Mungkinkah

1.7K 154 0
                                    

🏘️
🛏️🐸

Hao yang baru saja sampai langsung merebahkan tubuhnya. Memijat keningnya perlahan.

'Tok.. tok.. tok'
"Dek, gue masuk yaa" suara pintu yang di lanjut dengan suara pelan bang Gyu. Bang Gyu masuk, langsung duduk di tepi tempat tidur. Sambil mengelus surai adiknya. Berbeda dengan bang Kyeom yang langsung mengambil posisi tiduran di samping Hao.

"Dek, Lo kenapa? Semenjak pulang dari cafe Lo kaya murung gitu.. di restoran juga nggak banyak milih makan, biasanya Lo pemilih makanan? Ada yang ganggu pikiran Lo kah?" Khawatir bang Gyu.

"Bang.. nggak mungkin kan?.." ucap nya Pelan.. masih sambil menatap langit-langit.

"Nggak mungkin apa?" Tiba-tiba bang Kyeom menimpali. Hening sejenak.

"Nggak mungkin kan, kalau sebenarnya adek masih ada.." Kedua Abang nya yang mendengar itu saling bertatap bingung.

"Lo kok bisa mikir kaya gitu sih dek?"

"Tadi pagi, pas Hao mau izin ke Abang cheol. Hao nggak sengaja denger, kalau sebenarnya trio sulung masih berusaha nyari kabar tentang adek.." jawabnya dengan sedikit tercekat. "Terus, Hao pura-pura nggak denger tentang hal itu. Setelah sampai cafe, Hao ngeliat dari kaca pemandangan anak-anak yang berlarian kesana kemari dengan senyum merekah.." lanjut nya dengan sesekali jeda pada bicaranya. Abang nya hanya bisa menyimak dengan seksama.

"Pasti setiap abang-abang lihat hal itu, mereka akan ngerasa sedih dan bersalah karena nggak bisa buat nyelamatin adeknya waktu dulu.." hao kembali mengambil jeda. "Padahal kita semua tau kalau itu bukan salah Abang, tapi Abang selalu memiliki perasaan bersalah itu tanpa kita sadari" kali ini kyeom mendekatkan bahunya kepada bahu Hao. Mengelus lembut bahu yang mulai bergetar itu.

"Abang, tapi hari ini Hao lihat orang yang punya tanda lahir yang sama, sama adek dulu.." kalimat terakhir itu sontak membuat kedua abangnya itu tertegun. Bang Kyeom yang tadi tiduran dibuat duduk.

"Adek, Abang tau.. kita juga rindu, tapi nggak boleh asal kaya gitu yaa.." ucapnya

"Tapi Hao jujur bang, Hao nggak mungkin salah lihat. Dia punya tanda lahir di lengan kanan nya. Bentuknya seperti dino kaya punya adek dulu" tegas Hao kepada kedua Abang nya.

"Dek, lebih baik kita rahasiakan dulu dari trio sulung ya.. nanti kita akan cari tau dulu" ucap Gyu menenangkan, dan di respon dengan anggukan kecil dari adeknya. "Kalau Abang boleh tau, siapa yang kamu maksud dek?" Tanya nya mengintrogasi.

"Anak yang ada di kafe bang jae tadi..."
Jawab Hao, yang kembali membuat keheningan.

"Kalau bener dia adek, apa yang terjadi sama dia?" Gumam Gyu dalam hati .

"Seandainya itu bener, dia nggak dalam keadaan baik-baik aja" gumam bang Kyeom.

"Yaudah, sekarang adek istirahat aja ya.. ntar kalau abang sama mas nanya, Abang bilang kalau adek lagi buntu inspirasi.."ucap bang Kyeom tersenyum sambil menutup pembicaraan. Hao hanya mengangguk pelan. Lalu keduanya beranjak keluar kamar adeknya itu.

"Gyu, Lo ke kamar gue sekarang. Ada yang perlu gue bicaranya sama Lo" ucap bang Kyeom dengan nada serius. Dan Gyu mau tidak mau harus mengikuti omongan Abang nya itu.

~~~~~

🏚️

'cklek..'
Suara pintu terbuka dari ruangan sederhana itu, hanya ada kesunyian dari ruangan yang seharian di tinggal oleh pemiliknya. Ia langsung merebahkan dirinya. Membiarkan dirinya terlelap dalam mimpi yang membuat nya semakin sesak.

The warmth | Lee Chan Dino Seventeen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang