7

4.9K 465 4
                                    


Keesokan paginya renjun terbangun dan sedikit terkejut karena dia sudah berada di dalam kamarnya atau lebih tepatnya di kamar chenle. Tapi dia tak ambil pusing, dia hanya berpikiran mungkin saja tadi malam dia memang kembali kekamar sebelum tidur nyenyak.

Renjun lantas segera bersih-bersih dan turun dari lantai dua mansion itu. Renjun langsung menuju dapur dan melihat isi kulkas membuat salah satu maid yang melihat mendekat karena dia tak mungkin membiarkan tamu dari nyonya itu melakukan sesuatu.

"Asisten Huang ingin sesuatu? Biar saya aja." Ucap maid itu.

"Tidak perlu bi, biar saya saja yang membuat sarapan pagi ini." Ucap renjun tersenyum.

"Tapi asisten Huang."

"Tak masalah bibi, bibi bisa mengerjakan hal yang lainnya." Ucap renjun tersenyum dan mau tak mau dia hanya menurut saja. Renjun lantas segera melihat isi kulkas dan mulai memasak sarapan pagi ini.

Kembali ke kamar chenle. Terlihat chenle yang mengerjapkan matanya secara perlahan menerima sinar matahari yang masuk melalui gorden kamarnya yang telah terbuka dan dia langsung duduk lalu diapun bersih-bersih segera.

Saat keluar dengan keadaan segar, chenle mencium aroma masakan yang sangat lezat dan sangat dia hapal sekali.

"Wah, ini benar-benar sangat lezat sekali. Sepertinya bunbun yang memasak sarapan, aku jadi lapar. Aku akan segera turun saat selesai mengeringkan rambut." Ucap chenle semangat lalu diapun mengeringkan rambutnya dengan handuk kecilnya itu.

Kembali lagi ke dapur, renjun memasak sarapan dengan sangat tenang sekali bahkan dia terkesan bahagia karena melakukan salah satu kegiatan yang sangat dia sukai itu.

Drrtt...Drrtt...Drrtt...

Renjun melihat kearah ponselnya yang berbunyi dan tertera nama sang sahabat.

"Hallo Chan?"

"Gimana sekarang disana? Kau baik-baik saja?"

"Hmm, aku baik-baik saja. Semuanya aman disini."

"Baguslah. Sekarang kau sedang apa?"

"Membuat sarapan. Apa kau sengaja tidur larut?"

"Hehehe, aku memang sengaja karena sangat merindukanmu. Lagian sudah seminggu juga aku tak berbicara denganmu."

"Kau ini, tapi kau baik-baik saja kan? Kau tidak telat makan kan? Atau kau tidak sedang sakit kan?"

"Tidak, aku sangat sehat sekali."

"Kalau begitu kau pergilah tidur, kesehatanmu itu sangat penting."

"Hmm. Bye bye." Lalu panggilan berakhir dan renjun melanjutkan kembali acara memasaknya tanpa menyadari keberadaan jaemin yang sejak tadi berada disana dan tersenyum kecil. Lalu diapun langsung mendekat ke meja makan.

"Pagi tu—hyung." Ucap renjun tersenyum dan jaemin hanya menganggukkan kepalanya.

"Apa imo ikut pulang tadi malam?" Jaemin hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawabannya.

"Aaa." Lalu renjunpun mendekat dan memberikan segelas kopi pada jaemin, dia sudah tau bagaimana kopi kesukaan jaemin mengingat dia sudah bekerja selama 15 tahun dengan pria Na itu. Dan mulai meletakkan beberapa sarapan diatas meja makan itu.

"Hyung?" Jaemin hanya menatap sang empu dan bertanya lewat tatapannya.

"Seminggy yang lalu, saat aku menjemput chenle. Aku melihat mobil mantan istrimu dan dia berusaha bicara dengan chenle." Jaemin mengeraskan rahangnya seketika.

Never Good Bye (jaemrenle)END✔ Sudah Terbit!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang