44. 17 tahun yang lalu<<<

2.3K 258 24
                                    

•chap ini khusus flashback yang terjadi jauh sebelum hari ini.

Renjun tersenyum pada sahabatnya itu, lantas diapun merangkul sang sahabat.

"Kau bahagia sekali sepertinya Huang Renjun."

"Tentu saja. Kau tahu, sebentar lagi adalah hari ulangtahun ku, kemungkinan besar orangtuaku akan merayakannya."

"Tentu saja. Dan lagi, aku yakin Mama win dan yuta otusan akan melakukan yang terbaik untuk anak mereka."

"Apa bedanya denganmu, kurasa mommy ten dan daddy John juga bersikap sama."

"Kau benar, ayo kita segera berangkat, sekarang banyak mahasiswa-mahasiswi baru yang akan kita tangani."

"Kau benar, ayo." Ucap renjun senang lalu keduanya berangkat ke kampus.



Sementara itu di bandara terlihat jaemin baru saja sampai dengan membawa satu koper dan juga kacamata yang ada di matanya itu, dia baru saja kembali dari Amsterdam.

"Apa kau tak punya siapapun untuk menjemputmu?"

"Menurutmu saja Lee jeno, aku hanya anak tunggal. Kau juga kan? Apa salahnya jika kau menjemputku, biasanya aku juga melakukan hal yang sama." Datar jaemin.

"Tapi, kau sangat mengganggu aku dengan kekasihku. Kau tidak lupa bukan kalau aku akan segera menikah?"

"Tentu saja." Ketusnya dan jeno hanya menggelengkan kepalanya karena sahabatnya tak akan berubah sama sekali. Dia jadi berharap Na Jaemin segera menikah agar bisa merubah sikapnya itu.








At. Universitas.

Renjun dan haechan sampai lalu keduanya langsung bergabung dengan para senior yang lain karena mereka memang panitia.

Beberapa menit kemudian, mereka berdua langsung sibuk dengan mahasiswa-mahasiswi baru yang meminta nomor juga tanda mengenal pada keduanya.

"Siapa namamu?" Ucap renjun tersenyum dan akan menulisnya segera.

"Choi Beomgyu."

"Baiklah, ini " Ucap renjun memberikan namtage untuk pria itu, sedangkan pria itu hanya berwajah ketus dan Haechan jujur tak suka padanya.

"Sepertinya dia bukan anak yang baik-baik. Kau harus hati-hati dengannya njun."

"Kau ini, jangan salah paham begitu. Bisa saja dia memang seperti itu untuk menutupi dirinya."

"Terserah kau saja." Ucap Haechan karena mau bagaimanapun sahabatnya itu sangat batu sekali jadi percuma jika berdebar dengan seorang Huang Renjun.







Hari menjrlang malam, dan semua mahasiswa juga mahasiswi baru pergi merayakan hari masuknya mereka sebagai mahasiswa-mahasiswi dari universitas bergengsi bahkan mereka juga minum-minum bersama karena itu seperti tradisi.

"Renjun?"

"Hmm?"

"Kau tidak mabuk kan?"

"Tidak, aku masih cukup sadar kok. Kenapa?"

"Ayo kita pulang."

"Hmm, ayo." Ucap renjun lalu keduanya pulang tanpa membuat siapapun curiga dan tanpa ketahuan sama sekali.

Saat berada di halte bus, Haechan melihat mobil jemputan nya dan melihat renjun yang sudah setengah tertidur.

"Njun, ayo ikut denganku saja." Ucap Haechan.

"Anio, sebentar lagi jemputanku juga datang, kau pergilah lebih dulu."

"Apa kau yakin?"

"Ne." Angguk renjun sembari tersenyum lalu haechanpun pergi dengan supir jemputannya.

Never Good Bye (jaemrenle)END✔ Sudah Terbit!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang