Kesal, Amarah, Canggung

837 116 12
                                    

🏘️🛏️🐯

'Tok..tok..tok'

Setelah bunyi itu pintu terbuka tanpa menunggu terlebih dahulu jawaban dari si pemilik kamar,

"Abang.." panggil kak sol,

"Ada apa dek?" Tanya bang Ochi yang tengah berdiri membelakanginya dan meletakkan kedua tangannya di pinggang,

"Why?"

"Kenapa apa?" Bang Ochi membalik badannya dan menatap kak sol,

Kak sol lalu tersenyum tipis, ia tak berani menanyakan kenapa respon bang Ochi seperti itu tadi.

"Dek, Abang capek. Kalau ada yang mau di omongin silahkan. kalau nggak, boleh biarin Abang istirahat?"

Kak sol lalu tak bisa berkata apa-apa, mendengar nada bicara bang Ochi.

"Dek" panggil bang Ochi, setelah menunggu kak sol berdiam diri agak lama,

"I'am sorry bang, Good Night" pamit kak sol lalu menutup pintu kamar bang Ochi,

Setelah kepergian adiknya bang Ochi mengusap wajahnya kasar. Ia menarik nafas panjang.

"Ahk.." teriaknya menghilangkan rasa frustasi.

Ia tak tau, ada rasa mengganjal di hatinya saat melihat si bungsu. Ada rasa sakit saat melihat Chan sakit, tapi saat melihatnya sadar tanpa mengenalinya justru membuatnya semakin sakit. Dan malah menimbulkan rasa kesal dan marah di hatinya.

~~~~~

🏘️🛏️🍒

"Abang.." panggil Chan saat melihat bang cheol yang masih menyibukkan dirinya, entah apa yang dilakukan bang cheol sejak tadi. Chan hanya bisa memperhatikannya yang bolak-balik di kamar itu.

"Eh, iya.. kenapa dek?" Tanya Abang tanpa berhenti dari kegiatannya, ataupun menatap mata Chan.

"Nggak capek?"

"Oh, belum.. Chan duluan aja tidurnya, maaf Abang masih berisik. Sebentar lagi Abang selesai" ucap Abang yang kemudian berlalu ke luar kamar untuk menaruh baju-baju kotor di mesin cuci,

Chan lalu terdiam, ia tak tau kenapa bang cheol seperti itu. Padahal tadi pagi mereka masih baik-baik saja.

"Abang!" panggil Chan saat Abang kembali memasuki kamar, kali ini Abang menghentikan langkahnya dan menatap Chan. Karena ia merasa suara Chan lebih keras dari sebelumnya,

"Abang nggak suka ada Chan di sini ya?" Tanya Chan to the point, dan Abang sama sekali tidak bisa menjawab pertanyaan mudah itu.

Seharusnya ia bisa saja mengatakan bukan karena itu, atau tidak begitu. Tapi nyatanya, ia tak bisa menjawab apapun.

Chan yang tidak mendapat respon apapun kecewa, ada rasa sakit di hatinya.

"Chan tidur duluan Abang.. selamat malam" ucap Chan yang memutuskan untuk tidur, ia menarik selimutnya hingga menutupi kepalanya. Dan menghadap ke arah meja samping tempat tidur.

"Dek.." lirih Abang, terlambat. Chan lebih memilih untuk tidur saat ini, ia tak mau mendengar apapun lagi untuk hari ini.

Setelah itu, bang cheol benar-benar menyelesaikan kegiatan-kegiatan yang sejak tadi dibuat-buat olehnya.

Bang cheol lalu duduk di sisi kasur yang lain untuk beristirahat, kemudian ia berusaha mendekat ke arah si bungsu.

Ia ingin sekali merengkuhnya dalam pelukan, tapi ada rasa yang mengganjal, Entah apa itu. Ia mengurungkan niatnya, dan yang berani ia lakukan adalah menepuk-nepuk pelan lengan Chan yang tidur menyamping itu.

The warmth | Lee Chan Dino Seventeen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang