🏘️
Bang Ochi memang memiliki temperamen yang buruk, ia bisa saja sabar. Tapi terkadang ia juga cepat mencapai batasnya, bisa jadi karena sudah sangat lelah ataupun rasa kekhawatiran yang lebih menguasai hatinya.
Semua orang di rumah juga kaget mendengar kabar tentang bang Ochi yang marah-marah kepada bang uji, yang sebenarnya kalau di pikir kembali pun bang uji tidak salah. Yang salah itu Chan, karena dia diam-diam pergi dan tidak memberi kabar.
Tapi ternyata alasan bang Ochi bisa meledak seperti itu adalah ia sudah menemukan petunjuk. Yap, bang Ochi punya banyak teman di lingkungan ia suka belajar tinju. Dia meminta tolong mencari orang, dengan petunjuk foto yang ditemukan di kamera penguntit bang Jun. Dan hasilnya, orang yang di cari adalah orang yang belum lama ini baru keluar dari penjara.
Bang Ochi memang belum mengetahui pasti siapa orang itu, tapi dari kabarnya yang mengatakan dia keluar dari penjara bukankah sudah cukup memastikan bahwa orang itu bukan orang baik-baik?
Baru saja tadi bang Ochi di interogasi oleh Abang dan mas, sekarang dia sudah kembali masuk lagi ke ruangan ini. Ia pun sudah jujur tentang alasannya yang mengomeli bang uji yaitu lantaran dia sudah tau kalau ada orang jahat yang mengincar Chan.
Sekarang bang Ochi, bang uji dan Chan sudah berkumpul bersama para sulung di ruang kerja Abang. Bang uji dan bang ochi sudah duduk bersebelahan, Chan yang duduk di sofa tunggal di temani oleh mas shua di sampingnya. Bang Cheol yang sudah duduk di sofa tunggal sebrang Chan menatap bergantian adik-adiknya itu.
"Mau Abang yang nyelesaiin atau kalian selesaikan sendiri?" Tanya Abang dingin, bang Ochi menarik nafas panjang,
"Ji.. maafin Abang.. kemarin Abang udah kelewatan" ucap bang Ochi sambil mengulurkan tangannya, dia mengalah. Bagaimanapun dia juga salah.
"Iya bang.. nggak apa-apa.. uji juga minta maaf" jawab bang uji sambil menerima uluran tangan bang Ochi, bang Ochi tersenyum dan mengacak rambut uji pelan. Mas Han dan mas shua tersenyum melihat itu, tak lama pintu terbuka dan menampilkan bang Jun yang ikut menyimak pembicaraan. Bang Cheol tidak mempermasalahkan hal itu, tapi sangat jarang biasanya ada yang mau ikut campur urusan saudara mereka yang lain. Bang Jun masuk dan mengambil posisi berdiri di balik sofa yang bang Ochi dan bang uji duduki.
Setelah itu pandangan Abang tertuju pada si bungsu, Chan yang biasanya menunduk, kali ini pandangan nya sudah menatap tajam Abang. Dia sudah mohon maaf sama bang uji, jadi sebenarnya dia tidak memiliki alasan lain untuk berada di sini. Bang Cheol tersenyum miring melihat tatapan si bungsu.
"Kamu nggak ngerasa bersalah dek?" Ucap bang Cheol, to the point.
"Nggak.. Chan tadi udah minta maaf sama bang uji" ucap Chan tanpa mengedipkan matanya, bang Cheol tertawa pelan, berbeda dengan mas Han dan mas shua yang terkejut dengan sikap Chan saat ini.
"Terus?" Abang memprovokasi adik bungsunya, Chan terdiam sejenak.
"Bukannya Abang ya, yang seharusnya ngejelasin sesuatu sama Chan?" Tanya nya,
"Apa? Abang punya salah kah?" Abang pura-pura tidak mengetahui kesalahannya,
"Bang jae.. kenapa Abang sembunyiin tentang bang jae? Chan juga adeknya bang jae, kenapa Chan nggak boleh tau?" Protes si bungsu dengan menggebu-gebu,
Bang Cheol tersenyum tipis..
"Bukan gitu" ucapnya pelan,"Ya terus kenapa?" Tanya Chan tak sabaran, mas shua mengelus lembut punggung Chan.
"Kalau itu terjadi sama mas atau Abang di sini Chan pasti akan khawatir, dan apa yang terjadi sama bang jae juga nggak kalah buat Chan khawatir. Abang nggak tau perasaan Chan?" ucapnya lagi,
KAMU SEDANG MEMBACA
The warmth | Lee Chan Dino Seventeen
Fanfiction"Terimakasih adek sudah bertahan" -Bang Cheol "Mas bangga sama adek" -Mas Han "Adek, kamu hebat" -Mas shua "Ayo kita buat kenangan indah bersama" -Bang Jun "Adek, Abang ada disini" -Bang Ochi "Jangan sakit, nanti Kaka khawatir" -Kak Nu "Adek, ayo k...