyum membuat jeno menatap kaget pada haechan.

"Mommy " Ucap jisung ragu.

"Aaaaa senangnya. Akhirnya aku tahu betapa bahagianya dipanggil mommy dengan anakku " Ucap Haechan tersenyum karena biar bagaimanapun jisung sudah dia anggap sebagai anaknya. Jeno tersenyum melihat interaksi keduanya saat ini.

Ting!

Injunie.

Haechan bisa bertemu di cafe nanti.

Oke, kabari saja cafe yang mana

Lalu Haechan pun melanjutkan sarapannya.

Ting!

Jaemin.

Bisa bertemu di cafe nanti.

Oke.

Haechan hanya melihat kearah jeno dan jenopun langsung tersenyum.

"Jaemin, sepertinya memang ada pekerjaan saja."

"Aa begitu Hyung. Tapi, kalau aku boleh tahu sudah berapa lama Hyung berteman dengan suami renjun?"

"Sudah sejak kecil sekali karena orangtua kami juga bersahabat. Awalnya mereka ingin menjodohkan kami, tapi karena kami sama-sama dominan akhirnya mereka menyerah, lagian mau berharap dengan anak yang lain, mereka malah hanya punya kami saja." Ucap jeno.

"Aaa berarti sudah lama sekali ya. Pasti kalian sudah seperti saudara."

"Hmm, bahkan melebihi saudara." Ucap jeno.

"Bagaimana jika suatu saat kalian berbesan pada akhirnya." Ucap Haechan.

Uhuk!

Never Good Bye (jaemrenle)END✔ Sudah Terbit!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang