49

2.4K 299 5
                                    

Hari sudah menunjukkan waktu makan malam, tapi jisung masih tetap duduk diruang tengah sembari menunggu haechan, bahkan tanda pengenal Haechan sebagai guru disekolah nya masih dia pegang.

Jeno turun dari kamarnya dan diapun melihat sang anak yang masih menunggu Haechan, diapun mendekat.

"Jie, ayo kita makan malam."

"Sebentar lagi dad." Ucap jisung melihat kearah pintu.

"Jie, apa kau yakin Haechan ssam akan datang dan menerima permintaanmu dengan baik?"

"Tentu saja Daddy orang Haechan ssam sendiri yang mengatakannya padaku tadi."

"Jie, bagaimana jika Haechan ssam mengatakannya karena ingin kau makan saja tak lebih?"

"Jie yakin Haechan ssam tak seperti itu Daddy." Ucap jisung sangat yakin.

"Mau sampai kapan kita menunggu jie? Kau pasti sudah lapar bukan?"

"Aku belum lapar dad." Ucap jisung yang jujur saja dia tengah berbohong saat ini.

"Kasihan sekali anakku, bagaimana jika dia kembali murung lagi?" Batin jeno.

Disaat bersamaan mereka berdua melihat pembantu yang bekerha di mansion itu datang dengan Haechan di belakangnya. Haechan tersenyum dan itu membuat jisung tersenyum seketika. Sedangkan jeno hanya diam saja.

"Makasih bi "

"Sama-sama Haechan ssam." Ucapnya lalu diapun pergi.

"Haechan ssam benar-benar datang?"

"Tentu saja. Aku kan tidak akan berbohong setelah memberikan jawabanku tadi padamu jie." Ucap Haechan membuat jisung mendekat dengan susah payah lalu memeluk Haechan. Jisung yang lebih tinggi membuat Haechan tenggelam didalam pelukannya. Haechan tersenyum dan membalas pelukan jisung itu.

"Makasih ssam."

"Hmm." Ucap Haechan lalu pelukan keduanya terlepas dan jisubgpub melihat ayahnya.

"Ayo kita makan malam dad, ayo ssam." Ucap jisung semangat dan diapun langsung berjalan lebih dulu diikuti oleh jeno dan Haechan.

Di meja makan.

"Jie makan yang banyak mengerti? Setelah ini harus minum obat " Ucap Haechan lalu diapun memberikan makanan ke piring jisung. Setelah mengambil piring milik jeno sedangkan sang empu hanya diam menatapnya.

"Hyung juga harus makan yang banyak. Jangan sampai sakit, kasihan jisung nanti." Ucap Haechan lalu diapun memberikan piring jeno yang telah berisi itu.

"Terimakasih."Ucap jeno.

"Sama-sama." Ucap Haechan lalu mengambil makan malam untuknya. Mereka benar-benar seperti keluarga kecil yang bahagia saat ini. Jisung benar-benar sangat senang sekali saat ini, karena setidaknya dia bisa merasakan makan malam lengkap seperti ini.

Setelah selesai makan, jisung pamit karena harus mengerjakan pr membuat jeno dan Haechan tertinggal berdua.

"Aku rasa Hyung sudag mendengar jawabanku dari jisung bukan?" Jeno hanya menganggukkan kepalanya.

"Kalau Hyung merasa keberatan. Tak usah dilanjutkan. Tapi, biarkan aku memberikan rasa kasih sayangku pada jie."

"Aku tak keberatan sama sekali. Bagaimana jika kita juga mencoba hubungan ini lebih dulu?" Haechan menatap jeno tak percaya.

"Apa kau tak percaya padaku?" Ucap jeno sedikit takut.

"Apa hyung sendiri yakin padaku?"

"Hmm." Angguk jeno mantap.

Never Good Bye (jaemrenle)END✔ Sudah Terbit!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang