Jaemin berlari bagai orang kesetanan setelah sampai di rumah sakit, dia langsung menuju ugd dimana sang istri memang tengah ditangani, dia benar-benar berdoa agar dia tak kehilangan calon anak mereka.dia tak akan sanggup jika seperti itu dan dia tak akan sanggup melihat renjun menyalahkan dirinya sendiri.
"Mommy! Daddy! Bagaimana keadaan renjun?" Cemas jaemin.
"Renjun masih ditangani jaem " Ucap taeyong. Chenle melihat ayahnya yang datang langsung mendekat dan memeluk jaemin.
"Papa hikss... Mama dan adek akan baik-baik saja kan hikss... Mama sangat kesakitan sekali tadi hikss..." Jaemin membalas pelukan anaknya itu.
"Tidak apa chenle. Papa percaya pada mama, mama dan adek pasti akan baik-baik saja." Ucap jaemin dan chenle hanya mengangguk dalam pelukan ayahnya itu.
Ceklek.
Jaemin melepaskan pelukannya pada anaknya dan mendekat pada dokter yang keluar
"Bagaimana keadaan istri dan calon anak kami dok?"
"Nyonya dan kandungannya baik-baik saja tuan, untungnya nyonya cepat dibawa kemari, tapi saya harap nyonya tidak terlalu banyak pikiran dan banyak aktivitas karena kandungan nyonya sangat lemah tuan."
"Ne, saya mengerti. Terimakasih dok." Ucap jaemin sangat lega.
"Syukurlah, makasih Tuhan." Ucap taeyong dan jaehyun yang memeluk istrinya itu.
Setelah beberapa menit, renjun telah dipindahkan ke ruangan vvip dan jaemin juga masih setia menggenggam tangan istrinya yang belum sadarkan diri itu. Mengenai jaeyong dan chenle, keduanya telah pulang walaupun tadi chenle sempat tidak mau, tapi akhirnya chenle terbujuk saat jaemin berjanji akan langsung menghubungi chenle saat renjun sadar nantinya.
"Sayang? Kenapa belum bangun juga? Apa kau bermimpi bertemu dengan ayah dan ibumu? Maafkan aku sayang karena membuat sangat takut dan cemas. Tapi, kau tenang saja sayang, semuanya sudah berakhir sekarang. Tidak akan ada yang membuatmu menangis lagi sayang." Ucap jaemin sembari mengecup tangan renjun.
Disaat bersamaan jaeminpun merasakan tangan istrinya yang bergerak lalu melihat kearah istrinya yang mulai membuka matanya secara perlahan hingga mata indah itu melihatnya.
"Nana hyung?"
"Iya sayang, ini Hyung. Mana yang sakit sayang?" Ucap jaemin senang karena renjun telah bangun.
"Anak kita?" Ucap renjun memegang perutnya.
"Anak kita baik-baik saja sayang. Anak kita masih ada."
"Maafkan aku Hyung hiksss... Karena aku kita hampir kehilangan anak kita lagi hiksss..." Tangis renjun.
"Tidak sayang, justru Hyung yang harus minta maaf karena kau sangat takut akibat Hyung, sudah jangan menangis lagi. Jika kau terus menangis nanti chenle bisa memisahkan kita sayang." Ucap jaemin.
"Hyung hikss... Hyung baik-baik saja bukan?"
"Hmm, sudah berhenti menangis." Ucap jaemin menghapus airmata istrinya itu. Dan renjun menganggukkan kepalanya.
"Lele?"
"Chenle pulang dengan mommy dan Daddy, besok kita akan menyuruh chenle kesini oke?" Dan renjun kembali menganggukkan kepalanya.
At. Mansion utama Lee.
Jeno pulang dan diapun melihat orangtuanya yang menunggunya bahkan anak sematawayang nya juga menanti kepulangannya.
"Kau belum tidur jisung?"
"Aku ingin mendengarkan penjelasan Daddy." Datarnya.
"Jelaskan Lee jeno." Datar Doyoung.
"Baiklah, aku akan menjelaskannya." Ucap jeno lalu mulai menjelaskan semuanya.
"Jadi? Jisu membuat rencana ini dengan mantan istri jaemin dan mantan suami renjun?"
"Ya, bahkan dia juga yang membunuh Lia juga orangtua mereka dulu bunda, ayah."
"Wanita itu benar-benar iblis." Marah Doyoung.
"Dimana dia daddy? Aku akan membalas semuanya, bahkan dia berencana membunuh mommy." Ucap jisung sangat marah.
"Apa yang kau lakukan padanya jeno?" Datar taeil.
"Membasmi tikus itu, bersama dengan jaemin. Sekarang tak ada lagi yang bisa mengganggu keluargaku ayah." Ucap jeno datar.
"Dia sudah mati?' Ucap Doyoung biasa saja.
"Ne."
"Baguslah. Kau melakukan hal yang benar saat ini. Aku hampir kehilangan calon menantuku karenanya. Setidaknya semuanya sepadan." Ucap Doyoung ketus.
"Jisung sudah mendengar semuanya bukan? Sekarang pergilah tidur."
"Baiklah.' Ucap jisung lalu diapun segera pergi kekamarnya di mansion Kakek dan neneknya itu.
"Dimana Haechan? Ayah? Bunda?'
"Dikamar mu, dia baru saja tertidur" Ucap Doyoung.
"Aku permisi." Ucap jeno lalu diapun pergi ke kamarnya.
"Ya! Jangan macam-macam Lee jeno! Kau tak boleh menghamilinya sebelum menikahinya!" Teriak Doyoung tapi jeno hanya berlalu saja.
"Sudahlah sayang, jeno kita tak akan melakukan itu."
"Semoga saja. Kalau sampai terjadi aku akan memisahkan keduanya." Ketus Doyoung.
"Kau ini, sudahlah ayo kita istirahat saja." Ucap taeil tertawa lalu membawa doyoung masuk kedalam kamar mereka.
Di kamar jeno.
Jeno melihat Haechan yang tidur dengan nyenyak diatas tempat tidurnya lalu diapun naik secara perlahan dan membawa Haechan kepelukannya. Membuat sang empu terbangun dan melihat jeno bahkan langsung memeluknya dan menangis.
"Tenang sayang, Hyung baik-baik saja. Maafkan hyung karena membuatmu ketakutan hmm?" Dan Haechan hanya menganggukkan kepalanya.
"Sekarang tak akan ada yang bisa mengganggu kita lagi hmm? Jadi jangan menangis lagi. Semuanya sudah selesai." Haechan lantas melonggarkan pelukannya untuk menatap calon suaminya itu walaupun dengan mata yang membengkak karena menangis.
"Hyung baik-baik saja kan? Hyung tidak terluka kan?"
"Tidak sayang, sudah jangan menangis lagi." Ucap jeno menghapus airmata Haechan yang masih mengalir.
"Hmm." Angguk haechan.
"Sudah sekarang kita tidur, sudah sangat malam sayang." Ucap jeno dan haechanpun masuk kembali kedalam pelukan jeno hingga keduanya tertidur dengan pelukan hangat satu sama lainnya.
👨❤💋👨👨❤💋👨👨❤💋👨
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Good Bye (jaemrenle)END✔ Sudah Terbit!
FanfictionSudah terbit di Hifumi Publisher!!! Chapter masih lengkap! Start: 30 Juni 2023 End: 10 Juli 2024 "Kau bukan ibuku, bagiku ibuku hanya Huang Renjun." 330Na Chenle. "Apa aku pantas untukmu?" Huang Renjun. "Aku mencintaimu, walaupun terlambat tolong te...