🏘️
Suasana rumah masih sepi di sore hari, mungkin penghuninya masih istirahat sebentar sehabis kegiatan sebelum makan malam. Saat mas shua dan Chan memasuki rumah, mereka mendapati bang Gyu dan bang Kyeom yang sedang memasak.
"Adek!" Panggil bang Kyeom, seraya beranjak ke arahnya.
"Kamu nggak apa-apa kan?" Tanya bang Kyeom, ia memegangi kedua pundak si bungsu.
"Nggak kenapa-kenapa kok, emang ada apa bang?" Jawab Chan, Bang Kyeom bernafas lega mendengar itu.
"Syukur deh kalau adek nggak apa-apa, adek capek nggak? Mau bantuin Abang sama bang Gyu masak kah?" Tanya bang Kyeom yang sejak tadi melihat raut wajah chan yang sedikit murung. Chan langsung tersenyum cerah dan mengangguk penuh semangat.
Mas shua yang melihat Chan sudah tersenyum kembali pun senang, sejak di mobil tadi Chan hanya diam saja. Bahkan di ajak untuk beli es krim pun ia menolak.
~~~
🏘️🍽️
Saat ini seluruh anggota keluarga winata sudah berkumpul untuk menikmati makan malam. Mereka dengan tenang menikmati makan malam mereka.
Kwan sudah selesai makan dan hendak beranjak untuk merapikan piring kotornya, tiba-tiba ditahan oleh Abang.
"Mau kemana Kwan?" Tanya Abang dingin, Kwan yang tak tahu menahu kenapa abangnya bersikap seperti itu segera duduk kembali, bukan hanya Kwan yang gemetar karena itu. Tapi seluruh orang di ruang makan pun merasakan hal yang sama, tiba-tiba udara di sekitar mereka mencekam.
"Mau.. cuci.. piring bang" cicit Kwan,
"Duduk dulu, Abang mau ngomong penting" ujar Abang,
"Sudah selesai makan semuanya kan?" Tanyanya, semuanya mengangguk pelan.
"Oke.. tolong dengerin omongan Abang kali ini juga" bang Cheol membuka pembicaraan itu, semuanya paham kondisi saat ini adalah saat dimana mereka tidak bisa melawan omongan Abang apapun itu.
"Abang mau, nggak ada dari kalian yang keluar rumah sendirian" ujar Abang, "kalau ada urusan penting di luar rumah harus dengan satu saudara kalian, atau kalau memang tidak terlalu penting bisa dihindari" semua adik-adiknya saling bertatapan, kecuali mas Han yang sudah tau akar permasalahan ini.
"Bang, tapi nggak bisa gitu dong.. kita juga punya kesibukan dan kerjaan masing-masing. Please bang, jangan keterlaluan" bang Ochi mengeluarkan keluh kesah nya, beberapa diantara mereka menyetujui pendapat bang Ochi terutama yang sudah bekerja seperti bang uji dan kak nu, nasib baik bang Jun masih dalam masa Hiatusnya jadi ini bukan masalah besar untuknya.
"Abang nggak terima komentar ya chi, kalau memang ada yang perlu dibicarakan nanti kita bicarakan" ucap Abang tegas, pandangannya berputar kepada adik-adik yang masih kuliah dan sekolah,
"Buat kalian, nggak akan merubah apapun karena memang biasanya sekolah di antar sama Abang, mas atau kaka. Tapi selama liburan ini nggak ada yang namanya keluar entah kemana sendiri apalagi nggak ada kabar" ujar Abang, "Terutama kamu dek" bang cheol memfokuskan pandangannya kepada adik bungsunya itu, Chan. Semua orang di ruang makan kali ini memandang Chan.
"Abang nggak mau denger kamu keluar sendiri" Chan sedikit ketakutan ketika mendapat ucapan dan pandangan itu, ia menundukkan kepalanya dan mengangguk paham.
"Abang" suara mas shua pelan yang meminta Abang tidak terlalu memojokkan Chan.
"Kalian boleh bubar" ucap Abang sambil berdiri dan meninggalkan meja makan, membuat semua adik-adiknya bertanya-tanya masalah apa yang sedang terjadi.
![](https://img.wattpad.com/cover/356233109-288-k885458.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The warmth | Lee Chan Dino Seventeen
Fanfiction"Terimakasih adek sudah bertahan" -Bang Cheol "Mas bangga sama adek" -Mas Han "Adek, kamu hebat" -Mas shua "Ayo kita buat kenangan indah bersama" -Bang Jun "Adek, Abang ada disini" -Bang Ochi "Jangan sakit, nanti Kaka khawatir" -Kak Nu "Adek, ayo k...