21

3.8K 371 7
                                    

Renjun sekarang tengah berada di dalam kamarnya dan chenle setelah merasakan tubuhnya sangat lelah karena harus ke boutique untuk mencoba tuxedo untuk pernikahan mereka dua hari lagi. Renjun lantas mengambil ponselnya dan melihat jam, dan yakin kalau di Korea belum terlalu malam hingga dia memutuskan untuk menghubungi Haechan.

Drrtt...Drrtt....Drrtt...

"Hallo? Apa kau sudah tidur Haechan?"

"Belum, lagian disini belum terlalu malam renjun, dan aku bukan anak kecil yang harus tidur tepat waktu." Kesal Haechan. Renjun tertawa mendengarnya.

"Ada apa kau menghubungiku? Apa semuanya baik-baik saja?" Ucap Haechan cemas.

"Aku ingin memberitahumu hal yang penting Haechan, karena kau adalah keluarga bagiku."

"Ada apa? Apa ini hal yang buruk?"

"Bukan." Ucap renjun menggeleng walaupun Haechan tak bisa melihatnya.

"Baiklah katakan."

"Aku akan menikah dengan Presdir Na dua hari lagi haechan."

"Apa?!" Kaget Haechan.

"Ya, aku mendapatkan pernyataan dari Presdir Na, awalnya aku merasa tak pantas Haechan. Tapi, dia mengatakan kalau aku pantas. Dan keluarga presdir na menerimaku dengan hangat bahkan mereka berterimakasih, chenle juga sangat senang, apa aku sudah melakukan hal yang benar Haechan?"

"Tentu saja. Lagian kau itu pantas renjun, siapa yang mengatakan kau tak pantas coba? Aku yakin kau akan bahagia dan aku sangat yakin kalau Presdir jaemin akan selalu membuatmu bahagia. Dan keluarganya jelas sangat menerimamu, mereka bukan sehari atau dua hari mengenalmu tapi sudah 15 tahun. Aku turut senang, tapi apa tidak akan di publish?"

"Pernikahannya akan di publish Haechan, tapi saat acara pesta di Korea. Disini hanya pemberkatan saja, karena kami harus pulang ke Korea, chenle harus kembali sekolah."

"Jadi? Kau akan pulang dengan status istri Presdir Na dan ibu chenle?"

"Hmm."

"Aku sangat senang untukmu. Terus kalian akan pulang hanya bertiga?"

"Tidak Chan orangtua Presdir Na juga akan ikut "

"Kau masih memanggil calon suamimu sebagai Presdir?"

"Ani, geundae—"

"Aku mengerti, aku hanya menggodamu saja. Baiklah saat kau sampai aku akan bertemu dan menagih ceritamu."

"Hmm, padahal aku ingin sekali kau ada disaat aku memulai hidup baru seperti ini Haechan."

"Arra, taoi tidak mungkin bukan? Lagian ini takdir namanya, kau tenang saja aku pasti akan bersamamu saat acara pesta pernikahanmu."

"Makasih haechan."

"Sama-sama, tapi kau harus ingat kalau kau adalah orang yang terbaik dan pantas untuk bahagia juga kau tidak boleh mengingat sih brengsek itu. Mengerti?"

"Hmm. Yasudah kau istirahatlah aku juga ingin istirahat."

"Oke sayang, istirahat yang baik oke renjun."

"Hmm." Lalu panggilan berakhir dan renjunpun meletakkan ponselnya diatas nakas lalu diapun melihat pintu kamar terbuka dan menampilkan chenle yang langsung berbaring di sebelahnya lalu memeluk renjun seketika.

"Kenapa chenle?"

"Aku tidak mau Mama tiba-tiba pindah ke kamar Daddy dan tidur bersama lalu meninggalkan chenle." Ucap chenle sembari memeluk erat renjun.

"Tidak akan sayang." Ucap renjun sembari mengelus kepala chenle dan chenle hanya mengangguk lalu mulai menutup matanya begitu juga renjun yang sangat lelah.

Ceklek.

Jaemin membuka pintu secara perlahan dan melihat keduanya telah terlelap, lalu diapun mendekat dan menyelimuti kedua orang tersayangnya saat ini.  Jaemin lantas tersenyum karena tak menyangka kalau sebentar lagi dia akan punya keluarga lengkap dan dia tak akan membiarkan siapapun menghancurkan kebahagiaan orang yang berarti untuknya.

Cup.

Jaemin mengecup kening chenle sang anak dan mengecup lama kening renjun tanpa mengetahui chenle yang mengintip karena dia sadar kalau ada yang masuk. Lantas jaeminpun menyudahi acara mencium kening calon istrinya itu.

"Good night sayang." Ucap jaemin lantas diapun segera keluar dari kamar mereka berdua.

Chenle tersenyum dan menatap renjun yang sepertinya sudah sangat lelap karena sangat lelah. Lalu chenlepun kembali memeluk renjun dan ikut tersenyum.

Saat berada di depan kamar chenle dan renjun, jaemin pun mendapatkan telpon dari Jay.

"Ada apa?"

"...."

"Jangan sampai kau membiarkannya lepas, aku tak mau dia melukai keluargaku."

"..."

"Saat dia mulai bertindak, kau harus tau apa yang akan kau lakukan pada sih brengsek itu."

"..."

"Hmm."

Jaemin mengepalkan tangannya dengan wajah menahan amarah.

"Aku tak akan membiarkan kau menghancurkan kebahagiaanku juga anakku, aku juga tak akan membiarkan orang se brengsek kau menemui anakku setelah meninggalkannya. Tak akan ku biarkan." Monolog jaemin.



























👨‍👨‍👦👨‍👨‍👦👨‍👨‍👦

Never Good Bye (jaemrenle)END✔ Sudah Terbit!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang