Jaemin merasa terganggu dengan cahaya mentari yang masuk melewati celah-celah jendela kamarnya hingga dia membuka secara perlahan matanya lalu diapun melihat sang istri masih tidur dengan nyenyak sembari memeluknya membuat senyumnya merekah seketika.
"Aku tak mengerti injunie. Kenapa mood mu berubah dengan sangat cepat. Apa yang terjadi? Kau terlihat semakin menggemaskan jika seperti itu." Ucap jaemin sembari merapikan anakan rambut renjun yang berantakan dan diapun mengecup kening juga bibir istrinya itu hingga renjun menahan dada jaemin dan membuka matanya.
"Hyung!" Kesalnya membuat jaemin tertawa seketika.
"Hyung tertawa?! Kenapa Hyung menciumku! Hyung menyebalkan." Ketus renjun lalu diapun mendorong jaemin dan beranjak untuk pergi ke toilet. Jaemin hanya menggelengkan kepalanya karena melihat tingkah renjun yang sangat menggemaskan baginya itu.
Sementara itu di lantai bawah terlihat taeyong telah menunggu anak, menantu dan cucunya di meja makan bersama dengan jaehyun. Tak lama keduanya melihat chenle yang telah rapi sembari tersenyum.
"Pagi halmonie, halbojie." Ucap chenle tersenyum.
"Pagi sayang." Ucap keduanya ikut tersenyum.
"Mama sama papa belum bangun halmonie?"
"Sepertinya begitu, kita tunggu saja." Ucap taeyong dan chenle hanya mengangguk lalu duduk di meja makan itu.
Tak lama ketiganya melihat renjun yang turun dengan jaemin yang mengikutinya dari belakang bahkan ketiga nya dapat melihat renjun yang kesal saat ini dan jaemin yang tersenyum.
"Mama kenapa?"
"Papa mu menyebalkan." Ucap renjun kesal lalu duduk disebelah chenle.
"Sayang, masa aku sendiri disini?" Ucap jaemin merengek.
"Kau tidak pantas begitu Na Jaemin. Sudah makan saja sarapanmu."
"Mommy seperti Daddy tak pernah saja merengek." Datar jaemin seketika.
"Karena Daddy mu pernah begitulah makanya mommy kesal melihatmu begitu." Ucap taeyong ketus.
"Papa benar-benar tak lucu sama sekali saat seperti itu."
"Halmonie setuju denganmu le."
"Papa mu memang tak ada lucunya, dia saja yang tak sadar umur." Ketus renjun.
"Mama benar." Ucap chenle setuju sedangkan jaemin hanya bisa diam begitu pula jaehyun yang tak mau menyelah karena sama saja membuat perdebatan padanya dan istrinya, dia tak mau hal itu sama sekali.
Setelah beberapa menit, merekapun selesai sarapan.
"Yasudah kalau begitu jaemin pergi kerja dulu mom, sayang."
"Lele pergi sekolah dulu Mama." Ucap chenle tersenyum lalu diapun mengecup pipi chubby renjun.
"Nana hyung gak boleh pergi hueee...." Tangis renjun begitu saja tanpa tahu malu sama sekali membuat semuanya kaget bukan main. Jaemin langsung mendekat dan memeluk istri mungilnya itu.
"Ada apa sayang?"
"Jangan pergi Hyung, Hyung disini saja."
"Ya, Hyung tak akan ke kantor oke? Jadi biarkan Hyung mengantarkan anak kita hmm?"
"Ikut." Ucap renjun manja dan jaemin hanya tersenyum karenanya.
"Yasudah ayo." Ucap jaemin akan melepaskan pelukan istrinya itu tapi renjun tak mau melepaskannya sama sekali.
"Sayang?"
"Gendong~" jaemin lantas menggendongnya ala koala dengan sangat mudah. Chenle bahkan sedikit kaget dengan perubahan sifat ibunya tapi dia tetap tersenyum karena ibunya sangat menggemaskan sekali.
"Lele ayo " Ucap jaemin berjalan lebih dulu sembari menggendong renjun.
"Pergi dulu halmonie, halbojie." Ucap chenle lalu mengecupi pipi keduanya dan segera menyusul jaemren.
"Mood renjun benar-benar aneh sekali " Ucap jaehyun.
"Aku sangat yakin kalau ini ada sesuatu." Ucap taeyong.
"Apa maksudnya sayang?"
"Sepertinya akan ada kabar gembira dari keduanya sayang."
"Maksudmu?"
"Ini gejala yang sama saat aku mengandung jaemin dulu, aku yakin renjun tengah mengandung."
"Syukurlah kalau memang begitu, aku merindukan suara tangis bayi." Ucap jaehyun dan taeyong hanya mengangguk karena dia juga merindukan hal yang sama.
At. Apartemen Haechan.
Haechan menyiapkan sarapan untuknya, jeno dan jisung yang menginap di apartemennya itu, bahkan jeno meminta pembantunya mengantarkan pakaian miliknya dan jisung tadi malam.
"Selamat makan jie, Hyung." Ucap Haechan tersenyum setelah duduk dimeja makan.
"Selamat makan mom dad." Ucap jisung senang lalu ketiganya mulai makan dengan tenang.
"Haechan?" Sang empu lantas melihat kearah jeno dan jisung juga sama.
"Menikahlah denganku." Ucap jeno sembari membuka kotak cincin yang terdapat dua cincin didalamnya.
Uhuk!
Jisung bahkan membulatkan matanya karena ini.
"Daddy sangat tak romantis." Ucap jisung meledek.
"Memang ini tak romantis Haechan, tapi aku tak mau terlambat. Jadi, apa kau mau menikah denganku dan menjadi ibu untuk jisung?"
"Apa orangtua Hyung akan menyetujui ini?"
"Hmm, mereka menyukaimu." Haechan lantas melihat kearah jisung lalu kembali menatap jeno yang menunggu jawabannya dengan harap-harap cemas.
"Hmm aku bersedia Hyung." Ucap Haechan tersenyum karena dia tak mau melepaskan kebahagiaan nya saat ini. Dia akan egois untuk saat ini.
"Makasih sayang." Ucap jeno lalu menyematkan cincin itu di jari manis Haechan dan begitu pula sebaliknya.
"Yeaaayyyyy.... Sebentar lagi mommy akan menjadi mommy jie." Senang jisung membuat Haechan tersenyum begitu pula dengan jeno.
👨👨👦👨👨👦👨👨👦
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Good Bye (jaemrenle)END✔ Sudah Terbit!
Fiksi PenggemarSudah terbit di Hifumi Publisher!!! Chapter masih lengkap! Start: 30 Juni 2023 End: 10 Juli 2024 "Kau bukan ibuku, bagiku ibuku hanya Huang Renjun." 330Na Chenle. "Apa aku pantas untukmu?" Huang Renjun. "Aku mencintaimu, walaupun terlambat tolong te...